728 x 90

GEF-6 : KKP MEMPERKENALKAN BUBU LIPAT IKAN DAN KEPITING BAKAU DI KABUPATEN MALUKU TENGGARA

cfi-indonesia.id.  Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Semarang selaku Unit Pelaksanan Teknis Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) turut berpartisipasi pada program ekonomi biru yang telah dicanangkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Salah satu penerapan program tersebut adalah pelaksanaan Bimtek bubu lipat ikan dan kepiting (Bulik) di Kabupaten Maluku Tenggara Propinsi Maluku hasil kerjasama Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan (Dit. PSDI) bersama dengan Balai Besar Penangkapan Ikan Semarang (BBPI Semarang) dengan menggunakan dana hibah Global Environmental Facility (GEF) - 6 Coastal Fisheries InitiativeIndonesia Child Project (CFI-ICP).

Pelaksanaan Bimtek bubu lipat ikan dan kepiting (Bulik) bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pelaku usaha perikanan (nelayan) di Provinsi Maluku dalam membuat dan mengoperasikan alat penangkapan ikan bubu lipat ikan dan kepiting yang ramah lingkungan dan mendukung keberlanjutan perikanan yang bertanggung jawab. Rencana target peserta  bimtek adalah nelayan pengguna bubu ikan dan kepiting eksisting di Kabupaten Maluku Tenggara sebagai upaya mendukung program penangkapan ikan ramah lingkungan, terutama di Indonesia Bagian Timur yang juga menjadi focus project dari GEF-6..

Sebagai langkah awal dalam rangkaian pelaksanaan Bimtek bubu lipat ikan dan kepiting (Bulik), dilaksanakan identifikasi untuk mencari data awal terkait kondisi eksisting nelayan bubu kepiting dan bubu ikan dilokasi bimtek. Pelaksanaan identifikasi dilakukan selama 3 hari, 14 - 16 September 2023 oleh 2 orang fungsional teknis dari BBPI.

Berdasarkan arahan kepala Dinas perikanan Kabupaten Maluku Tenggara, Ir. Nicodemus Ubro, MM pada saat koordinasi dengan Dinas Perikanan Maluku Tenggara (13/9), identifikasi sebaiknya dilakukan di Pulau Kei Besar, tepatnya di Ohoi Nerong Kecamatan Kei Besar Selatan dan Ohoi Dertom Kecamatan Kei Kecil Barat. Menurut informasi, di dua lokasi tersebut, ada nelayan kepiting dan bubu ikan.

Identifikasi Bimtek Bubu Lipat Ikan dan Kepiting di Kabupaten Maluku Tenggara (14/09/2023)

Pada hari pertama identifikasi (14/9), dengan didampingi M. A. Ingratubun (Ongky) dan M Ikbal Renur (Evan) selaku petugas Dinas Perikanan dan Jones V. Rahanjaan dari pihak GEF 6 CFI Indonesia, tim berangkat menuju Pulau Kei Besar. Dengan menggunakan longboat, penyeberangan menuju kei besar ditempuh selama 30 menit menerjang ombak dan angin, tergantung cuaca. Dari dermaga Ohoi Tamangil Nuhuten, perjalanan dilanjutkan ke Ohoi Nerong menggunakan angkutan umum selama 30 menit. Di Ohoi nerong, bertemu dengan sekretaris ohoi, Moh. Ali Rafa dan perwakilan nelayan nerong, Buce dan Antoni.

