728 x 90

CFI INDONESIA : BERSAMA UNIVERSITAS PADJAJARAN MELATIH MASYARAKAT TELUK WONDAMA MENGEMBANGKAN EKOWISATA PESISIR TERPADU

cfi-indonesia.id. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerja sama Universitas Padjadjaran (UNPAD) gelar pelatihan pemberdayaan masyarakat pesisir di Kampung Aisandami, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat. Pelatihan Peningkatan Kelembagaan dan Sosial Ekonomi dalam Pengembangan Ekosistem Pesisir Terpadu sebagai Mata Pencaharian Alternatif bagi Masyarakat Pesisir di fasilitasi melalui pendanaan hibah Global Environment Facility (GEF6) CFI-Indonesia. (23-24/9/2024).

Peserta kegiatan pelatihan Peningkatan Kelembagaan dan Sosial Ekonomi dalam Pengembangan Ekosistem Pesisir Terpadu sebagai Mata Pencaharian Alternatif bagi Masyarakat Pesisir Kampung Aisandami dan Kampung Menarbu Kabupaten Teluk Wondama (23-24/9/2024).

Sebanyak 45 orang terlibat sebagai peserta pelatihan, terdiri dari para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), pemilik homestay, serta pemandu wisata dari Kampung Aisandami Disrik Teluk Duairi dan Kampung Menarbu Distrik Roon. Turut hadir pada kesempatan tersebut Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Padjadjaran sekaligus Ketua Tim Kegiatan, Prof. Dr. Sc. Agr. Yudi Nurul Ihsan, S.Pi., M.Si. oleh perwakilan CFI-Indonesia, Nurati Anarkhis, S.Pi, M.P, dan Kepala Distrik Teluk Duairi, Kristian Y. Manupapami, S.IP. yang  sekaligus membuka kegiatan.

Dalam sambutannya Yudi menyinggung pentingnya kegiatan ini dilaksanakan di Kampung Aisandami sebagai salah satu desa wisata di Kabupaten Teluk Wondama. Menurutnya Program ini diselenggarakan untuk mendukung masyarakat dalam memanfaatkan ekosistem pesisir yang berkelanjutan sebagai mata pencaharian alternatif, sekaligus memperkuat ekonomi lokal melalui pengembangan keterampilan para pelaku usaha mikro, pemilik homestay, dan pemandu wisata.

 “Kegiatan ini merupakan langkah penting dalam meningkatkan potensi ekonomi masyarakat pesisir Aisandami dan Menarbu. Kami berharap bahwa dengan keterampilan baru ini, masyarakat dapat mengembangkan ekowisata yang tidak hanya menarik tetapi juga menjaga kelestarian alam. Ini adalah bagian dari komitmen kami untuk membangun Indonesia dari timur demi mencapai visi Indonesia Emas 2045." Ujar Yudi.

 Mewakili CFI Indonesia Nuranti Anarkhis, mengapresiasi penyelenggaraan pelatihan yang dianggap sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat Aisandami dan Menarbu lewat ekowisatanya. “Kami berharap bahwa pelatihan ini bisa meningkatkan kemandirian ekonomi bagi perempuan nelayan dan istri-istri nelayan di wilayah Aisandami dan Menarbu. Program ini memberikan peluang bagi mereka untuk berkontribusi langsung pada perekonomian keluarga dengan usaha-usaha yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. ungkap Nuranti”

 Kristian Y. Manupapami, S.IP., selaku Kepala Distrik Teluk Duairi juga turut mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada KKP, UNPAD dan CFI Indonesia atas terselengaranya kegiatan pelatihan kelembagaan pendukung ekowisata di Kampungnya. Menurutnya pelatihan ini menjawab kebutuhan rill Kampung Aisandami sebagai desa wisata yang telah banyak dikunjungi wisatawan dari berbagai Negara.

“Dukungan dari UNPAD dan GEF6 ini sangat berarti bagi masyarakat kami. Kami berharap ilmu yang diperoleh dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Dengan keterampilan baru dalam pengelolaan potensi wisata dan usaha, kami percaya masyarakat akan mampu menghadapi tantangan ekonomi dan menjaga keberlanjutan lingkungan. Harap Kristian”

Materi Pelatihan yang Komprehensif untuk Pemberdayaan Masyarakat

Bertempat di Kampung Aisadami Pelatihan yang berlangsung selama dua hari ini diisi dengan berbagai sesi edukatif dari para ahli.

