cfi-indonesia.id. CFI Indonesia terus mendorong dan memfasilitasi kegiatan diversifikasi produk pangan perikanan dan non pangan yang dilaksanakan dibeberapa site project. Diversifikasi produk pangan kali ini fokus pada mengembangkan produk unggulan serta upaya percepatan terbit ijin dan sertifikasi pemasaran seperti PIRT, Halal MUI dan BPPOM. Pada Tahun 2024, Pelatihan diversifikasi dan sertifikasi produk pangan dilakansakan di Kabupaten Kaimana, Teluk Wondama, Maluku Tenggara dan Kota Ambon. Adapun produk non pangan yang dikembangkan adalah batik ecoprint sebagai alternatif peningkatan pendapatan rumah tangga nelayan. Kegiatan mencetak batik ramah lingkungan dengan memanfaatkan bahan-bahan pewarna alami yang ada di wilayah pesisir dilaksanakan di Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tenggara, Seram Bagian Timur dan Kaimana.
Kegiatan pelatihan diversifikasi pengolahan produk hasil perikanan di Kabupaten Kaimana menghadirkan 40 Wanita Nelayan
Kegiatan pelatihan di Kabupaten Kaimana menghadirkan 40 orang perwakilan wanita nelayan dari empat kampung yakni Kampung Namatota, Lakahia dan Kaimana, serta Kampung Coa dihadiri 10 kelompok. Mereka dilatih mengolah produk emplang, abon, sambal cakalang dan bakso. Sedangkan di Maluku Tenggara 60 orang pesertanya dilatih mengolah stick rumput laut, sambal rumput laut, hand sanitizer, nugget rumput laut, pilus rumput laut dan rumput laut krispi.
“Agar kegiatan ini dapat membantu masyarakat Maluku Tenggara, khususnya pada Kecamatan Hoat Sorbay dalam membangun kesadaran masyarakat akan potensi rumput laut yang sangat besar. Rumput laut dapat dikelola secara berkelanjutan dan mendukung kehidupan masyarakat pesisir di Maluku Tenggara. Ungkap Nicodemus Ubro Sekretaris Daerah Maluku Tenggara saat membuka acara.
“Kalau biasanya ikan hasil tangkapan langsung dijual, mungkin melalui kegiatan ini ibu-ibu bisa belajar bagaimana mengolahnya dengan cara lain hingga menghasilkan produk makanan jadi,” ungkap Ika Damayanti, S.St.Pi,M.M Sekretaris Dinas Perikanan Kaimana ini.
Sertifikasi Produk Olahan
Bersama PPN Ambon gelar kegiatan Bimtek sertifikasi dan pemasaran hasil diversifikasi produk olahan perikanan kepada 50 orang calon pelaku usaha wanita nelayan di Kota Ambon yang telah dilatih ketrampilannya pada bimtek sebelumnya. Pada kegiatan ini juga diserahkan piagam pengukuhan kelompok pengolah dan pemasar (Poklahsar) Mina Terampil PPN Ambon dalam rangka mengembangkan kemampuannya lebih lanjut dan sebagai syarat untuk mengikuti penilaian kelompok Kelas Pemula.
Kegiatan sertifikasi produk juga ikut dilaksanakan oleh Universitas Padjadjaran (UNPAD) dalam rangkaian pelatihan pemberdayaan masyarakat pesisir di Kampung Aisandami, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat. Pelatihan Peningkatan Kelembagaan dan Sosial Ekonomi dalam Pengembangan Ekosistem Pesisir Terpadu sebagai Mata Pencaharian Alternatif bagi Masyarakat Pesisir difasilitasi melibatkan 45 peserta dari Kampung Aisandami dan Menarbu.
Hingga saat ini tercatat lima sertifikasi produk olahan perikanan (PIRT) telah terbit dari berbagai produk olahan kelompok binaan CFI Indonesia. Juga telah terbit satu Sertifikasi Kelayakan Pengolahan (SKP) Kelompok Mina Trampil Kota Ambon binaan CFI Indonesia.