Di Ohoi Nerong, terdapat 10 kelompok nelayan, dengan anggota kurang lebih 5 – 10 orang per kelompok. Dari wawancara dengan nelayan tersebut, didapatkan informasi bahwa di Ohoi Nerong, nelayan menggunakan alat penangkapan berupa jaring insang dan pancing. Tidak ada nelayan yang menggunakan alat tangkap jenis bubu, baik intuk ikan maupun kepiting. Tidak adanya bubu kepiting dikarenakan di desa ini sumberdaya kepiting tidak banyak dan susah dalam pemasaran. Sedangkan bubu ikan sudah tidak digunakan lagi, karena nelayan beralih ke jaring dan pancing. Terakhir yang menggunakan bubu ikan adalah dua generasi sebelumnya dari nelayan sekarang. Jaring insang yang digunakan adalah jenis PA multifilament 1.5 inci untuk menangkap ikan terbang dan jaring PA monofilament 3 inci untuk menangkap ikan semadar di sekitar karang, sedangkan pancing yang digunakan jenis pancing tonda untuk menangkap tongkol komo dan pancing ulur demersal.

Kegiatan identifikasi hari kedua, (15/9) sesuai arahan kadis perikanan, dilaksanakan di Ohoi Dertom, Kecamatan Kei Kecil Barat, Perjalanan dari langgur menuju Ohoi Dertom ditempuh kurang lebih satu jam perjalanan darat. Di Ohoi Dertom, tim identifikasi ditemui ketua kelompok nelayan “Bintang laut”, Agustinus Ohoiwutun dan anggota kelompoknya.                                                                        

Di Ohoi Dertom, terdapat 4 kelompok nelayan dengan anggota kurang lebih 10 orang per kelompok. Di Ohoi Dertom, mayoritas nelayan menggunakan alat tangkap bubu kepiting dan jaring insang. Sedangkan untuk bubu ikan, hanya beberapa yang menggunakannya.

Dari hasil identifikasi alat tangkap, bubu kepiting yang digunakan di Ohoi Dertom berupa bubu yang berbahan bambu dengan ukuran dimensi (p x l x t ) 90 cm x 85 cm x 35 cm. Harga bubu bambu untuk kepiting di pengrajin Rp. 100.000,-  dengan masa pakai 1-3 bulan, tergantung perawatan. Sedangkan untuk bubu ikan, menggunakan bubu berbahan bambu dengan bentuk sama namun berukuran lebih besar, yaitu panjang mencapai 1.8 m dengan harga Rp.500.00,-/bubu dengan masa pakai 3 bulan. Sedangkan jaring insang yang digunakan menggunakan bahan PA monofilament  Æ 1 mm 7 inci untuk menangkap ikan kakap dan kerapu.

Bubu kepiting di operasikan di sungai, pinggiran hutan bakau dan dipinggiran pantai bakau. Target tangkapannya berupa kepiting bakau berukuran > 500 gram. Sedangkan untuk kepiting dibawah 500 gram, di lepaskan kembali. Rata-rata nelayan mempunyai 30 bubu kepiting, namun sistem pengoperasian secara bergantian. Nelayan menaruh bubu di daerah penangkapan pada pagi hari, dan mengambil hasil tangkapan keesokan harinya. Bubu dioperasikan secara tunggal dan ditandani dengan pelampung tanda. Sedangkan untuk bubu ikan, dioperasikan dengan sistem tunggal pada kedalaman 10- 15 meter dengan target tangkapan ikan kakap dan kerapu.

Pengenalan bubu lipat ikan dan kepiting bakau oleh BBPI Semarang di Ohoi Dertom Kabupaten Maluku Tenggara  

Di Ohoi Dertom, juga diperkenalkan mengenai beberapa jenis bubu lipat hasil inovasi BBPI seperti bubu lipat ikan, bubu kepiting tancap, bubu kepiting lempar, bubu rajungan kotan dan bubu rajungan tipe kubah. Dari semua jenis bubu yang diperkenalkan, mereka tertarik dengan bubu lipat ikan yang kemungkinan dapat juga digunakan untuk menangkap kepiting. Sedangkan bubu lipat lainnya, berukuran kecil sehingga kurang cocok untuk menangkap kepiting yang berukuran besar. Ketertarikan terhadap bubu lipat berdasarkan pada proses pelipatan dan penegakan yang mudah, ringkas dan masa pakai lebih lama dibandingkan bubu bambu yang mereka pakai saat ini.

