cfi-indonesia.id. Tim WWF US sebagai GEF Agency melakukan kunjungan dalam rangka monitoring dan evaluasi hasil kinerja project GEF 6 CFI Indonesia. Project ini adalah kerjasama antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dengan WWF GEF Agency untuk mengimplementasikan Ecosystem Approach to Fisheries Management (EAFM) in Eastern Indonesia melalui Komponen A, B, dan D. Proyek tersebut berlangsung di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 715, 717 dan 718, berdasarkan Perjanjian Hibah antara KKP selaku executing agency dan WWF GEF Agency sebagai implementing agency.
Suasana penyambutan rombangan Monev WWF GEF Agency ditemani Perwakilan Biro Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Luar Negeri KKP dan PMU CFI Indonesia di Kampung Menarbu Kabupaten Teluk Wondama (31/10/2024)
Kunjungan tahun ini dilakukan di Kabupaten Teluk Wondama Provinsi Papua Barat, Kota Ambon Provinsi Maluku dan terakhir di Bali, berlansung selama 11 hari dari tanggal 28 Oktober hingga 7 November 2024. Sebelumnya diawali pertemuan di Kantor KKP di hadiri Tim WWF US, PMU GEF 6 CFI Indonesia dan beberapa perwakilan KKP di Ruang Rapat RFMO lantai 14 Gedung Mina Bahari II. Pertemuan tersebut dimaksud untuk menyampaikan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh mitra-mitra terkait dengan pencapaian komponen-komponen project.
Tim WWF GEF Agency diwakili oleh Heike Lingertat Lead Specialist WWF GEF Agency dan Adrianne Mc Keehan selaku Safeguard Specialist WWF GEF Agency.
Mewakili Direktur Pengelolaan Sumber Daya Ikan Yayan Hernuryadin selaku Ketua Tim Kerja Pemantauan di Atas Kapal Penangkap Ikan dan Kapal Pengangkut membuka pertemuan tersebut. Dalam arahannya Yayan menyampaikan sejumlah hasil telah dicapai CFI Indonesia selama Tahun 2024. Diantaranya reviu terhadap Rencana Pengelolaan Perikanan (RPP) di WPPNRI 715 dan 717, sejumlah kegiatan pendukung implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2023 tentang Penangkapan Ikan Terukur (PIT), kajian pendanaan kolaboratif untuk mendanai konservasi ekosistem pesisir termasuk pencadangan kawasan konservasi di Perairan Buru Selatan Maluku, kajian stok perikanan komoditi target, dukungan fasilitasi terhadap usaha nelayan skala kecil dan nelayan perempuan, dashboard pengelolaan data dan informasi, serta diseminasi pembelajaran terbaik melalui upaya knowledge management.
Pertemuan awall bersama Tim WWF GEF Agency (Heike Lingertat Lead Specialist WWF GEF Agency dan Adrianne Mc Keehan selaku Safeguard Specialist WWF GEF Agency), PMU GEF 6 CFI Indonesia, Direkorat PSDI dan beberapa perwakilan KKP di Ruang Rapat RFMO lantai 14 Gedung Mina Bahari II (28/10/2024)
Khusus PIT, Yayan menyampaikan banyak dukungan CFI Indonesia melalui sejumlah kegiatan seperti peningkatan kapasitas bagi petugas pendata PNBP, petugas kesyahbandaran, pendataan stok ikan spesies terpilih, pertemuan penghitungan kuota penangkapan ikan, pencatatan e-log book penangkapan ikan, hingga pelatihan EAFM tingkat perencana, yang merupakan bagian terakhir dari implementasi pelatihan EAFM secara menyeluruh.
Ditingkat penerima manfaat program CFI Indonesia telah berkontibusi nyata bagi nelayan dan masyarakat pesisirnya. Menurut Yayan, peran KKP melalui CFI Indonesia telah memberikan fasilitasi terhadap nelayan skala kecil melalui peningkatan kapasitas perbaikan mesin, kasko, perbaikan jaring, penggunaan GPS, penanganan ikan yang baik, pengenalan teknologi penghemat BBM, hingga penerapan inovasi dalam budidaya kepiting bakau yang lebih baik. Begitu juga bagi nelayan perempuan. “Kami terus mendukung Sasi Label, sebagai bentuk diversifikasi mata pencaharian alternatif melalui produksi produk makanan dari ikan yang diolah, yang juga telah berkontribusi kepada penurunan angka stunting di daerah. Produksi unggulan lainnya adalah kain ecoprint yang diterima sangat baik oleh berbagai pihak, telah kami pamerkan pada beberapa kesempatan, juga saat ini telah dipasarkan di booth strategis seperti di Bandar Udara Pattimura” Jelas Yayan.
Pencapai positif CFI Indonesia tidak terlepas dukungan dari berbagai pihak. “Dengan sejumlah hasil baik dalam pemenuhan Output dan Outcome di Tahun 2024 ini, dukungan yang baik dari para Biro, Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap dan juga Inspektorat Jenderal, menjadikan kami sangat optimis dalam menatap perencanaan Tahun 2025, demi kebaikan semua pihak’ ungkap Yayan.
