cfi-indonesia.id. Montevideo, Uruguay – International Water Conference ke-10 (IWC10) sukses diselenggarakan dengan rangkaian acara dimulai pada 21-22 September 2024 di Montevideo untuk sesi pre-konferensi, yang diikuti oleh project manager dari proyek-proyek luar negeri, para ahli dan pemangku kepentingan global guna membahas isu-isu awal terkait pengelolaan air. Konferensi utama dilanjutkan pada 23-26 September 2024 di Punta del Este, menghadirkan diskusi mendalam mengenai inovasi dalam pengelolaan sumber daya air, perubahan iklim, serta keberlanjutan. Acara ini menarik perhatian lebih dari 300 peserta dari berbagai negara, memperkuat kerja sama global dalam menghadapi krisis air global.
Sebanyak 300 lebih peserta dari 80 negara menghadiri nternational Water Conference ke-10 (IWC10) di Montevideo-Uruguay (21-22/09/2024)
Indonesia melalui Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) pelaksana Coastal Fisheries Initiative (CFI) Indonesia dengan bangga berpartisipasi hadir pada acara tersebut yang diwakili oleh Direktorat Pengelolaan Sumberdaya Ikan KKP juga Technical Coordinator CFI Indonesia Dr. Yayan Hernuryadin, Project Manager Dr. Adipati Rahmat Gumelar, Safeguard & Gender Specialist Faridatun Amalia Hasanah, MP, serta Perwakilan dari Biro Hubungan Kerjasama Luar Negeri KKP Siti Hamdiyah. Partisipasi tim CFI Indonesia dalam pertemuan ini mempertegas komitmennya mempromosikan Perikanan Berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat pesisir, serta berkontribusi aktif dalam diskusi global tentang pengelolaan sumber daya air dan laut yang berkelanjutan. Kehadiran ini juga membuka peluang kerja sama lintas negara dalam mengembangkan solusi inovatif bagi tantangan lingkungan global.
“Pertemuan IWC10 merupakan kesempatan bagi kita untuk sharing dan learning terhadap proyek-proyek dibawah GEF. Coastal fisheries initiative Indonesia juga mengambil bagian dalam sesi sustainable fisheries. dalam kesempatan ini kami mempromosikan best parctice kita yaitu Sasi dan juga batik ecoprint produk dari kelompok binaan Proyek GEF 6 CFI Indonesia” Ujar Yayan.
Yayan menambahkan selain mempromosikan capaian proyek GEF 6 CFI Indonesia, pada kesempatan tersebut tim belajar dari berbagai proyek lain dari seluruh peserta berbagai negara. Banyak pembelajaran terbaik dari proyek lainnya dan kemungkinan dapat diterapkan di Indonesia.
Delegasi Indonesia berfoto bersama (CFI Indonesia, ATSEA, Reef Check) bersama 300 lebih peserta dari 80 negara menghadiri nternational Water Conference ke-10 (IWC10) di Montevideo-Uruguay (21-22/09/2024)
Sebagai bagian dari rangkaian acara tersebut, CFI Indonesia turut berkontribusi dengan menyelenggarakan workshop bertajuk “Sustainable Fisheries for Sustainable Livelihoods: Approaches and Tools” yang disampaikan oleh Fatou Sock (FAO-HQ). Virna Cedeno (Concepto Azul, Ecuador), Dr. Yayan Hernuryadin (CFI Indonesia), Nicolas Gutierrez (FAO-HQ), yang dimoderatori oleh Dr. Adipati Rahmat (CFI Indonesia). Workshop ini menyoroti bagaimana pengelolaan perikanan yang berkelanjutan dapat mendukung penghidupan masyarakat pesisir dan menjaga kelestarian ekosistem laut.
Sorotan dari Workshop CFI Indonesi meliputi Pendekatan Komunitas dalam Pengelolaan Sumber Daya Laut. Workshop ini menekankan pentingnya melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaan perikanan yang berkelanjutan. CFI Indonesia berbagi pengalaman tentang bagaimana pemberdayaan masyarakat pesisir dapat meningkatkan tanggung jawab pengelolaan sumber daya laut dan meningkatkan kesejahteraan mereka.
Pada kesempatan yang sama peserta workshop diperkenalkan dengan berbagai teknologi dan alat baru yang dapat membantu meningkatkan praktik pengelolaan perikanan. Di antaranya adalah teknologi pemantauan berbasis indikator kinerja yang mencakup aspek ekologis, sosial, ekonomi, dan tata kelola perikanan dan sistem pengelolaan kawasan konservasi laut, yang telah terbukti efektif dalam menjaga keberlanjutan ekosistem laut dan stok ikan.
CFI Indonesia juga membahas model bisnis berkelanjutan dengan sasi label yang mampu memberikan keuntungan ekonomi bagi masyarakat pesisir tanpa merusak lingkungan. Pendekatan ini menggabungkan praktik perikanan yang bertanggung jawab dengan peluang ekonomi yang berkelanjutan, memberikan manfaat jangka panjang bagi komunitas pesisir.
Penhujung pertemuan global tersebut ditandai dengan Deklarasi Montevideo. Para peserta sepakat untuk memperkuat komitmen global dalam pengelolaan air dan sumber daya alam yang berkelanjutan dengan menekankan pentingnya kolaborasi lintas negara serta inovasi teknologi dalam menghadapi tantangan air di masa depan.
Selain itu, sejumlah kemitraan baru terbentuk selama konferensi ini, terutama di bidang pengelolaan perikanan berkelanjutan dan konservasi ekosistem laut. Coastal Fisheries Initiative Indonesia berperan aktif dalam membangun jembatan kerja sama di antara negara-negara peserta.
Konferensi Air Internasional ke-10 di Montevideo telah menciptakan momentum global dalam upaya memperkuat pengelolaan air yang berkelanjutan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir melalui pendekatan inovatif dan kolaboratif. Konferensi ini tidak hanya memperkuat komitmen internasional terhadap ketahanan air, tetapi juga menunjukkan bagaimana perikanan berkelanjutan dapat berkontribusi terhadap penghidupan berkelanjutan dan pelestarian lingkungan. Selanjutnya Konferensi Air Internasional ke-11 tahun 2026 akan dilaksanakan di salah satu negara di Asia Pasifik.
0 COMMENTS