Untuk rencana materi praktek pada Bimtek Bubu Lipat Ikan dan Kepiting, meliputi pembuatan bubu dan praktek pengoperasian. Pembuatan bubu terdiri dari pemasangan webbing dan injab, sedangkan pembuatan rangka menggunakan jasa las di bengkel terdekat. Lokasi dan metode pengoperasian dilakukan menyesuaikan dengan kebiasaan nelayan.

Setelah mendapatkan lokasi dan peserta bimtek, selanjutnya dilakukan persiapan bahan praktek yaitu pembuatan prototype rangka bubu, jaring dan tali temali. Tim melanjutkan survei terhadap ketersediaan bahan baku pembuatan bubu lipat ikan dan kepiting  di sekitar wilayah Langgur hingga Kota Tual. Ini dimaksudkan supaya Tim dapat mengestimasi biaya dan rencana pada saat pelaksanaan Bimtek.

Identifikasi bahan bubu dilakukan pada hari ke tiga (16/9) dengan mengobservasi toko toko yang menyediakan bahan rangka bubu yaitu besi eser Æ 12 mm, besi eser Æ 8 mm, besi eser Æ 6 mm dan besi galvanis Æ 4 mm, serta ring engsel untuk pelipatan bubu. Untuk bahan webbing dan injab menggunakan bahan jaring PE D/30 2 inci. Sedangkan untuk tali temali menggunakan tali PE Æ 6 mm dan tali PE Æ 3 mm. Belanja bahan dilakukan untuk bahan bubu yang tersedia di lokasi, seperti besi eser dan tali temali, sedangkan belanja bahan ring engsel, rangka injab  dan jaring dilakukan di Semarang, karena tidak tersedia di lokasi kegiatan.  

Bahan-bahan yang tersedia selanjutnya dibawa ke bengkel las untuk pembuatan prototype rangka bubu ikan. Pembuatan rangka mengikuti desain bubu yang sudah direncanakan, meliputi pembuatan rangka datar depan, rangka miring depan, rangka tegak, rangka miring belakang dan rangka datar belakang.  Selanjutnya rangka-rangka tersebut dirangkai dengan menggunakan ring engsel pada setiap rangka pada as yang terdapat di rangka datar depan. Pengelasan dilakukan dengan presisi agar sambungan antar rangka terjamin kekuatannya. Demikian juga pemasangan engsel pada as untuk menjamin kemudahan pada pelipatan bubu.

Pembuatan prototype rangka bubu lipat ikan di bengkel las di Maluku Tenggara

Pada hari terakhir kegiatan identifikasi (16/9), tim bersama Dinas Perikanan Kabupaten maluku Tenggara melakukan diskusi dan evaluasi terhadap hasil identifikasi. Beberapa keputusan yang ditetapkan dari pelaksanan identifikasi Bimtek Bubu Lipat Ikan dan kepiting adalah lokasi bimtek ditetapkan di Ohoi Dertom Kec. Kei Kecil Barat, sedangkan peserta bimtek adalah nelayan bubu kepiting dan ikan di lokasi bimtek. Materi bimtek meliputi teori dan praktek. Praktek berupa pembuatan bubu lipat ikan yang meliputi pembuatan rangka bubu dengan bekerjasama bengkel las, praktek pemasangan webbing dan injab oleh nelayan peserta, serta pengoperasian bubu lipat ikan dan kepiting di daerah penangkapan sesuai dengan kebiasaan nelayan.

Pelaksanan Bimtek direncanakan sekitar awal bulan November 2023 dengan pertimbangan cuaca dan musim penangkapan. Diharapkan dengan adanya kegiatan identifikasi ini, pelaksanaan bimtek Bubu Lipat Ikan dan Kepiting di Kabupaten Maluku Tenggara dapat berjalan lancar dan bermanfaat bagi nelayan.

0 COMMENTS

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

0 Comments