728 x 90

MELALUI PROGRAM GEF-6 CFI INDONESIA KELOMPOK PEREMPUAN SERAM TIMUR KEMBANGKAN PRODAK SAMBAL ROA DAN DORONG PENGURUSAN PERIJINANNYA

Kegiatan praktek produksi sambal roa di Kecamatan Seram Timur Kabupaten Seram Bagian Timur sebagai produk unggulan di fasilitasi melalui Program hibah GEF 6 “The Ecosystem Approach To Fisheries Management (EAFM) In Eastern Indonesia (Fisheries Management Area (FMA) - 715,717 & 718) Components A, B, And D”(27-28/06/2024)
Kegiatan praktek produksi sambal roa di Kecamatan Seram Timur Kabupaten Seram Bagian Timur sebagai produk unggulan di fasilitasi melalui Program hibah GEF 6 “The Ecosystem Approach To Fisheries Management (EAFM) In Eastern Indonesia (Fisheries Management Area (FMA) - 715,717 & 718) Components A, B, And D”(27-28/06/2024)

cfi-indonesia.id. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Dinas Perikanan Kabupaten Seram Bagian Timur gelar Pelatihan Pemberdayaan Keterampilan Istri Nelayan dan Perempuan Pesisir pengembangan diversifikasi sambal roa produk hasil perikanan sebagai salah satu sumber pendapatan rumah tangga nelayan. Kegiatan ini di laksanakan dengan pembiayaan dana dari Program hibah GEF 6 “The Ecosystem Approach To Fisheries Management (EAFM) In Eastern Indonesia (Fisheries Management Area (FMA) - 715,717 & 718) Components A, B, And D”.  (27-28/06/2024)

Hadir pada kegiatan ini Camat Seram Timur, Perwakilan GEF-6, Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku Gugus Pulau IV, Kapolsek Seram Timur, Danramil dan peserta pelatihan dari Desa Kiltay, Kilwaru, Kellu, Geser dan Keffing berlangsung di gedung Aula Kampus Stais di Geser kecamatan Seram Timur, pada tanggal 27-28 Juni 2024.

Pembukaan Kegiatan Diversifikasi Usaha Wanita Nelayan Melalui Pengolahan Produk (Sambal Roa), Sertifikasi dan Produk Di Desa Geser Kecamatan Seram Timur Kabupaten SBT dihadiri Camat Seram Timur, Perwakilan GEF-6, Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku Gugus Pulau IV, Kapolsek Seram Timur, Danramil dan Peserta pelatihan dari Desa Kiltay, Kilwaru, Kellu, Geser dan Keffing (27/06/2024).

Dalam sambutanya Perwakilan PMU GEF-6 CFI Indonesia Faridatun Amalia Hasanah selaku Safe Guard and Gender Specialist, mengatakan ini sudah tahun ke 5 GEF 6 berkontribusi di Kabupaten Seram Bagian Timur yang merupakan lokus proyek. Kegiatan diversifikasi II dan legalitas perijinan produk olahan  merupakan tindaklanjut dari kegiatan sebelumnya dan menjadi sangat penting sebagai modal bagi kelompok perempuan disini untuk dapat mengembangkan usahanya berbasis komoditas unggulan dan dapat dipasarkan yang lebih luas seperti sambal roa. “Pembuatan sambal roa ini di SBT sangat tepat untuk dikembangkan, produk ini bisa menjadi ciri khas olahan di SBT, apalagi hasil tangkapan dominan disini adalah ikan julung” ujar Amalia. Ia menambahkan agar kegiatan ini memiliki output nyata dengan terbitnya  NIB dan PIRT bagi kelompok perempuan peserta kegiatan.

“Dikarenakan kendala disini kelompoknya belum memiliki design kemasan, untuk itu saya mewakili GEF6 juga  siap support untuk pembuatan design kemasan produk yang nantinya juga akan digunakan sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan PIRT” ungkap Amalia.

Selain itu Amali berharap agar Masyarakat bersama Aparat Desa secara mandiri dapat membangun rumah-rumah produksi untuk memudah produksi prodak unggulannya. Pihak GEF 6, KKP dan mitra lainnya  akan membantu serta  mempromosikan prodak-prodak olahan tersebut hinngga ke manca negara.