Panduan Pembuatan Infografis, Sesi ini dibawakan oleh Dr. rer. nat. Tri Dewi K. Pribadi, S.Pi., M.Si., yang memberikan pemahaman mendalam tentang pentingnya infografis dalam menarik minat wisatawan dan publik. Beliau menjelaskan cara menyusun infografis yang efektif, mencakup desain dan informasi visual yang mudah dipahami untuk promosi destinasi wisata pesisir.

Panduan Pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB), Windi Damayanti, S.Pi., M.Sc., memberikan materi tentang prosedur dan pentingnya NIB bagi pelaku usaha mikro di pesisir. Peserta diajarkan langkah-langkah pembuatan NIB, yang menjadi legalitas penting bagi pengembangan usaha lokal dan memberikan akses pada berbagai bantuan pemerintah.

Kepemanduan Ekowisata berbasis Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), Dr. Dewi Ratnasari, M.Hum., menyampaikan materi tentang standar kepemanduan ekowisata sesuai SKKNI. Peserta mendapatkan pengetahuan mengenai keterampilan yang diperlukan sebagai pemandu ekowisata, termasuk etika, pengetahuan lingkungan, serta tanggung jawab dalam melindungi alam dan budaya setempat.

Keselamatan Snorkeling dan Wisata Selam, Fanny Kristiadhi, S.Kel., M.Si., memberikan panduan keselamatan dan teknik snorkeling serta wisata selam. Peserta pelatihan belajar tentang prosedur keamanan, termasuk penanganan jika terjadi kontak dengan biota laut yang berbahaya. Ini sangat penting untuk memastikan keamanan wisatawan yang berkunjung.

Para peserta mampu menghasilkan peta tracking lokasi wisata, infografis dan penerbitan NIB kelompok kelompok usaha binaan CFI Indonesia pada pelatihan Peningkatan Kelembagaan dan Sosial Ekonomi dalam Pengembangan Ekosistem Pesisir Terpadu sebagai Mata Pencaharian Alternatif bagi Masyarakat Pesisir Kampung Aisandami dan Kampung Menarbu Kabupaten Teluk Wondama (23-24/9/2024).

Selama pelatihan berlangsung ikut didampingi Kuriani Wartanoi, Site Manager 717 GEF6 CFI-Indonesia. Ia melihat ada harapan besar wisata bahari di Aisandami dan Menarbu mampu menjadi mata pencaharian altenatif bagi Masyarakat di kedua Kampung tersebut. “Dengan mata pencaharian utama sebagai nelayan, masyarakat Aisandami dan Menarbu perlu alternatif usaha ketika kondisi laut tidak memungkinkan. Kami percaya bahwa keterampilan dalam ekowisata dan pengelolaan usaha mikro akan membantu masyarakat mendapatkan pendapatan yang stabil tanpa mengabaikan kelestarian alam.”

Para peserta pelatihan Peningkatan Kelembagaan dan Sosial Ekonomi dalam Pengembangan Ekosistem Pesisir Terpadu sebagai Mata Pencaharian Alternatif bagi Masyarakat Pesisir merasakan banyak manfaatnya. Salah satunya Yopi Kereway dari Kampung Aisandami. “Pelatihan ini sangat bermanfaat dan membuka wawasan baru bagi kami, terutama dalam hal infografis dan keselamatan wisata. Keterampilan yang kami pelajari di sini memberikan kepercayaan diri untuk mengembangkan potensi desa kami dan menarik wisatawan. Semoga program ini bisa berlanjut dan membawa lebih banyak manfaat. Ungkap Yopi”

Selama pelatihan berlangsung para peserta yang dibimbing oleh pelatih professional mampu menghasilkan peta tracking lokasi wisata, infografis, dan penerbitan NIB kelompok kelompok usaha binaan CFI Indonesia.

0 COMMENTS

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

0 Comments