cfi-indonesia.id. Seminar Nasional Perikanan Tangkap 10 serta Seminar Nasional Pengelolaan Perikanan dan Kelautan tahun 2024 yang diselenggarakan di Mataram, Lombok pada 11 September 2024 mengangkat tema "Menjaga Ketersediaan Stok Sumber Daya Ikan dengan Pendekatan Ekosistem untuk Mendukung Terwujudnya Blue Food Indonesia". Seminar ini merupakan bagian dari Seminar Nasional Kelautan dan Perikanan II, hasil kolaborasi antara Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram bersama Forum Kemitraan Konsorsium Perikanan Tangkap (FK2PT) dan Forum Ilmiah Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan (FIP2B) Provinsi NTB.
GEF 6 CFI Indonesia ikut terlibat sebagai sponsor utama dalam acara ini sebagai bentuk dukungan penyebaran dan pengetahuan Ecosystem Approach Fisheries Management (EAFM) dalam bentuk diskusi strategis pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan di Indonesia. Kegiatan ini sejalan dengan misi GEF 6 CFI Indonesia yang selalu berupaya memperkuat pengelolaan perikanan pesisir dan melestarikan ekosistem laut. Melalui seminar ini, GEF 6 menekankan pentingnya keterlibatan multi-stakeholder, termasuk pemerintah, akademisi, masyarakat pesisir, dan juga sektor swasta dalam mengelola sumber daya laut yang berkelanjutan.
Pada kesempatan yang sama, GEF 6 CFI Indonesia juga berpartisipasi menampilkan beberapa produk di boothya, yang merupakan hasil produksi Kelompok Binaan project berasal dari Maluku Tenggara dan Papua Barat. Produk-produk tersebut berupa abon ikan, gutatos ikan, dan ecoprint yang saat ini menjadi produk unggulan project.
Dr. Agus Suherman, Ketua FK2PT dan Ketua Umum Ikatan Sarjana Perikanan (ISPIKANI) mengatakan bahwa keterlibatannya dalam penyelenggaraan acara ini adalah untuk mengambil peran dalam langkah kontribusi mewujudkan keadilan dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan. Kegiatan ini diharapkan akan berlangsung secara kesinambungan dalam menanggapi isu pada sektor kelautan dan perikanan, terutama yang berkaitan dengan perikanan tangkap berkelanjutan.
"Tidak ada ekonomi kalau tidak ada ekologi, jadi dua hal ini menurut saya sangat penting. Walaupun tidak bisa hadir langsung, tetapi Menteri KKP menyampaikan dalam rekaman video sambutannya bahwa, seminar pada pagi hari ini sangat penting dan strategis, apalagi dilaksanakan di Nusa Tenggara Barat. Seminar Nasional ini adalah sebagai bagian dari kolaborasi pentaheliks," ucapnya.
Di tempat yang sama, Rektor Universitam Mataram, Prof. Bambang Hari Kusumo mengucapkan rasa terima kasihnya kepada para sponsor yang mendukung dan menghadiri acara tersebut, salah satunya GEF 6 CFI Indonesai. Menurutnya, sektor perikanan memberikan efek yang besar terhadap perkembangan ekonomi di NTB. Indonesia memiliki laut yang sangat luas dan memiliki potensi yang luar biasa bisa dirasakan.
"Garis pantai Indonesia ribuan kilometer, terumbu karangnya begitu luas dan besar, potensi dari mangrove dan potensi perikanan kita terutama perikanan tangkap juga sangat luar biasa. Kalau kita lihat dari NTB saja, potensi perikanannya bisa dengan rumput laut dan lobster. Tetapi juga ada potensi lain yang sudah lama berkembang, yaitu potensi mutiara. Dulu, sebelum dimanfaatkannya komoditas mutiara, tidak ada pengrajin mutiara di NTB. Namun setelah berkembangnya budidaya mutiara di perairan NTB, sekarang kita menjadi pengrajin mutiara terbesar," imbuhnya.
Project Global Environment Facility (GEF) ke-6 program Coastal Fisheries Initiative (CFI) atau yang disingkat sebagai GEF 6 CFI Indonesia, adalah kerja sama antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan World Wide Fund for Nature (WWF) GEF Agency untuk mengimplementasikan Ecosystem Approach to Fisheries Management in Eastern Indonesia melalui Komponen A, B, dan D.
0 COMMENTS