cfi-indonesia.id. Sebagai komitmen dalam mendukung program prioritas ekonomi biru Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), ISPIKANI dan GEF-6 CFI Indonesia berkolaborasi melaksanakan Kajian bioekologi kepiting bakau di WPP 715, 717 dan 718. Tahap awal kegiatan dilakukan dengan melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) pengumpulan data bioekologi kepiting bakau (pembahasan action plan dan metodologi) pada tanggal 28 -29 Agustus 2024 kegiatan ini diselenggarakan di Hotel Mercure Cikini Jakarta dan dihadiri oleh berbagai ahli dan peneliti kepiting bakau. Kajian ini difasilitasi melalui pendanaan GEF 6 CFI Indonesia “The Ecosystem Approach To Fisheries Management (EAFM) In Eastern Indonesia (Fisheries Management Area (FMA) - 715,717 & 718) Components A, B, And D”, merupakan kerjasama antara KKP dengan WWF US GEF Agency.
Kegiatan ini bertujuan untuk menyatukan pandangan dan pengalaman berbagai ahli terkait metode pengumpulan data populasi kepiting bakau. Dengan data yang lebih akurat, diharapkan pengelolaan kepiting bakau secara berkelanjutan dapat dilakukan.
Pertemuan perdana Kajian bioekologi kepiting bakau di WPP 715, 717 dan 718 dihadiri oleh para ahli kepiting dan perikanan pesisir, Ir. Muhammad Iqbal Djawad, MSc, Ph.D, Prof. Ir. La Sara,M.Si.,Ph.D, Prof. Dr. Ir. Dietriech G Bengen, DEA, Dr. Nurliah Buhari, S.Pi, M.Si, Dr. James Abrahamsz, S.Pi, M.Si, didampingi Aris Budiarto, S.Pi, M.Si, Agus Suherman, S.Pi, M.Si, dan perwakilan PMU GEF CFI Indonesia.
Pertemuan perdana dihadiri oleh Ir. Muhammad Iqbal Djawad, MSc, Ph.D (Universitas Hasanudin), Prof. Ir. La Sara, M.Si., Ph.D (Universitas Halu Oleo), Prof. Dr. Ir. Dietriech G Bengen, DEA (IPB University), Dr. Nurliah Buhari, S.Pi, M.Si (Univbersitas Mataram), Dr. James Abrahamsz, S.Pi, M.Si (Universitas Pattimura). Turut hadir juga Mewakili Direktur Pengelolaan Sumberdaya Ikan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap KKP Aris Budiarto, S.Pi, M.Si dan Ketua Umum ISPIKANI Dr. Agus Suherman, S.Pi, M.Si serta Nuranti Anarkhis, S.Pi, M.P perwakilan PMU GEF 6 CFI Indonesia. Pada pertemuan tersebut, para ahli mendiskusikan terkait metode pengumpulan data, analisis yang akan digunakan, ekosistem yang berkorelasi dengan kepiting bakau, serta output laporan yang akan dihasilkan.
Hasil dari kegiatan pertemuan tersebut para ahli telah menyusun buku pedoman sebagai panduan dalam pengambilan dan analisis data kepiting bakau.
Training of Trainers Pengumpulan data bioekologi kepiting bakau dilaksanakan di Ruang Sidang Fakultas Ilmu kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin, Makassar. (8-10/9/2024)
Sebagai rangkaian dari kegiatan Kajian bioekologi kepiting bakau di WPP 715, 717 dan 718. ISPIKANI dan GEF-6 CFI Indonesia sukses menggelar kegiatan Seminar dan Training of Trainers (ToT) Urgensi Pengumpulan data bioekologi kepiting bakau. Kegiatan yang dilaksanakan selama tiga hari tanggal 8-10 September 2024 bertempat di Ruang Sidang Fakultas Ilmu kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin, Makassar.
Dalam kegiatan ToT, dihadiri oleh lima Ahli dan juga tiga Dosen Peneliti dari masing-masing WPP 715, 717, dan 718. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menyampaikan metodologi hasil pertemuan awal dan perancangan teknis pelaksanaan dalam pengumpulan data di lapangan.
Seminar Urgensi Pengumpulan data bioekologi kepiting bakau dilaksanakan secara Hybrid dihadiri Tim Ahli, Rektor Universitas Hasanuddin, Dosen dan Mahasiswa, DKP Provinsi Sulawesi Selatan Dosen, dan Para Enumerator bertempat di Universitas Hasanuddin, Makassar. (8/9/2024)
Sedangkan dalam Seminar yang dilaksanakan secara Hybrid dihadiri oleh Rektor Universitas Hasanudin (UNHAS), Ketua Umum ISPIKANI, Para Ahli Kepiting Bakau, Dekan FIKP UNHAS, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi SULSEL, serta dosen, mahasiswa, enumerator dan perwakilan GEF 6 CFI Indonesia.
Rektor Universitas Hasanuddin Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc yang turut menyampaikan bahwa sangat perlu untuk menjalin kolaborasi gerak di bidang perikanan antara pemangku kepentingan dengan alumni perikanan yang ada di setiap daerah. Sehingga cita-cita pengabdian sebagai akademisi yang bertanggungjawab terhadap keberlangsungan ekosistem hayati dapat terwujud.
“Melalui penyatuan persepsi terkait pengalaman berbagai ahli terhadap metode pengumpulan data populasi kepiting bakau diharapkan akan diperoleh data yang lebih akurat sehingga pengelolaan kepiting bakau secara berkelanjutan dapat dilakukan” ujar Jamaluddin.
Dalam seminar tersebut para ahli dan stakeholder menyampaikan bahwa data, merupakan komponen paling penting dalam menentukan strategi pengelolaan kepiting bakau. Data adalah fondasi utama dalam pengelolaan dan perumusan kebijakan yang efektif. Keputusan yang berbasis data memungkinkan pengambil kebijakan untuk membuat langkah-langkah yang lebih tepat sasaran, transparan, dan berdampak positif terhadap masyarakat dan keberlanjutan lingkungan.
0 COMMENTS