728 x 90

PEREMPUAN TANGGUH MAHINA LAHA: MENGINSPIRASI MALUKU MELALUI ECOPRINT

Di tengah pesisir Desa Laha, Kota Ambon, sekelompok perempuan tangguh telah mengukir perubahan yang luar biasa. Mereka tergabung dalam Mahina Laha, sebuah kelompok usaha mikro yang memanfaatkan seni ecoprint untuk meningkatkan kesejahteraan perempuan nelayan dan memperkaya identitas budaya Maluku. Didirikan dengan dukungan dari GEF6 CFI Indonesia, kelompok ini telah membuktikan bahwa kreativitas dan ketekunan dapat menjadi solusi inovatif untuk pemberdayaan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan.

Awal Perjalanan Mahina Laha

Negeri Laha dikenal sebagai daerah pesisir yang bergantung pada sektor perikanan dan pariwisata. Namun, ketergantungan pada musim tangkap ikan sering kali menyebabkan ketidakpastian ekonomi bagi masyarakat, terutama bagi perempuan nelayan. Melihat potensi yang ada, GEF6 CFI Indonesia menginisiasi pembentukan Mahina Laha, dengan tujuan mengembangkan usaha berbasis ecoprint sebagai diversifikasi ekonomi ramah lingkungan. Ecoprint, teknik membatik menggunakan pewarna alami dari daun dan bunga, menjadi pilihan tepat karena sesuai dengan konsep pariwisata berkelanjutan.

Kepala Dinas Perikanan Kota Ambon bersama anggota kelompok Mahina Laha mempromosikan produk batik ecoprint di Desa Laha

Pada 14–16 Agustus 2024, Mahina Laha mengadakan pelatihan ecoprint pertama mereka, dengan narasumber dari Zie Batik Semarang, dengan narasumber Bapak Marheno Jayanto dan Mbak Sasi selaku Owner Zie Batik Semarang. Pelatihan ini menjadi titik awal perjalanan mereka dalam mengembangkan produk lokal yang unik, bernilai seni tinggi, dan berkelanjutan.

Sintawati, Sekretaris Kelompok Mahina Laha, menyampaikan apresiasi dan terima kasih. Menurutnya, GEF 6 CFI Indonesia dengan pelatihan batik ecoprintnya membawa harapan baru bagi Perempuan Desa Laha.  Baginya batik ecoprint menjadi peluang bisnis baru yang akan dikembangkan di desanya.  “Batik ecoprint akan terus kami kembangkan karena memiliki prospek yang baik dan kebetulan desa Laha ditetapkan sebagai salah satu desa wisata di Kota Ambon” ungkap Sintawati.

Pemberdayaan dan Inovasi Produk

Sejak terbentuk, kelompok ini telah mengikuti berbagai program pengembangan kapasitas, termasuk pelatihan menjahit, penerapan konsep community-based bagi perempuan nelayan, serta pendampingan pariwisata untuk UMKM. Mereka juga aktif dalam berbagai ajang promosi, seperti pameran dan pemasaran digital melalui media sosial serta direct marketing kepada wisatawan domestik maupun internasional.

Produk Mahina Laha kini telah dipasarkan di gerai strategis seperti Baileo Bandara Pattimura Kota Ambon dan Space Island Resort. Dalam enam bulan terakhir, mereka berhasil meraih omzet sebesar Rp13 juta, menunjukkan bahwa produk mereka memiliki daya tarik yang kuat di pasaran. Selain itu, mereka juga telah melakukan pelatihan ecoprint teknik pounding bersama Dharma Wanita Persatuan Bea Cukai Ambon, diikuti oleh 20 peserta dengan kontribusi biaya pelatihan sebesar Rp100 ribu per orang.

Tantangan dan Harapan

Perjalanan Mahina Laha tentu tidak selalu mulus. Tantangan utama yang mereka hadapi adalah ketersediaan bahan baku yang terbatas di Ambon dan dinamika internal kelompok. Namun, mereka terus berupaya memperkuat solidaritas dan membangun kepercayaan satu sama lain agar bisa berkembang menjadi kelompok usaha yang mandiri, berintegritas, dan diakui luas.

Ketua kelompok Mahina Laha mengakui bahwa perkembangan kelompoknya saat ini tidak terlepas dari dukung CFI Indonesia. “Dukungan dari GEF6 CFI Indonesia sangat diharapkan untuk terus berlanjut, agar kelompok ini semakin berkembang dalam aspek produksi, pemasaran, dan pelatihan bagi lebih banyak perempuan di Maluku” ungkap Maliha.

Dampak dan Pengakuan

Upaya keras Mahina Laha berbuah manis. Negeri Laha berhasil meraih juara ketiga dalam kategori Desa Wisata Berkembang tingkat nasional di ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Prestasi ini tidak hanya mengangkat nama Desa Laha tetapi juga menunjukkan bahwa ekonomi berbasis komunitas dapat menjadi pilar pembangunan daerah.

Kunjungan Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf Martini Mohamad Paham di Kelompok Mahina Laha Bina GEF 6 CFI Indonesia saat penilaian ADWI 2024 di Negeri Laha Kota Ambon.

Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf Martini Mohamad Paham, Direktur Tata Kelola Destinasi Florida Pardosi bersama dewan juri Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024 Vindek Tengker  dan Madeine Sophie, Plt. Walikota Ambon, Kepala Dinas Perikanan Kota, Kepala Dinas Pariwisata Kota, Basarnas, Pertamina, Kepala Angkasa Pura 1 Ambon bersama rombongan lainnya ikut mengunjungi Kelompok Bina GEF 6 CFI Indonesia. Martini mengapresiasi produk ecoprint buatan Perempuan Laha. Bahkan Ia bersama rombongan turut membeli beberapa produk batik ecoprint dari kelompok batik ecoprint Mahina Laha saat penilaian ADWI 2024 di Negeri Laha Kota Ambon.

Dukungan yang sama juga datang dari Kepala Dinas Perikanan Kota Ambon Feberien Maail, S.Pi., MT. Ia akan ikut  bantu mempromosikan batik ecoprint tersebut melalui sosial medianya, WhatsApp, Facebook dan TikTok.

Sedangkan Dinas Pariwisata Kota Ambon telah memesan Totebag biru dengan jumlah yang cukup banyak untuk dipromosikan ke berbagai pihak.

Masa Depan Mahina Laha

Dengan semakin meningkatnya permintaan pasar, Mahina Laha berencana untuk memperluas jaringan pemasaran dan menjalin kemitraan dengan lebih banyak institusi. Produk mereka kini mencakup berbagai jenis, mulai dari kain batik ecoprint untuk pakaian, syal, hijab, tote bag, hingga tumbler motif ecoprint. Produk ini telah dipamerkan dalam berbagai kesempatan dan diterima dengan baik, bahkan di kalangan internasional melalui jaringan Global CFI.

Sebagai komunitas yang terus berkembang, Mahina Laha adalah contoh nyata bagaimana pemberdayaan perempuan dapat memberikan dampak ekonomi dan sosial yang luas. Mereka tidak hanya mengangkat derajat perempuan pesisir tetapi juga melestarikan budaya lokal melalui seni ecoprint. Dengan dukungan berkelanjutan dan semangat pantang menyerah, Mahina Laha akan terus menginspirasi Maluku dan Indonesia, menunjukkan bahwa perubahan dapat dimulai dari tangan-tangan kreatif perempuan pesisir.

 

 

0 COMMENTS

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

0 Comments