cfi-indonesia.id. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kembali menggelar Annual Reflection Meeting (ARM) 2024 dan Penyusunan Annual Work Plan and Budget (AWPB) 2025 program hibah GEF 6 CFI Indonesia “The Ecosystem Approach to Fisheries Management In Eastern Indonesia Fisheries Management Area 715, 717 & 718) Components A, B, and D”. Program tersebut merupakan kerjasama antara WWF GEF Agency selaku pemberi Hibah dengan Direktorat Pengelolaan Sumberdaya Ikan (PSDI), Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT), selaku executing agency yang berlangsung sejak 23 Desember 2019 hingga 31 Desember 2026.
KKP mengapresiasi kerja sama pengelolaan perikanan berkelanjutan yang dijalin bersama WWF GEF Agency, khususnya untuk pelaksanaan kebijakan Penangkapan Ikan Terukur (PIT). Lotharia Latif selaku Dirjen Perikanan Tangkap KKP menegaskan arah program ini sejalan dengan Blue Economy sebagai program prioritas KKP. Utamanya Penangkapan Ikan Terukur (PIT), bertujuan untuk mengelola sumber daya perikanan secara berkelanjutan dengan membatasi jumlah ikan yang ditangkap, menjaga kelestarian ekosistem laut, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat perikanan.
Dirjen Perikanan Tangkap KKP Lotharia Latif menyampaikan sambutan sekaligus membuka kegiatan Annual Reflection Meeting (ARM) 2024 dan Penyusunan Annual Work Plan and Budget (AWPB) 2025 program hibah GEF 6 CFI Indonesia, Jakarta (10/12/2024)
Menurutnya kegiatan yang dilaksanakan melalui CFI Indonesia sangat penting dan strategis, karena program ini memberikan nilai tambah dan langsung dirasakan oleh masyarakat. “Kegiatan ini bagus karena mampu memberdayakan masyarakat, meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan nelayan kita, dan ini selaras dengan kebijakan dari Presiden Prabowo” ungkap Latif saat membuka kegiatan ARM 2024 dan Penyusunan AWPB 2025 GEF 6 CFI Indonesia, Kamis (12/12).
Ia berharap CFI Indonesia tetap mendukung kebijakan Kementerian KP dalam penyusunan AWPB 2025 dan ikut menyesuaikan dengan kebijakan Presiden Prabowo, baik pemberdayaan nelayan juga program peningkatan gizi melalui makan ikan.
Direktur PSDI DJPT KKP sekaligus NPC CFI Indonesia Ridwan Mulyana menyampaikan Progress CFI Indonesia 2024 sekaligus laporan penyelenggaraan kegiatan ARM 2024 dan Penyusunan AWPB 2025 program hibah GEF 6 CFI Indonesia, Jakarta (10/12/2024)
Ridwan Mulyana selaku Direktur PSDI sekaligus NPC CFI Indonesia menyampaikan sepanjang Tahun 2024, CFI Indonesia memfasilitasi realisasi 88 kegiatan dengan senilai 27 Miliar rupiah. “Dari aspek kebijakan nasional, kami memfasilitasi review kebijakan nasional Rencana Pengelolaan Perikanan WPP 715 dan 717 dan usulan penggunaan Dana Bagi Hasil yang berasal dari PNBP SDA Perikanan yang mana usulan tersebut telah disampaikan kepada Kementerian Keuangan. Dari aspek penguatan data kuota stok ikan, kami memfasilitasi pendataan ikan pelagis, demersal, ikan karang, kepiting bakau, hiu paus, dan penyu belimbing, melalui kerjasama dengan BRIN dan Universitas di Indonesia Timur, diafirmasi oleh KOMNASKAJISKAN, dan datanya diselaraskan dengan sistem informasi PUSDATIN” Papar Ridwan saat melaporkan capaian CFI Indonesia.
Ia juga menambahkan berbagai kegiatan KKP lainnya yang juga turut difasilitasi lewat CFI Indonesia terkait peningkatan kapasitas aparatur, dengan memfasilitasi sejumlah total 200 orang dalam bidang pengolah data, observer, petugas pendata PNBP perikanan tangkap, petugas kesyahbandaran, petugas pengawas perikanan, dan pelatihan EAFM untuk tingkat perencana. Juga untuk nelayan kecil, memfasilitasi 50 unit VMS untuk mendukung Modelling PIT dan memfasilitasi kapasitas keterampilan nelayan, penerbitan EBKP, Gerai Kelaikan Kapal, dan BST anak nelayan. “Total penerima manfaat selama tahun 2024 sebanyak 940 nelayan kecil’ urai Ridwan.
