728 x 90

CFI INDONESIA : PENDATAAN DAN KAJIAN BIOEKOLOGI POPULASI HIU PAUS DI KAIMANA

Hiu paus (Rhincodon typus) bagi masyarakat Papua juga dikenal dengan nama Fir’umbo merupakan salah satu satwa liar yang sering muncul di kawasan perairan Teluk Triton dan merupakan obyek daya tarik wisata di Kabupaten Kaimana yang paling diminati oleh wisatawan saat ini. Kharakteristik pergerakan individu ikan hiu paus yang lambat dan bersahabat terhadap penyelam telah menjadikan hiu paus sebagai salah satu obyek yang menarik dan dapat menimbulkan daya tarik tersendiri bagi para penyelam dan penikmat wisata bawah laut lainnya.

Perairan Teluk Triton Kabupaten Kaimana merupakan tempat hiu paus banyak terlihat, kemunculan hiu paus berhubungan dengan banyaknya bagan nelayan di wilayah tersebut.

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui pendanaan hibah CFI Indonesia mendorong upaya kajian Hiu Paus dengan memfasilitas Dinas Perikanan gelar Forum Grup Discusion. Kegiatan  ini bertujuan untuk mengkaji Bioekologi Hiu Paus Teluk Triton dan Struktur Habitat Pelagis di WPP 715, pendataanya, persepsi masyarakat lokal dan wisatawan tentang pengembangan ekowisata hiu paus dan perumusan strategi pengembangan ekowisata hiu paus di perairan Teluk Triton.

Kegiatan FGD yang digelar akhir tahun 2024 lau tersebut menunjukkan bahwa umumnya hiu paus muncul ke permukaan laut di wilayah perairan yang banyak terdapat bagan nelayan yang banyak ikan di dalam jaringnya, dengan kondisi fisik lingkungan masing-masing suhu permukaan 28-310C, salinitas 33-34% dan kecerahan laut 7-12 m.

Jumlah total kemunculan hiu paus 30 kali dan teridentifikasi sebanyak 15 individu, semuanya jantan, berukuran panjang tubuh 3 6 m kategori berumur muda (belum dewasa), umumnya tidak memiliki luka. Hiu paus mencari makan dan muncul ke permukaan laut di dekat bagan pada pagi hingga siang hari dengan durasi waktu 15-30 menit.

Masyarakat lokal umumnya memberikan tanggapan positif tentang pengembangan ekowisata hiu paus. Umumnya wisatawan, dimana 80% adalah wisatawan mancanegara. Juga memberikan persepsi bahwa wisata atraksi hiu paus di perairan Teluk Triton termasuk menarik sampai sangat menarik, meskipun masih ada beberapa aspek pengelolaan wisata yang perlu ditingkatkan, seperti ketersediaan pelayanan informasi, pemandu wisata, dan tingkat kenyamanan. Strategi pengembangan yang penting dilakukan, antara lain peningkatan kapasitas sumberdaya manusia, penyediaan infrastruktur pendukung wisata, koordinasi dan sinergitas dengan stakeholders, dan peningkatan kesadaran masyarakat serta pengembangan atraksi wisata budaya sebagai pendukung.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kaimana, Donald R. Wakum, kembali menggaungkan pentingnya menjaga kebersihan laut saat menhadiri FGD pendataan Hiu Paus. Seluruh lapisan masyarakat diminta untuk bersinergi mengatasi mengatasi masalah sampah plastik yang mengancam kelestarian hiu paus.

“Kita harus menjaga laut, karena dari laut, kita memperoleh kehidupan dan berkat, karena sebagian besar masyarakat Kaimana mencari nafkah di laut melalui penangkapan dan penjualan ikan,” ucap Donald R. Wakum Sekda Kabupaten Kaimana.

Keberadaan hiu paus di perairan Kaimana terancam oleh masalah sampah laut. Melihat kondisi ini, Sekda Kaimana mengimbau seluruh masyarakat untuk tidak lagi membuang sampah sembarangan, terutama ke laut.

Ancaman kerusakan ekosistem laut semakin besar, tak bisa dicegah lagi Jika masyarakat terus membuang sampah di laut. Biota laut menjadi korban pertama yang merasakan dampak buruknya. Mikroplastik yang masuk ke tubuh biota laut, akan merobek usus dan merusak pencernaan. Selain mengancam hiu paus, sampah laut juga merusak ekosistem laut secara keseluruhan. Sampah plastik yang mengendap di dasar laut dapat merusak terumbu karang, habitat penting bagi berbagai biota laut termasuk hiu paus.

“Saya mengajak kita semua berkomitmen untuk menjaga laut, karena sampah plastik hingga saat ini menjadi persoalan serius yang perlu untuk disikapi, bagi kelangsungan hidup anak cucu kita,” tuturnya

0 COMMENTS

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

0 Comments