728 x 90

TINGKATKAN KETERAMPILAN NELAYAN, BBPI SEMARANG DAN CFI INDONESIA GELAR PELATIHAN TEKNOLOGI PERIKANAN DI RAJA AMPAT

cfi-indonesia.id - Sebanyak 35 nelayan di Kabupaten Raja Ampat mengikuti kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) yang difokuskan pada perbaikan mesin kapal perikanan, perakitan alat tangkap jaring, serta penggunaan GPS dan fish finder sebagai upaya peningkatan kapasitas dan keterampilan. Kegiatan ini digelar selama empat hari, mulai 22 hingga 25 April 2025, di Waisai, atas kolaborasi KKP melalui Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Semarang dan CFI Indonesia dengan dukungan hibah Global Environment Facility fase ke-6 (GEF 6).

Kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kapasitas Nelayan bagi 35 nelayan di Kabupaten Raja Ampat difokuskan pada perbaikan mesin kapal perikanan, perakitan alat tangkap, serta penggunaan GPS dan fish finder (Waisai, 22-25 April 2025)

Pelatihan ini bertujuan untuk menjawab kebutuhan nelayan akan pengetahuan teknis yang dapat langsung diterapkan dalam aktivitas penangkapan ikan sehari-hari. Kegiatan hari pertama diisi dengan materi teori tentang perawatan mesin, pemanfaatan alat bantu pengumpul ikan seperti lampu celup bawah air, serta penggunaan teknologi navigasi dan deteksi lokasi ikan.

“Bimbingan teknis ini kami susun dengan pendekatan praktis. Teori hanya kami berikan di hari pertama, selebihnya 75 persen waktu kegiatan digunakan untuk praktik lapangan, agar para nelayan bisa langsung memegang dan mengoperasikan alatnya,” ujar Oni Soeryono, Ketua Tim Kerja Pengujian dan Sertifikasi Produk, perwakilan BBPI Semarang. Ia menekankan bahwa peningkatan keterampilan praktis akan membantu nelayan menjadi lebih mandiri dan efisien di lapangan.

Kegiatan ini disambut baik oleh Pemerintah Kabupaten Raja Ampat. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Yosep H.W.Mirino menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih atas keberlanjutan dukungan yang diberikan CFI Indonesia. “Ini adalah kali keempat CFI Indonesia hadir di Raja Ampat. Kehadiran mereka sangat membantu kami, terutama dalam pemberdayaan nelayan kecil. Kami harap ilmu dari pelatihan ini bisa menjadi bekal bagi peserta dan disebarluaskan kepada nelayan lainnya,” ujarnya.

Perwakilan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Lingga Prawitaningrum, juga menyoroti pentingnya kegiatan ini dalam rangka pembangunan kapasitas nelayan di wilayah timur Indonesia. “Melalui kegiatan ini, kami berharap para nelayan dapat mengoptimalkan hasil tangkapan mereka dengan tetap mengutamakan aspek keselamatan kerja di laut. Kemampuan untuk mengoperasikan alat bantu seperti GPS dan fish finder akan sangat membantu mereka dalam mengenali titik-titik potensial ikan tanpa harus bergantung pada pengalaman semata” ucapnya.

Lebih lanjut, Lingga menegaskan bahwa tujuan utama dari Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) adalah menciptakan nelayan yang maju, mandiri, dan tangguh. Oleh karena itu, pelatihan semacam ini dinilai sangat relevan dan dibutuhkan. Ia juga menyampaikan apresiasi kepada GEF6 dan CFI Indonesia yang telah konsisten mendukung upaya pemberdayaan nelayan kecil, serta berharap kerja sama ini dapat terus diperkuat di masa mendatang.

CFI Indonesia, sebagai mitra utama dalam kegiatan ini, menegaskan komitmennya dalam mendorong praktik perikanan yang berkelanjutan dan inklusif. “Kami percaya bahwa keterampilan teknis adalah pondasi utama dari perikanan berkelanjutan. CFI Indonesia akan terus hadir untuk mendukung nelayan, dan kami juga secara konsisten mendorong partisipasi perempuan dalam setiap kegiatan sebagai bentuk inklusivitas proyek,” terang Lisa Lautetu, perwakilan CFI Indonesia.

Kegiatan Bimtek Perbaikan mesin kapal perikanan, perakitan alat tangkap, serta penggunaan GPS dan fish finde ikut Nelayan Laki Laki dan Perempuan dari Kabupaten Raja Ampat difasilitasi melalui pendanaan hibah CFI Indonesia GEF 6

Para peserta pun merasakan langsung manfaat dari pelatihan ini. Bukhari, juga mengungkapkan rasa syukurnya, “Kami mempelajari cara membuat lampu celup yang bisa dipakai saat melaut. Ternyata membuatnya mudah. Selama ini belum pernah ada pelatihan seperti ini di daerah kami. Sekarang, kami punya pengetahuan tambahan agar bisa meningkatkan hasil tangkapan ikan.”

Salah satu peserta pelatihan, Mariangke Obinaru mewakili Nelayan Perempuan Kabupaten Raja Ampat, turut membagikan pengalamannya saat menghadapi kendala teknis di laut. Ia menceritakan bahwa saat memancing, sering kali mesin kapal mereka mengalami gangguan yang tidak mereka pahami.

“Biasanya saat berangkat dari pantai ke lokasi memancing, mesin berjalan lancar. Namun ketika berpindah ke lokasi lain karena tidak ada ikan yang menyambar umpan, sering terjadi masalah. Tiba-tiba gas mesin naik sendiri, kadang malah mendadak mogok. Itu membuat kami bingung dan cemas, apalagi saat jauh dari pantai,” ungkapnya.

Kegiatan bimbingan teknis ini menegaskan komitmen bersama berbagai pihak dalam mendukung penguatan kapasitas nelayan, khususnya di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil seperti Raja Ampat. Melalui pelatihan yang terfokus pada praktik langsung dan teknologi tepat guna, diharapkan para peserta mampu menerapkan pengetahuan yang diperoleh untuk meningkatkan produktivitas tangkapan, menjaga keberlanjutan sumber daya laut, serta menciptakan usaha perikanan yang lebih mandiri dan tangguh.

Kolaborasi antara BBPI Semarang dan CFI Indonesia didukung oleh Pemerintah Daerah ini diharapkan dapat terus berlanjut dan menjadi contoh nyata bagaimana pelatihan yang tepat sasaran mampu memberi dampak langsung bagi kehidupan dan keberdayaan masyarakat nelayan. Dengan semangat berbagi pengetahuan dan membangun dari akar rumput, laut bukan hanya menjadi sumber penghidupan, tetapi juga harapan bagi masa depan yang berkelanjutan.

0 COMMENTS

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

0 Comments