cfi-indonesia.id. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) dari Pusat Riset Konservasi dan Sumber Daya Laut dan Perairan Darat, Pusat Riset Ekonomi Sirkuler dan Pusat Riset Ekonomi Industri, Jasa dan Perdagangan dalam melakukan riset “Potensi Pemanfaatan Sumber Daya Laut (SDL) dan Perikanan Berkelanjutan di Kawasan Konservasi Pesisir Pulau Kei Kecil dan Perairan sekitarnya, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku”. Kegiatan ini difasilitasi melalui pendanaan hibah GEF 6 CFI Indonesia “The Ecosystem Approach To Fisheries Management (EAFM) In Eastern Indonesia (Fisheries Management Area (FMA) - 715,717 & 718) Components A, B, And D”, merupakan kerjasama antara KKP dengan WWF US GEF Agency. (08/2024).
Riset bersama BRIN Potensi Pemanfaatan SDL dan Perikanan Berkelanjutan di Kawasan Konservasi Pesisir Pulau Kei Kecil dan Perairan sekitarnya, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku difasilitasi melalui pendanaan hibah GEF 6 CFI Indonesia (08/2024).
Riset ini bertujuan untuk pengumpulan data potensi dan pemanfaatan Kawasan Konservasi Pulau Kecil di Kabupaten Maluku Tenggara. Identifikasi potensi kawasan konservasi ini perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa besar nilai potensi yang dimiliki oleh kawasan konservasi Kei Kecil agar dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan oleh masyarakat di sekitar kawasan konservasi, sehingga masyarakat dapat memahami bahwa keberadaan kawasan konservasi tidak akan mempengaruhi ekonomi mereka, dan bahkan sebaliknya Masyarakat bisa mendapatkan keuntungan apabila dikelola dengan baik dan benar.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Maluku Tenggara yang juga menjabat sebagai Pj. Sekretaris Daerah, Ir. Nicodemus Ubro, M.Si., menyambut baik kegiatan ini dan memberikan dukungan berupa ijin pelaksanaan riset dan staf yang membantu pelaksanaan kegiatan. "Kawasan Konservasi Kei Kecil sudah cukup lama ditetapkan sebagai kawasan konservasi, dan memiliki banyak potensi perikanan kelautan. Meskipun demikian pemanfaatannya belum optimal sehingga kegiatan riset ini diharapkan dapat lebih mengeksplorasi potensi yang ada sehingga lebih bermanfaat bagi masyarakat" Ungkap Niko.
Koordinasi Tim BRIN dengan Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara (Kepala Dinas Perikanan Ir. Nicodemus Ubro, M.Si.), Riset Potensi Pemanfaatan SDL dan Perikanan Berkelanjutan di Kawasan Konservasi Pesisir Pulau Kei Kecil dan Perairan sekitarnya, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku difasilitasi melalui pendanaan hibah GEF 6 CFI Indonesia (08/2024).
Kegiatan dilakukan dengan menggunakan pendekatan ekologi dan ekonomi, kedua aspek tersebut dikaji melalui survey lapangan untuk pengumpulan data secara langsung di lokasi kegiatan, analisis data yang sudah dihasilkan dan akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil kegiatan untuk didiskusikan bersama dengan pengelola kawasan melalui kegiatan Focus group discussion (FGD). Kegiatan survey lapang dilakukan melalui pengumpulan data perikanan tangkap berupa pengumpulan data hasil tangkapan nelayan dan eksperimen penangkapan yag dilakukan dengan bantuan nelayan tangkap setempat, survey laut untuk mengukur kondisi kualitas air (34 stasiun), kondisi terumbu karang (15 stasiun), dan lamun (6 stasiun) di dalam kawasan konservasi serta pengumpulan data potensi ekonomi kawasan konservasi yang dilakukan melalui wawancara dengan pelaku perikanan tangkap, budidaya dan wisatawan di sekitar kawasan konservasi. Pengumpulan informasi terkait jenis-jenis hewan langka dan dilindungi juga dilakukan melalui wawancara bersamaan dengan wawancara potensi ekonomi nelayan.
