cfi-indonesia.id — GEF-6 Coastal Fisheries Initiative (CFI) Indonesia terus memperkuat peran perempuan pesisir melalui pelatihan keterampilan menjahit yang digelar pada 23–26 Juli 2025 di Raja Ampat, Papua Barat Daya. Sebanyak 15 perempuan dari Kampung Paam, Saupapir, dan Saukabu mengikuti pelatihan intensif ini sebagai upaya diversifikasi ekonomi dan penguatan kemandirian rumah tangga nelayan.
Kegiatan Pelatihan Keterampilan Menjahit bagi 15 Perempuan Nelayan dilaksanakan bersama KKP dan Dinas Perikanan Kabupaten Raja Ampat di Kampung Paam difasilitasi melalui pendanaan hibah CFI Indonesia GEF 6 (23–26/07/2025)
Pelatihan ini difasilitasi oleh instruktur dari Balai Latihan Kerja (BLK) Sorong, dengan materi dasar menjahit tas selempang, topi, dan pakaian yang dapat langsung diproduksi dan dipasarkan. Kegiatan ini juga menjadi lanjutan dari pelatihan batik ecoprint yang telah dilaksanakan pada Maret 2025.
Pelatihan ini bukan sekadar transfer keterampilan. Ini adalah bagian dari komitmen jangka panjang GEF-6 Coastal Fisheries Initiative (CFI) Indonesia untuk menguatkan peran wanita dalam sistem ekonomi pesisir, sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap sektor perikanan yang semakin tertekan oleh perubahan iklim dan penurunan sumber daya.
“Program ini bukan hanya soal keterampilan teknis, tapi bagian dari strategi jangka panjang pemberdayaan perempuan pesisir. Kami ingin melihat para ibu rumah tangga ini menjadi pelaku ekonomi yang percaya diri dan mandiri,” ujar Nuranti Anarkhis, S.Pi., M.P., Project Secretary GEF-6 CFI Indonesia.
Kegiatan Pembukaan Perlatihan Menjahit Bagi Perempuan Nelayan dihadiri oleh Sekretaris Daerah bersama Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Raja Ampat serta perwakilan Direktorat PSDI-KKP dan PMU CFI Indonesia (23/07/2025)
Lebih lanjut, Nuranti menjelaskan bahwa pelatihan ini dirancang agar menghasilkan produk yang tahan lama dan tidak musiman. "Kami ingin mereka bisa memulai usaha dari keterampilan ini dan menjadikan menjahit sebagai sumber pendapatan berkelanjutan," tambahnya.
Pelatihan ini mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Raja Ampat. Plt. Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Raja Ampat, Dr. Yosep H.W. Mirino, M.Ec.Dev., menyatakan komitmennya untuk memberikan dukungan lanjutan berupa bahan baku dan promosi produk.
“Kami sedang memprogramkan agar hasil karya Ibu-ibu nelayan ini dapat digunakan oleh ASN Kabupaten Raja Ampat setiap hari Kamis sebagai bentuk promosi dan kebanggaan akan produk lokal,” ujarnya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Raja Ampat, Dr. Yusuf Salim, M.Si., membuka kegiatan secara resmi Perlatihan Menjahit dan menyerahkan bantuan peralatan mesin jahit bagi perempuan nelayan Raja Ampat (23/07/2025)
Dukungan serupa disampaikan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Raja Ampat, Dr. Yusuf Salim, M.Si., yang membuka kegiatan secara resmi dan menyambut baik keberlanjutan program tersebut.
“Ini bukan sekadar pelatihan. Ini adalah investasi masa depan perempuan pesisir Raja Ampat. GEF-6 CFI Indonesia telah menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi bisa inklusif, menyentuh langsung masyarakat yang paling membutuhkan,” tegasnya.
Ke depan, para peserta akan diarahkan untuk membentuk kelompok usaha bersama, mendapatkan akses pasar lokal, serta dukungan lanjutan dari instansi terkait. Selain pelatihan dan peralatan awal (starter kit), peserta juga diharapkan bisa mengembangkan usaha mandiri berbasis keterampilan yang telah dimiliki.
Inisiatif ini menjadi salah satu praktik baik yang menunjukkan bahwa pendekatan komunitas—khususnya dengan memberdayakan perempuan—dapat menjadi pendorong utama perubahan ekonomi di wilayah pesisir.
0 COMMENTS