728 x 90

GEF 6 CFI INDONESIA : FASILITASI SASI DI PERAIRAN WERKA MALUKU TENGGARA SEBAGAI OECM

KKP bekerjasama BRIN telah melakukan kajian saintifik menilai efektivitas kearifan lokal sasi melindungi sumber daya teripang di perairan Werka (WPP-714) Maluku Tenggara difasilitasi  pendanaan hibah GEF 6 CFI Indonesia The Ecosystem Approach To Fisheries Management (EAFM) In Eastern Indonesia (Fisheries Management Area (FMA) - 715,717 & 718) Components A, B, And D”. (22-29/7/2024).
KKP bekerjasama BRIN telah melakukan kajian saintifik menilai efektivitas kearifan lokal sasi melindungi sumber daya teripang di perairan Werka (WPP-714) Maluku Tenggara difasilitasi pendanaan hibah GEF 6 CFI Indonesia The Ecosystem Approach To Fisheries Management (EAFM) In Eastern Indonesia (Fisheries Management Area (FMA) - 715,717 & 718) Components A, B, And D”. (22-29/7/2024).

cfi-indonesia.id. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerjasama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah melakukan kajian saintifik menilai efektivitas kearifan lokal sasi melindungi sumber daya teripang di perairan Werka (WPP-714) Maluku Tenggara.  Kegiatan ini difasilitasi melalui pendanaan hibah GEF-6 CFI Indonesia dan secara teknis mendapat pendampingan oleh Dinas Perikanan, Kabupaten Maluku Tenggara. Apakah sasi efektif berperan sebagai mekanisme dalam mengatur sumber daya laut dan dapat dikategorikan sebagai Other Effective Area-Based Conservation Measures (OECM)?. Berikut hasil laporan dari Tim BRIN.

Biota Teripang yang ditemukan di perairan Desa Werka Kabupaten Maluku Tenggara sebagai sampling lokasi kajian efektivitas kearifan lokal sasi melindungi sumber daya laut (22-29/7/2024).

Ohoi (desa) Werka dan Wetuar Kabupaten Maluku Tenggara sebagai sampling lokasi kajian. Werka memiliki kearifan lokal yang dikenal dengan SASI sedangkan Wetuar belum menerapkannya.  Sasi merupakan larangan untuk mengambil hasil sumber daya alam tertentu sebagai upaya pelestarian demi menjaga mutu dan populasi sumber daya hayati alam tersebut. Ohoi Werka sudah memberlakukan sasi teripang. Berdasarkan kesepakatan bersama antara pemerintah dan masyarakat ohoi telah melakukan tutup sasi pada 14 Desember 2021, dan buka sasi teripang (panen) pada tanggal 8 Juli 2024.

Kajian yang dilakukan oleh peneliti BRIN meliputi kondisi sumber daya teripang, habitat dan parameter lingkungan serta model pengelolaannya.  Selain di Ohoi Werka juga dilakukan pengambilan sampel di lokasi yang tidak memberlakukan sasi teripang yaitu di Ohoi Wetuar, untuk menilai efektivitas sasi.  Survey lapangan dilakukan pada Juli 2024, yaitu dua minggu setelah buka sasi.  Beberapa metode dilakukan untuk mendapatkan data yang akurat yaitu wawancara dengan nelayan setempat, dan observasi insitu. 

Deliniasi wilayah sasi dibuat berdasarkan hasil diskusi dengan masyarakat setempat.  Deliniasi wilayah perairan yang diberlakukan sasi yaitu seluas 54,5 Ha.  Hasil kajian menunjukkan kepadatan teripang di wilayah sasi setelah dilakukan pemanenan saat buka sasi adalah 120 ind/ha. Tentunya nilai ini akan jauh lebih tinggi apabila sampling dilakukan saat sebelum buka sasi.  Sementara itu di perairan Ohoi Wetuar kepadatan teripang 90 ind/ha.  Dari 17 jenis teripang yang ada telah ditemukan 10 jenis teripang dengan jenis dominan yang ditemukan adalah jenis Holothuria atra (Jaeger 1833).   Jenis-jenis teripang yang ditemukan adalah  Holothuria scabra (Jaeger, 1833), dan Thelenota ananas (Jaeger, 1833), termasuk dalam IUCN Red List Endangered ; Holothuria leucospilota (Brandt, 1835), Holothuria coluber (Semper, 1868), Holothuria edulis (Lesson, 1830), Holothuria atra (Jaeger, 1833), Bohadschia argus (Jaeger, 1833) termasuk dalam IUCN Least Concern : Bohadschia vitiensis (Semper, 1868), Bohadschia marmorata (Jaeger, 1833), dan Actinopyga lecanora (Jaeger, 1833) masuk dalam IUCN Red List Data Deficient. Dari 10 jenis teripang yang ditemukan salah satunya yaitu Thelenota ananas termasuk dalam  CITES App II.

Kondisi ekosistem terumbu kerang di perairan Desa Werka Kabupaten Maluku Tenggara sebagai sampling lokasi kajian efektivitas kearifan lokal sasi melindungi sumber daya laut (22-29/7/2024).

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa ekosistem lamun dan terumbu karang dengan substrat berpasir merupakan habitat utama bagi teripang. Untuk itu kondisi ekosistem terumbu karang dan lamun yang baik perlu dijaga agar sumber daya teripang dapat berkelanjutan.  Di Ohoi Wetuar dengan tipe ekosistem yang sama dengan Ohoi Werka dan luasan perairan hampir dua kali lebih luas dari perairan Ohoi Wetuar. Namun di Wetuar yang belum menerapkan sasi masih marak ditemukan penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan, yaitu pengunaan akar bore/tuba (Derris sp) selain biota yang mati, habitat karang dan lamun sudah mengalami degradasi. 

Pemberlakukan sasi oleh masyarakat telah terbukti dapat melindungi sumber daya teripang yang ada dan mencegah terjadinya penangkapan secara ilegal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Sasi efektif berperan sebagai mekanisme dalam mengatur sumber daya laut dan dapat dikategorikan sebagai OECM.

Adapun rekomendasi dari hasil kajian Tim peneliti BRIN dalam rangka meningkatkan pengelolaan sistem sasi teripang di Ohoi Werka yakni: 1) Pengawasan dan pencatatan produksi teripang pada saat buka sasi sehingga diketahui produksi totalnya secara langsung. 2) Monitoring berat teripang dan jenisnya sehingga dapat diketahui waktu pembukaan sasi yang tepat. Teripang dengan bobot antara 350 - 500 gr dapat dipanen. Pada bobot tersebut, teripang telah mengalami sekali pemijahan sehingga tidak mengganggu populasi dan produksi teripang. Untuk kelestarian sumberdaya teripang yang tertangkap berukuran < 350 gr pada dan > 500 gr saat panen sebaiknya dikembalikan ke perairan sebagai calon induk. 3) Menyusun dan menetapkan Sasi menjadi Peraturan Ohoi secara tertulis. 4) Memanfaatkan Instagram @ohoiwerka sebagai wadah/media penyebarluasan informasi sasi.

Tim Penyusun :  Adriani Sri Nastiti, Lismining Pujiani Astuti, Arip Rahman, Andrias S. Samusamu, Raymon Rahmanov Zedta, Reny Puspasari, Masayu Rahmia Anwar Putri, Yayuk Sugianti, Siti Hajar Suryawati, Hakim Miftakhul Huda. Radityo Pramoda, Ngurah N. Wiadnyana, Sri Turni Hartati, Sri Endah Purnamaningtyas
0 COMMENTS

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

0 Comments