Tenaga Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Pemberdayaan Nelayan dan Awak Kapal Perikanan Muhammad Abdi Suhufan menyampaikan arahan terkait Penyusunan AWPB 2025 CFI Indonesia sinergi dengan program Blue Economy KKP
Muhammad Abdi Suhufan, S.T Tenaga Ahli Menteri KP Bidang Pemberdayaan Nelayan dan Awak Kapal Perikanan ikut mengapresiasi CFI Indonesia yang telah berkontribusi terhadap program Blue Economy KKP. Ia mendorong keberlanjutan proyek dengan menekankan pentingnya refleksi praktek-praktek terbaik dari CFI Indonesia. “Saya berharap terhadap konsep keberlanjutan proyek ini, bukan pada pendanaannya tapi pada konsepnya terutama adopsi terhadap praktek-praktek terbaik dari proyek CFI Indonesia”.
Menurutnya CFI ini memiliki keterbatasan waktu, sebelum proyeknya berakhir, praktek-praktek terbaik CFI dapat di replikasi kan sehingga semangat dan ide-ide terbaiknya tetap berkelanjutan. Dapat menjadi acuan bagi pemerintah daerah untuk melanjutkan praktek-praktek terbaik tersebut.
“Dampak dan perubahan yang baik ini dapat diambil alih oleh pemerintah daerah, Kita perlu banyak ngobrol dengan Bappeda, DPRD dan Bupati terpilih, agar nantinya semua hal yang baik di proyek ini bisa menginspirasi mereka saat perencanaan, pelaksanaan hingga monitoring dan evaluasi” tutur Abdi.
Terkait replikasi dan keberlanjutan project, CFI Indonesia telah menyiapkan sejumlah rencana exit strategy, salah satu diantaranya memperkuat peran para Champion. Adipati Rahmat selaku Project Manager menekankan pada tahun ini akan meningkatkan peran Champion menjadi bagian dari CFI Indonesia untuk menyebarluaskan program dan ikut merefleksikan praktek-praktek terbaik ke daerah dan komunitas lainnya.
Technical Coordinator CFI Indonesia Yayan Hernuryadin menyampaikan pengantar kegiatan penyusunan AWBP 2025 CFI Indonesia, Jakarta (11/12/2024)
Yayan Hernuryadin selaku Technical Coordinator ikut menyampaikan hasil capaian 2024 dan rencana AWBP 2025 CFI Indonesia. Menurutnya selain penguatan kapasitas nelayan kecil, CFI Indonesia juga fokus pada kegiatan pemberdayaan wanita nelayan dengan menciptakan Sasi Label, sebuah sistem bisnis hulu hilir, berbagai produk olahan ikan dihasilkan, kemudian dilakukan proses branding, disertifikasi BPOM, Label Halal MUI, dan di MoU kan dengan pasar swalayan. Produk makanan olahan ini juga sudah diakomodir berbagai Pemerintah Daerah Maluku dan Papua, sebagai solusi mengurangi angka stunting.
“Tidak lupa juga kami mendorong produksi kerajinan batik ecoprint tampil pada pameran nasional dan internasional, mengisi booth di bandara Pattimura, dan mendapat penghargaan dari Kementerian Pariwisata, total penerima manfaat sejumlah 420 wanita nelayan” urai Yayan.
Yayan menyampaikan rencana AWPB Tahun 2025 CFI Indonesia memproyeksikan 80 kegiatan dengan total anggaran 25 Milyar rupiah. Selain prioritaskan kegiatan sesuai output-outcome project, juga dukungan kegiatan CFI Indonesia bagi Blue Economy sesuai roadmap PIT 2025-2029.
Kegiatan ARM 2024 dan Penyusunan AWPB 2025 CFI Indonesia di ikuti lebih dari 70 peserta mitra strategis dan anggota kelompok Champion CFI Indonesia dari 6 Kabupaten/Kota, Jakarta (10-13/12/2024)
Pada kesempatan yang sama para champion ikut mempresentasikan hasil kerja nyatanya. Hasilnya menunjukan peningkatan signifikan, penjualan rerata tahun 2024 mencapai lebih dari 10 juta rupiah, tertinggi dari Kelompok Desa Watkidat Kabupaten Maluku Tenggara 23 juta rupiah. Selain itu kelompok Mahina Laha ikut berperan menyukseskan Desa Laha Kota Ambon meraih juara nasional ketiga dalam kategori Desa Berkembang Anugerah Desa Wisata Indonesia melalui peran produksi batik ecoprint nya. “Rencananya kami akan bermitra dengan Pemerintah dan Pengelola Desa Wisata Negeri Laha untuk membuat paket wisata ecoprint, promosi dan penjualan digitalisasi, serta penanaman bibit bahan baku ecoprint” ungkap Shinta salah satu Champion CFI Indonesia saat presentasi hasil kelompoknya.
Jumlah peserta yang ikut hadir pada pertemuan tahunan selama tiga hari tersebut (10-13 Desember 2024) mencapai lebih dari 70 orang yang berasal dari lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan, DKP Provinsi dan Kabupaten, Pelabuhan Perikanan Nusantara, Perguruan Tinggi, BRIN, hingga wakil masyarakat pesisir/kelompok binaan CFI Indonesia (Champion) dari Kampung Percontohan dari 6 Kabupaten/Kota.
0 COMMENTS