728 x 90

GEF-6 CFI INDONESIA : BERSAMA BBPI-SEMARANG TERAPKAN TEKNOLOGI ALAT PENANGKAPAN IKAN BUBU LIPAT KEPITING BUBU LIPAT KEPITING DI KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR (WPP 715)

cfi-indonesia.id. Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Semarang selaku Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) turut berpartisipasi pada program ekonomi biru yang telah dicanangkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Salah satu penerapan program tersebut adalah pelaksanaan Penerapan Teknologi Alat Penangkapan Ikan Bubu Lipat Kepiting di Kabupaten Seram Bagian Timur (WPP 715) hasil kerjasama Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan (Dit. PSDI) bersama dengan BBPI Semarang dengan menggunakan dana hibah Global Environmental Facility (GEF) - 6 Coastal Fisheries Initiative – Indonesia Child Project (CFI-ICP).

 Pelaksanaan Penerapan Teknologi Alat Penangkapan Ikan Bubu Lipat Kepiting di Kabupaten Seram Bagian Timur (WPP 715) bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pelaku usaha perikanan (nelayan) di Seram Bagian Timur untuk membuat dan mengoperasikan alat penangkapan ikan bubu lipat kepiting yang ramah lingkungan dan mendukung pengelolaan perikanan berbasis ekosistem. Peserta dalam kegiatan ini sebanyak 30 orang perwakilan nelayan bubu kepiting di Seram Bagian Timur sebagai salah satu site project GEF-6 CFI Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan selama 3 hari (19 – 21 Agustus 2024), diawali kegiatan identifikasi yang dilaksanakan selama 4 hari (15 – 18 Agustus 2024).

Bimtek bubu lipat ikan dan kepiting dilaksanakan di balai desa Negeri Banggoi Kecamatan Bula Barat Kabupaten Seram Bagian Timur mulai tanggal 19 Agustus 2024. Hadir pada acara pembukaan Raja Budiyamin Baliman selaku kepala Desa Negeri Banggoi, Jahdi Marasabessy selaku Kepala Dinas perikanan, La Mance selaku Kabid perikanan Tangkap dan Ambo Ismail Taufiq Wakanubun selaku asisten I Sekda Kabupaten Seram bagian Timur. Dalam sambutannya, Kepala Dinas menyampaikan harapan kepada nelayan peserta untuk bersungguh-sungguh dalam mengikuti kegiatan penerapan teknologi ini, karena ada alat tangkap yang sangat baru sekali yang dari balai besar penangkapan ikan semarang.

Sedangkan Asisten I Sekda SBT, menyatakan mengucapkan banyak terima kasih kepada tim BBPI dan GEF 6 atas terlaksananya kegiatan penerapan teknologi ini dan berharap nelayan menyerap ilmu sebanyak-banyaknya dari narasumber, karena kesempatan ini sangat langka.

Ketua tim Yazid Zaini Ketua Tim BBPI Semarang berharap dengan adanya kegiatan ini, nelayan dapat membuat dan mengoperasikan bubu lipat kepiting dengan berbagai jenis untuk meningkatkan kesejahteraan melalui pendapatan dari hasil tangkapan bubu yang ramah lingkungan.

Para peserta mendapatkan ilmu baru dari materi pengenalan jenis bubu lipat kepiting, perakitan bubu lipat kepiting dan materi crab bank. Pengenalan 4 jenis bubu kepiting oleh Yazid Zaini  baik yang berasal dari nelayan kepiting eksisting maupun hasil inovasi BBPI. Adapun bubu kepiting eksisting yang dikenalkan meliputi bubu kepiting tancap, bubu kepiting lempar, bubu kepiting kotak dan bubu kepiting inovasi BBPI. Bubu lipat kepiting inovasi BBPI, secara ukuran mengacu pada ukuran bubu kepiting di Ohoi Dertom Maluku Tenggara tahun 2023, dengan dimensi 90x60x35 cm. Bubu lipat inovasi BBPI memiliki beberapa keunggulan yaitu, mudah dalam pelipatan dan penegakan, tidak membutuhkan tempat yang luas pada saat pengangkutan dikapal, mudah dalam perawatan, mempunyai umur ekonomis yang lebih lama dibanding dengan bubu berbahan alami serta menggunakan bahan degradable yang ramah lingkungan.

Cara perakitan bubu lipat kepiting inovasi BBPI yang disampaikan oleh Sansan. Ia menjelaskan langkah-langkah perakitan bubu lipat kepiting yang dimulai dengan pemasangan tali rangka, cara pengikatan, pemasangan jaring dan dan injab. Pemasangan injab terdiri dari jenis injab tunggal dan injab ganda.

Kukuh Anggriawan memperkenalkan crab bank. Materi ini disampaikan berdasarkan permintaan Asisten sekda I, merespon permasalahan lamanya waktu penampungan (penanganan kepiting pasca tangkap sebelum dipasarkan). Pembeli datang hingga 7 hari tanpa dikasih makan, sehingga mutu dan bobot kepiting menjadi turun. Crab bank berfungsi sebagai penampungan sementara kepiting sebelum dijual dengan mempertahankan mutu kepiting dengan diberi makan pada Crab House dan Crab Shelter (jerigen-jerigen) yang sudah dipasang sirkulasi air dan Crab Cage (anyaman bambu), sehingga kepiting tidak kurus pada saat dijual.

Praktek perakitan bubu lipat kepiting dengan peserta dibagi 15 kelompok masing-masing kelompok 2 orang. Setiap kelompok ditargetkan dapat menyelesaikan satu unit bubu lipat kepiting. Perakitan dimulai dari Pemasangan tali rangka, pengikatan simpul, pemasangan dinding jaring dan pemasangan injab, baik injab tunggal maupun injab ganda.

Setelah perakitan, dilanjutkan praktek laut proses hauling bubu lipat kepiting yang dipasang pada hari pertama diikuti seluruh peserta dengan menggunakan 6 kapal milik nelayan. Berdasarkan hasil pengoperasian 17 bubu, didapatkan 9 ekor kepiting dengan ukuran bervariasi. Sebanyak 6 ekor mempunyai berat diatas 200 gr.  Jumlah tersebut dinilai sedikit, namun dianggap wajar karena di lokasi tersebut memang bukan fishing ground target tangkapan yang sering digunakan, karena kondisi air pada saat pemasangan bubu belum sepenuhnya surut dan belum bisa terjangkau mengingat keterbatasan waktu dan jarak tempuh ke lokasi tersebut.

Secara umum, nelayan peserta sangat puas terhadap pelaksanaan kegiatan penerapan teknologi ini. Mereka berharap kegiatan serupa dapat dilaksanakan agar wawasan nelayan terhadap alat penangkapan ikan juga meningkat. 

0 COMMENTS

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

0 Comments