Kepala Dinas Perikanan SBT Jahdi Marasabessy mengatakan, salah satu permasalahan strategis dinas yang dipimpinnya saat ini adalah masih kurangnya tingkat pengetahuan dan ketrampilan pelaku utama perikanan dan usaha perikanan.

"Sehingga melalui program GEF 6 CFI yang dilaksanakan pada Wilayah Pengelolaan Perikanan 715 sebagai upaya mendorong para pelaku usaha terutama bagi kaum perempuan,untuk memanfaatkan hasil tangkapan ikan dan diolah menjadi produk olahan yang bisa dijual agar meningkatkan ekonomi Rumah tangga” tutur Marasabessy.

Dirinya menuturkan, kegiatan itu dapat terlaksana melalui peran GEF-6 yang merupakan sebuah program kerja sama, antara CFI Indonesia, Working Women's Forum (WWF) US, dengan Kementrian Kelautan  dan Perikanan (KKP) Melalui Direktorat Pengelolaan Sumberdaya Ikan (PSDI). Untuk mendorong pengelolaan perikanan berbasis ekosistem (Environmental Approach To Fisheries Management/EAFM), mendukung perikanan skala kecil, perlindungan sumberdaya, mendorong revitalisasi masyarakat hukum adat, serta pemberdayaan kaum perempuan.

Kegiatan praktek produksi sambal roa berbahan baku ikan julung di Kecamatan Seram Timur Kabupaten Seram Bagian Timur sebagai produk unggulan difaslitasi melalui Program hibah GEF 6 “The Ecosystem Approach To Fisheries Management (EAFM) In Eastern Indonesia (Fisheries Management Area (FMA) - 715,717 & 718) Components A, B, And D” (27-28/06/2024)

"Dalam pelatihan Diversifikasi Usaha Wanita Nelayan, peserta juga akan difasilitasi dalam penerbitan NIB dan sertifikasi PIRT . Kenapa ini harus didorong? karena bagi UMKM dengan memiliki NIB dan PIRT dapat mempermudah mendapatkan akses permodalan, mempermudah ekspansi pasar yang lebih luas dan efisien, jaminan kesehatan produk, perlindungan usaha bagi perempuan nelayan,"ujar Marasabessy.

Ia mengaku, banyak manfaat yang dicapai dalam kegiatan tersebut yaitu, pengetahuan dan ketrampilan pengelolaan produk olahan perikanan, salah satunya sambal roa dengan bahan baku ikan Julung yang sangat melimpah. Juga meningkatankan pengetahuan pemasaran produk usaha perikanan dengan segala ketentuan dan legalitas usahanya.

Lebih lanjut, Marasabessy menambahkan para peserta juga difasilitasi penerbitan NIB dan PIRT dalam mendukung peningkatan akses pasar, legalitas usaha UMKM, jaminan Kesehatan dan pemasaran produk, kemudahan akses modal, dan akses layanan pemerintah. Selain itu, Pemerintah daerah Kabupaten SBT akan membantu memfasilitas MoU dengan mitra lainnya agar produk Sambal dan produk lainnya dapat dipasarkan lebih lebih luas.

"Untuk itu, harapan besar saya semoga para peserta dari Kiltai, Kilwaru, Kefing, Kellu, dan Desa Geser sendiri dapat mengikuti dan memahami segala materi yang sudah diberikan dari para narasumber atau instruktur kemarin.  Baik itu di dalam ruangan belajar maupun diluar ruangan, agar setelah pelatihan nanti dapat memproduksi di tempat masing-masing dan dapat dipasarkan untuk peningkatan pendapatan keluarga," pungkasnya

Hajija Kastela salah satu ketua kelompok perempuan pengolah mengatakan kegiatan ini sangat berdampak positif. “Kami dibekali dengan ilmu-ilmu dari para narasumber dan instruktur tentang pengolahan ikan julung menjadi prodak sambal roa dan kami juga di fasilitasi langsung pembuatan NIB dari dinas PTSP dan PIRT dari dinas Kesehatan sehingga selesai kegiatan ini kami kelompok pengolah secara langsung memiliki NIB dan PIRT” ucap Hajija.

0 COMMENTS

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

0 Comments