Batik Ecoprint
Ecoprint merupakan teknik memberi pola pada bahan atau kain menggunakan bahan alami seperti daun, bunga, batang, atau bagian tumbuhan lain yang menghasilkan pigmen warna. Kain jenis ini memang dapat dibuat menjadi beberapa item fashion seperti kemeja, kebaya, blouse, syal/scarf, hijab, hingga tas atau dompet sekalipun.
Hasil produksi batik ecoprint Wanita Nelayan binaan CFI Indonesia
Pelatihan betik ecoprint menggunakan instruktur sekaligus praktisi, Zie batik dari Semarang. Digawangi oleh Marheno Jayanto dan Sasi pemilik Zie Batik memperkanal pemahaman tentang ecoprint, bahan yang digunakan dan teknis produksinya. Mereka melatih kelompok istri nelayan dan perempuan pesisir binaan project GEF 6 CFI Indonesia memproduksi batik ecoprint.
Menurut Sasi, ecoprint merupakan semi pengelolaan kain dengan memindahkan corak dan warna dari sumber kekayaan alam seperti daun, bunga, ranting, batang dan pewarna alami lainnya ke permukaan media (kain, kertas maupun kulit). Kain yang digunakan dalam pembuatan ecoprint ini harus kain dari bahan alami (katun, sutera, wol, linen, rayon, dobby, dll). Selanjutnya terdapat 2 (dua) teknik dasar ecoprint yang dilakukan yaitu Teknik Pounding (dengan cara dipukul) dan Teknik Steam (dengan cara dikukus).
Satu teknik tambahan juga diberikan susulan bagi yang sudah mahir yakni teknik shibori shibory, jumputan atau shiboryzhome yakni teknik pewarnaan dengan cara diikat dan dicelup dalam larutan pewarna. Dalam pembuatan shibori bahan yang digunakan adalah kain putih katun, glossy, dan pewarna kain.
Kegiatan perlatihan ini mendapat apresiasi dari pimpian daerah setempat. Plt Sekretaris Daerah Maluku Tenggara Nicodemus Ubro, sangat bersemangat mendorong peserta agar mampu memanfaatkan peluang ini, selain meningkatkan pendapatan, juga menciptakan ikon baru oleh-oleh khas daerah lewat batik ecoprint.
“Kegiatan ini memiliki peran yang sangat penting dalam upaya peningkatan kapasitas dan kapabilitas ketrampilan usaha yang ada di Kabupaten Tenggara serta perluasan lapangan kerja bagi perempuan pesisir” ungkap Nico.
Plt Bupati Maluku Tenggara Jaswono juga mengapresiasi kegiatan GEF 6 CFI Indonesia ini. Ia akan mendorong agar produk ecoprint tersebut dapat digunakan sebagai seragam bersama baik di lingkup pemerintahan kabupaten dan seragam sekolah.
Pjs. Bupati Kabupaten Seram Bagian Timur, Dr. Jalaludin Salampessy, M.Si. sangat mengapresiasi kegiatan pelatihan ini. “Kegiatan ini memberikan berbagai manfaat, pengalaman dan pembelajaran yang berharga. Besar harapan saya semoga ke depannya para peserta dapat menciptakan produk ecoprint menjadi icon ole-ole khas SBT dan menjadi batik khas daerah untuk ASN dilingkup Pemerintah Daerah Kabupaten Seram Bagian Timur. Selain memberikan nilai ekonomi yang tinggi karena kompleksitas motif dan prosesnya, ecoprint juga memberikan dampak positif pada lingkungan” Ungkap Salampessy.
Berbagai produk yang telah dihasilkan diantaranya bahan kain batik untuk kebutuhan kemeja, kebaya, blouse, produk syal/scarf, hijab, tote bag, hingga tumbler motif batik ecoprint. Produk tersebut diterima sangat baik oleh berbagai pihak termasuk Negera-negara dan organisasi yang tergabung di Global CFI, telah dipamerkan pada beberapa kesempatan, juga saat ini telah dipasarkan di booth strategis seperti di Bandara Udara Pattimura.
0 COMMENTS