Dari pengamatan sementara di lapangan dapat diketahui bahwa masyarakat tetap memanfaatkan kawasan konservasi sebagai area penangkapan ikan, khususnya di beberapa lokasi pulau-pulau kecil sekitar Pulau 10, Pulau 5 dan dan Pulau 2. Beberapa jenis alat tangkap beroperasi untuk menangkap ikan-ikan karang seperti pancing dasar, jaring insang dasar, bubu dan panah. Selain itu, jaring insang atas, purse seine dan bagan juga beroperasi untuk menangkap ikan pelagis kecil. Jenis-jenis hasil tangkapan ikan dasar didominasi oleh kelompok ikan karang seperti ikan kerapu, kakap, lencam, kurisi dan jenggotan. Sedangkan untuk kelompok ikan pelagis yang banyak ditangkap adalah ikan kembung, ikan tongkol dan ikan teri. Selain itu juga ditemukan ikan terbang pada waktu-waktu tertentu dan ada juga penangkapan kepiting bakau di Desa Evu. Potensi budidaya laut yang berkembang adalah kegiatan budidaya rumput laut, kakap putih dan tiram mutiara.
Selain potensi perikanan tangkap dan budidaya, Kawasan konservasi Kei Kecil juga merupakan habitat bagi beberapa jenis biota langka dan dilindungi seperti penyu belimbing, penyu hijau, duyung dan kima raksasa.
Survey Terumbu Karang oleh TIm BRIN dalam rangka Riset Potensi Pemanfaatan SDL dan Perikanan Berkelanjutan di Kawasan Konservasi Pesisir Pulau Kei Kecil dan Perairan sekitarnya, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku difasilitasi melalui pendanaan hibah GEF 6 CFI Indonesia (08/2024).
Kondisi kualitas air di dalam kawasan konservasi secara umum menunjukkan kondisi yang normal dan baik, tutupan terumbu karang dibeberapa titik dalam kondisi yang masih bagus dan beragam, namun ditemukan juga beberapa area dengan kondisi terumbu karang yang rusak sehingga didominasi oleh rubble (pecahan karang).
Menurut keterangan sebagian besar nelayan di Pulau Kei, mereka masih bergantung pada kegiatan perikanan sebagai sumber pendapatan utama, namun beberapa diantaranya telah memiliki alternatif pendapatan melalui berkebun dan membuka warung.
Sektor pariwisata Pulau Kei juga menunjukkan potensi yang menjanjikan, terutama dengan adanya Pantai Ngurbloat di Desa Ngilngof, yang dikenal dengan pasirnya yang halus dan sebagai tempat migrasi burung pelikan. Pantai yang dikelola secara mandiri oleh masyarakat setempat ini, telah memberikan dampak positif terhadap perekonomian lokal. “Pengelolaan pantai secara mandiri telah membawa manfaat ekonomi yang signifikan bagi komunitas desa” Ungkap Diana Victoria Ohoitimur, salah satu pengelola Pantai Ngurbloat.
Pantai Ngurbloat, atau Pasir Panjang, yang terletak di Desa Ngilngof, merupakan salah satu tujuan wisata paling populer di Kabupaten Maluku Tenggara. Pengelolaan pantai ini sepenuhnya dilakukan oleh pemerintah desa dengan tenaga kerja dari masyarakat setempat telah memberikan dampak positif pada ekonomi lokal dan mendukung pelestarian lingkungan. Model pengelolaan ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan. Harapannya, model pengelolaan ini dapat diadaptasi dan diterapkan di kawasan potensial lain di Pulau Kei dan Maluku Tenggara.
Data yang diperoleh oleh Tim BRIN dari hasil survey lapangan akan dianalisis terlebih dahulu agar dapat menggambarkan kondisi yang sesungguhnya dan hasilnya akan disampaikan ke para pihak pengelola, untuk digunakan sebagai acuan dalam pengelolaan kawasan konservasi berkelanjutan.
0 COMMENTS