728 x 90

PEREMPUAN PESISIR KOTA AMBON MENANGKAP PELUANG BISNIS BATIK ECOPRINT TETAP MEMULIAKAN LINGKUNGAN DAN KELESTARIAN ALAM

GEF 6 CFI Indonesia kembali gelar kegiatan peningkatan kapasitas dan pemberdayaan perempuan pesisir di Maluku melalui pelatihan pembuatan batik ecoprint. Kali ini pelatihan dalam rangka pengembangan mata pencaharian alternatif tersebut dilaksanakan di Kota Ambon melibatkan kelompok kelompok dari Negeri Laha, Tawiri dan Batumerah.  Sebelumnya kegiatan yang sama telah dilaksanakan di beberapa Kabupaten di Teluk Wondama, Biak, dan Maluku Tenggara sejak tahun 2023 lalu.

Peluang bisnis batik ecoprint kini semakin terbuka lebar. Apalagi jenis batik yang satu ini sedang populer dan mampu menarik minat masyarakat masa kini. Perubahan gaya hidup ramah lingkungan semakin mendunia dengan Kampanye eco friendly terus bergaung. Tidak terkecuali di Indonesia, batik ecoprint kini berkembang sebagai trend fashion yang ramah lingkungan. Meski tergolong tidak mudah dalam proses pembuatannya, namun mampu memberikan tampilan berbeda dari kain batik pada umumnya. Peluang ini ditangkap oleh Project GEF 6 CFI Indonesia dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarga nelayan dan masyarakat pesisir lainnya termasuk di Kota Ambon.

Ecoprint merupakan teknik memberi pola pada bahan atau kain menggunakan bahan alami seperti daun, bunga, batang, atau bagian tumbuhan lain yang menghasilkan pigmen warna. Kain jenis ini memang dapat dibuat menjadi beberapa item fashion seperti kemeja, kebaya, blouse, syal/scarf, hijab, hingga tas atau dompet sekalipun.

Pelatihan pembuatan batik Ecoprint di Kota Ambon di fasilitasi GEF 6 CFI Indonesia “The Ecosystem Approach To Fisheries Management (EAFM) In Eastern Indonesia (Fisheries Management Area (FMA) - 715,717 & 718)”, berlangsung selama tiga hari terhitung dari tanggal 14-16 Agustus 2024 di Negeri Laha Kota Ambon. Pelatihan ini melibatkan 30 peserta dari Negeri Laha, Tawiri dan Batumerah.

Pelatihan betik ecoprint menggunakan instruktur sekaligus praktisi, Zie batik dari Semarang.  Digawangi oleh Marheno Jayanto dan Sasi pemilik Zie Batik memperkanal pemahaman tentang ecoprint, bahan yang digunakan dan teknis produksinya. Mereka melatih kelompok istri nelayan dan perempuan pesisir binaan project GEF 6 CFI Indonesia memproduksi batik ecoprint.

Menurut Sasi,  ecoprint merupakan semi pengelolaan kain dengan memindahkan corak dan warna dari sumber kekayaan alam seperti daun, bunga, ranting, batang dan pewarna alami lainnya ke permukaan media (kain, kertas maupun kulit). Kain yang digunakan dalam pembuatan ecoprint ini harus kain dari bahan alami (katun, sutera, wol, linen, rayon, dobby, dll). Selanjutnya terdapat 2 (dua) teknik dasar ecoprint yang dilakukan yaitu Teknik Pounding (dengan cara dipukul) dan Teknik Steam (dengan cara dikukus).

Satu teknik tambahan juga diberikan susulan bagi yang sudah mahir yakni teknik shibori yakni teknik pewarnaan dengan cara diikat dan dicelup dalam larutan pewarna. Dalam pembuatan shibori bahan yang digunakan adalah kain putih katun, glossy, dan pewarna kain.

