cfi-Indonesia.id. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Kembali gelar Pelatihan Pembuatan Batik ecoprint Bagi Wanita Nelayan bersama Dinas Perikanan Kabupaten Seram Bagian Timur. Kegiatan tersebut difasilitasi lewat pendanaan program GEF 6 CFI Indonesia” Ecosystem Approach to Fisheries Management (EAFM) In Eastern Indonesia (Fisheries Management Area (FMA) 715, 717, 718) Components A.B and D”.
Ecoprint adalah seni pengolahan kain dengan memindahkan corak dan warna dari sumber kekayaan alam seperti daun, bunga, ranting batang dan pewarna alami lainya ke permukaan media (kain, kertas maupun kulit). Teknik Ecoprint memanfaatkan bahan-bahan alami dari bagian tumbuhan yang mengandung pigmen warna. hasil yang diberikan dari proses ecoprint sangat menarik. Sebab, warna dan motif yang dihasilkan pada tiap-tiap kain berbeda sehingga kain ecoprint unik dan eksklusif. Dengan memanfaatkan sumberdaya alam dilingkungan sekitar, produk ecoprint merupakan produk yang layak dijual dan bisa menjadi peluang usaha karena ecoprint memiliki nilai seni dan nilai jual yang tinggi.
Pelatihan pembuatan batik ecoprint yang diselenggarakan selama tiga hari 24-26 oktober 2024 di Aula Hotel Mutiara Bula. Peserta pelatihan batik ecoprint sebanyak 30 orang yang berasal dari Desa Waru, Desa Wailola dan Desa Englas. Narasumber pada kegiatan pelatihan ini terdiri dari Pjs. Bupati Kabupaten Seram Bagian Timur dan Kepala Dinas Perikanan Seram Bagian Timur. Sedangkan Instrukturnya berasal dari Zie Batik Semarang.
Penyampaian Materi hari pertama oleh Marheno (Instruktur Zie Batik) Terkait Pengenalan Ecoprint, jenis-jenis dan teknik Ecoprint, jenis-jenis daun yang bisa dibuat ecoprint dan proses pembuatan ecoprint. Selain itu peserta juga di jelaskan tentang shibory, jumputan atau shiboryzhome. Pada hari ke dua pelatihan, peserta melakukan beberapa tahapan teknik. salah satunya pembuatan ecoprint teknik Steam dan teknik Pounding.
Menurut Sasi, Teknik Steam dilakukan dengan cara mengukus kain yang telah ditempel daun selama kurang lebih 2 jam untuk menghasilkan warna daun yang di inginkan. Tahapan membuat ecoprint teknik steam yaitu Scouring. Mordanting, peletakan daun, kukus selama 2 jam, pisahkan daun yang menempel pada kain kemudian jemur hingga kering. Berbeda dengan teknik steam, Teknik Pounding dilakukan dengan cara membuat motif dan warna pada kain dengan cara dipukul menggunakan palu kayu sesuai bentuk daun yang diinginkan.
Dihari ke tiga pelatihan, peserta membuat syal dan totebag menggunakan jumputan atau shibory. Shibory, jumputan atau shiboryzhome adalah teknik menghias kain atau textile yang dilakukan dengan cara mencelup kain yang sudah diikat, dijahit, atau dilipat, sesuai pola tertentu. Seperti halnya batik, shibory juga diperlukan bahan perintang warna untuk menahan warna agar tidak meresap ke bagian kain yang tidak diinginkan dengan cara dilipat atau disimpul.
Pjs. Bupati Kabupaten Seram Bagian Timur, Dr. Jalaludin Salampessy, M.Si. sangat mengapresiasi kegiatan pelatihan ini. “Kegiatan ini memberikan berbagai manfaat, pengalaman dan pembelajaran yang berharga. Besar harapan saya semoga ke depannya para peserta dapat menciptakan produk ecoprint menjadi icon ole-ole khas SBT dan menjadi batik khas daerah untuk ASN dilingkup Pemerintah Daerah Kabupaten Seram Bagian Timur. Selain memberikan nilai ekonomi yang tinggi karena kompleksitas motif dan prosesnya, ecoprint juga memberikan dampak positif pada lingkungan” Ungkap Salampessy.
Pada kesempatan yang sama Jahdi Marasabessy, S.Pi M.Si Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Seram Bagian Timur menyampaikan menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada KKP dan GEF-6 CFI Indonesia atas fasilitasinya sehingga kegiatan ini dapat terlaksana. “Kegiatan pelatihan ini sangat mendorong alternatif peningkatan pendapatan rumah tangga nelayan melalui kegiatan ekonomi kreatif. ini Sejalan dengan Harapan dari Dinas Perikanan Kabupaten Seram Bagian Timur, bagaimana kita mampu melewati kegiatan ini dengan baik agar para peserta mampu memahami dan membuat batik ecoprint” ungkap Marasabessy.
Salah satu peserta pelatihan batik ecoprint Ema Bugis, sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada GEF-6 CFI Indonesia, Zasi Batik dan Dinas Perikanan Kab Seram Bagian Timur. “Kegiatan ini memberikan banyak manfaat positif, salah satunya menambah wawasan dan pengetahuan, serta meningkatkan keterampilan bagi kami dalam memanfaatkan potensi sumberdaya alam yang ada diwilayah pesisir. Batik ecoprint merupakan inovasi baru yang memiliki peluang bisnis bagi Wanita nelayan untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga nelayan” tutur Ema Bugis.
0 COMMENTS