Tim WWF GEF Agency ditemani Perwakilan Biro Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Luar Negeri KKP Siti Hamdiyah dan PMU CFI Indonesia mengunjungi site project di Kabupaten Teluk Wondama dan melakukan pertemuan dengan berbagai mitra di Kota Ambon. Selain bertujuan untuk memonitoring dan evaluasi perkembangan implementasi CFI Indonesia, kunjungan ini dimaksudkan untuk menjaring informasi dan kebutuhan dari berbagai stakeholder dalam rangka perbaikan project, selanjutkan akan diproyeksikan dalam penyusunan rencana kerja tahun 2025.
Di Kabupaten Wondama, rombongan diterima Pjs Bupati Derek Ampnir dan menyampaikan apresiasi kepada KKP dan WWF GEF Agency atas perhatian dan dukunganya terhadap pembangunan perikanan di Wilayahnya.
Pertemuan dan diskusi Peserta, Penyelenggara Kegiatan (BBPI Semarang), Dinas Perikanan Kabupaten Teluk Wondama bersama Heike Lingertat Lead Specialist WWF GEF Agency dan Adrianne Mc Keehan selaku Safeguard Specialist WWF GEF Agency, Siti Hamdiyah Perwakilan Biro Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Luar Negeri KKP, PMU GEF 6 CFI Indonesia dan di Wasior Kabupaten Teluk Wondama (30/10/2024)
Selama di Kabupaten Wondama, rombongan menunjungi kegiatan CFI Indonesia di Wasior, Pelatihan Pembuatan dan Perbaikan Bodi Kasko Fiber Glass, Perakitan Alat Tangkap Jaring yang dilaksanakan oleh BBPI Semarang. Pada kesempatan tersebut tim menyampaikan berbagai hal dan berdiskusi dengan peserta kegiatan. Selanjutnya, mengunjungi Kampung Menarbu lokasi Sasi laut yang menjadi ikon Kabupaten Teluk Wondama. Juga mengunjungi kegiatan pelatihan menjahit batik ecoprint di Kampung Aisandami, bertemu dengan masyarakat dan pemerintah kampungnya. Pada kesempatan tersebut diperoleh berbagai informasi, kebutuhan masyarakat dan pemeritah desa yang dapat direkomendasikan ditindaklanjuti KKP dan Kementerian lainnya termasuk melalui project CFI Indonesia.
Pertemuan bersama kelompok CFI Indonesia, masyarakat dan aparat pemerintah kampung Menarbu Distrik Roon Kabupaten Teluk Wondama dalam rangka menjaring informasi, kebutuhan masyarakat yang dapat direkomendasikan ditindaklanjuti melalui project CFI Indonesia. (31/10/2024)
Salah satu momentum menarik saat pertemuan dengan masyarakat Menarbu, Tim WWF GEF Agency menanyakan dampak terapan sasi, apakah selama pemberlakuan sasi sudah memberikan dampak terhadap sumberdaya ikan dan ekosistemnya ataupun masyarakat aware dengan destructively fishing?. Pertanyaan tersebut dijawab oleh ketua Sasi Yohanis Ayamiseba bahwa penerapan sasi di Kampung Menarbu memiliki dampak nyata untuk biota yang ada seperti ikan, karang sudah mulai pulih kembali dan habitat terumbu karang yang dulunya rusak dan mulai punah, sekarang muncul Kembali, dengan kata lain perairan di area Menarbu sudah membaik.
Heike Lingertat Lead Specialist WWF GEF Agency ikut menghadiri dan menyampikan sambutan pada pembukaan The 2nd International Seminar on Ocean Sciences and Sustainability (ISOSS) 2024 yang diselenggarakan oleh Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University, bekerja sama dengan FPIK Universitas Pattimura, difasilitasi lewat pendanaan CFI Indonesia di Hotel Santika Premiere, Ambon. (4/11/2024)
Di Kota Ambon, Tim menghadiri pembukaan kegiatan The 2nd International Seminar on Ocean Science and Sustainability di Hotel Santika Premiere Ambon didanai oleh CFI Indonesia. Seminar Internasional ini dihadiri 150 peserta offline dan 100 peserta online (Gubernur Maluku, Walikota Ambon, Rektor IPB, Rektor UNPATTI, DKP Provinsi Maluku, BAPPEDA Provinsi Maluku, DKP Ambon, BP3 Ambon, PPN Ambon, Poltek KP Maluku, BAPPEDA Litbang Ambon, Komnaskajiskan, IPB, UNPATTI, BRIN, KKP). DIlanjutkan dengan membuka Bimtek Community Base EAFM, pameran produk champion CFI Indonesia, kemudian dilanjutkan pertemuan dengan stakeholder mitra pelaksana kegiatan project.
Hasil evaluasi selama kunjungan dipaparkan di Bali (5/11/2024). Pertemuan tersebut turut dihadiri Technical Coordinator CFI Indonesia Yayan Hernuryadin, Anton Wijonarno (WWF GEF Agency) dan Nurdani Santana (Bendahara). Heike Lingertat selaku Lead Specialist WWF GEF Agency mengapresasi kinerja CFI Indonesia, dianggap berhasil mengimplementasikan project. Senada dengan penilaian tersebut, Siti Hamdiyah (BHKLN KKP) ikut mengapresiasi CFI Indonesia. Hamdiayah memberikan beberapa catatan perbaikan salah satu diantaranya perlu melibatkan Kementrian Lainnya.
Pada kesempatan terpisah Heike penawaran keberlanjutan proyek GEF fase 9 dari WWF GEF Agency. GEF 9 ini akan menggunakan dana Internasional Water (GEF-IW). Ia percaya dengan hasil hasil yang telah dicapai lewat CFI Indonesia.
0 COMMENTS