Kepala Pemerintahan Negeri Laha, M Yasir Mewar mengapresiasi dan menyambut baik terselengaranya kegiatan pelatihan batik ecoprint di desanya. Menurut Yasir kegiatan ini menjadi peluang besar bagi kelompok perempuan di desa untuk menambah pendapatan rumah tangganya,  karena bahan - baku pewarna berupa tanaman mangrove maupun tumbuhan lokal lainnya tersedia di desanya dan mudah dipraktekan. Ia akan mendukung dan mendorong kelompoknya mengembangkan produk batik tersebut hingga berhasil dipasarkan di Kota Ambon. “Kegiatan ini akan berlangsung secara kontinyu untuk dikembangkan sehingga produksi dari kain batik tersebut dapat dipasarkan di Kota Ambon secara khusus dan Indonesia pada umumnya,” ungkap Yasir.

Pada kesempatan yang sama, Dr. Adipati Rahmat Gumelar, Manager Project GEF 6 CFI Indonesia menyampaikan kegiatan pelatihan batik ecoprint merupakan kelanjutan dari kegiatan pengembangan mata pencaharian alternatif tahun lalu yang melibatkan kelompok pengolah hasil perikanan dari Desa Laha. “Kegiatan batik ecoprint ini merupakan salah satu bentuk strategi menciptakan mata pencaharian alternatif sekaligus peningkatan pendapatan apabila pada musim tertentu para nelayan tidak bisa melaut.  Melalui pelatihan ini kaum perempuan bisa memiliki income sendiri tidak bergantung kepada suaminya” ungkap Adipati saat memberi pengantar kegiatan pelatihan batik ecoprint di Negeri Laha Kota Ambon. (14/08/2024).

Adipati juga memaparkan produk ecoprint memiliki prosfek bisnis yang menjanjikan. Jika dibandingkan dengan teori produk olahan perikanan lainnya maka harga jual dari kain batik jauh lebih tinggi dari pada harga produk- produk olahan lainnya dan daya saingnya sangat tinggi karena sejauh ini produk tersebut tidak kalah saing di pasaran. Pada beberapa kesempatan pameran tingkat regional hingga internasional yang di ikuti GEF 6 CFI Indonesia mempromosikan produk batik ecoprint buatan kelompok dari Kabupaten Maluku Tenggara, Teluk Wondama dan Biak mendapat apresiasi dari pengunjung (terjual dengan harga 250.000-400.000/pcs).

Project GEF 6 CFI Indonesia mendorong pengelolaan perikanan berbasis ekosistem, sehingga penting menjaga ekosistem laut termasuk melestarikan tanaman mangrove. Adipati menjelaskan lewat batik ecoprint diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang manfaat tanaman mangrove akan mendorong upaya pelestarian. ”Selain itu, sebagai project pemberdayaan masyarakat sendiri dan pengelolaan lingkungan itu memastikan harus ramah lingkungan sehingga bahan baku yang digunakan itu warnanya menggambarkan lingkungan dari buah mangrove, ada nilai dari tanaman mangrove bisa digunakan sebagai pewarna alami dan benar-benar ramah lingkungan” terangnya.

Nursin Mewar salah satu peserta pelatihan batik ecoprint dari Desa Laha menyampaikan apresiasi dan terima kasih. Menurutnya GEF 6 CFI Indonesia dengan pelatihan batik ecoprintnya membawa harapan baru bagi Perempuan Desa Laha.  Baginya batik ecoprint menjadi peluang bisnis baru yang akan dikembangkan di desanya.  “Batik ecoprint akan terus kami kembangkan karena memiliki prosfek yang baik dan kebetulan desa Laha ditetapkan sebagai salah satu desa wisata di Kota Ambon” ungkap Nursin.

Peluang bisnis batik ecoprint semakin terbuka lebar. Tidak mustahil bagi istri nelayan dan perempuan pesisir di Kota Ambon menjadikan batik ecoprint sebagai bisnis baru. Dukungan GEF 6 CFI Indonesia akan berlanjut, fasilitasi HAKI, pelatihan lanjutan, dan perluasan jejaring pasar. Sebagai salah satu Project Pemberdayaan GEF 6 CFI Indonesia akan mendorong kelompok binaanya mendapat manfaat ekonomi (tambahan penghasilan) dari inisiasi pelatihan batik ecoprint.  Cara ini juga sebagai upaya memuliakan lingkungan dan kelestarian alamnya.

0 COMMENTS

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

0 Comments