cfi-indonesia.id. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Pengelolaan Sumberdaya Ikan (PSDI), Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) melakukan kerjasama dengan Global Environment Facility-6 (GEF-6) Coastal Fisheries Initiative (CFI) Indonesia, WWF US guna mendorong pengelolaan perikanan berbasis ekosistem, mendukung perikanan nelayan skala kecil, perlindungan terhadap spesies penting, mendorong revitalisasi masyarakat hukum adat, serta pemberdayaan kaum perempuan.
Melalui Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI), DJPT- KKP berupaya meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia khususnya pelaku usaha penangkapan ikan skala kecil dengan Pelatihan Pembuatan dan Perbaikan Kasko Kapal Fibreglass Reinforced Plastic (FRP), Perakitan Alat Tangkap Jaring (Gillnett), Serta Pelatihan Penggunaan GPS dan Fish finder terhadap 30 nelayan tradisional di Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat (WPP 717).
Sebanyak 30 nelayan tradisional di Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat mengikuti pelatihan Pembuatan dan Perbaikan Kasko Kapal Fibreglass Reinforced Plastic (FRP), Perakitan Alat Tangkap Jaring (Gillnett), Serta Pelatihan Penggunaan GPS dan Fish finder, dilaksanakan oleh BBPI Semarang melalui Pendanaan Hibah GEF 6 CFI Indonesia (Wasior, 30 Oktober - 2 November 2024)
Pelatihan kali ini lebih menekankan pada praktik lapangan dibandingkan teori, dengan porsi 75% praktik dan teori 25%. Selama 4 hari, mulai 30 Oktober hingga 2 November 2024 di Wasior, para peserta diberikan materi tentang bagaimana melakukan laminasi dan perbaikan laminasi kasko kapal FRP, perakitan jaring insang, pengoperasian GPS dan Fish finder di atas kapal yang sedang beroperasi.
Pelatihan dibuka oleh Sekretaris Dinas Perikanan Kabupaten Teluk Wondama pada Rabu, 29 Oktober 2024 di Ruang Pertemuan BLK. Dilanjutkan dengan penyampaian teori oleh para narasumber dari BBPI Semarang.
Dalam sambutannya, Ortis K. Karubui, S.Sos. selaku Sekretaris Dinas Perikanan Kabupaten Teluk Wondama mengapreasiasi kegiatan ini. Menurutnya dengan kegiatan pelatihan yang gawangi BPPI Semarang dapat meningkatkan kapasitas dan kompetensi nelayannya. “Kegiatan pelatihan pembuatan dan perbaikan kasko kapal fibreglass, perakitan alat tangkap jaring (gillnet), serta pelatihan penggunaan GPS dan Fish finder adalah sangat penting dan mendasar, karena dapat meningkatkan kapasitas dan kompetensi nelayan kami, karena masih banyak nelayan yang belum mengetahui cara perbaikan kapal fiber, jaring, dan menggunakan GPS” ujar Ortis.
Kegiatan Pelatihan Pembuatan dan Perbaikan Kasko Kapal Fibreglass Reinforced Plastic (FRP), Perakitan Alat Tangkap Jaring (Gillnett), Serta Pelatihan Penggunaan GPS dan Fish finder, dilaksanakan oleh BBPI Semarang melalui Pendanaan Hibah GEF 6 CFI Indonesia, turut hadir Siti Hamdiyah perwakilan BHKLN KKP, Adipati Rahmat Project Manager GEF-6 CFI Indonesia, Specialist WWF GEF Agency Heike Lingertat Lead Specialist WWF GEF Agency dan Adrianne Mc Keehan selaku Safeguard Specialist WWF GEF Agency (Wasior, 30/10/2024)
Dalam acara pembukaan turut hadir Siti Hamdiyah perwakilan BHKLN KKP, Adipati Rahmat Project Manager GEF-6 CFI Indonesai, Specialist WWF GEF Agency Heike Lingertat Lead Specialist WWF GEF Agency dan Adrianne Mc Keehan selaku Safeguard Specialist WWF GEF Agency.
Heike Lingertat selaku Specialist WWF GEF Agency senang bertemu dengan peserta pelatihan. “Saya sangat terkesan dengan peserta yang sangat antusias untuk belajar” ungkap Heike.
Ia merasa dapat berdiskusi dengan para nelayan dan mendengarkan masukan dari mereka terkait keinginan untuk pelatihan yang lebih lama dan peralatan yang lebih banyak. Selain itu Heike juga menyampaikan perhatiannya terhadap dampak lingkungan dan bagaimana meminimalkan dampak lingkungan jika memiliki lebih banyak kapal FRP.
Adipati Rahmat Gumelar selaku Project Manager GEF-6 juga menambahkan, CFI Indonesia memiliki harapan bahwa nelayan peserta pelatihan ini dapat menjadi perwakilan GEF-6 di lingkungannya yang dapat menyebarkan manfaat. “Tahun berikutnya akan dilaksanakan program yang lebih besar daripada yang dilakukan sekarang, seperti pelatihan pembangunan kapal FRP dari awal hingga selesai” ungkap Adipati.
Pelatihan juga difasilitasi oleh para narasumber yang memiliki kompetensi di bidangnya, yaitu Ahli Alat Tangkap dan Alat Bantu Penangkapan Ikan, Ahli Perkapalan, Ahli Permesinan Kapal, serta Analis Standardisasi dan Pengelola Produksi Perikanan Tangkap.
Adapun tujuan pelatihan untuk meningkatnya kapasitas dan kompetensi peserta pelatihan khususnya dalam pembuatan dan perbaikan laminasi kasko kapal fibreglass, merakit jaring dengan benar, dan pengoperasian GPS dan Fish finder, sehingga dapat menekan biaya pemeliharaan sarana penangkapan ikan serta meningkatkan efisiensi dan efektifitas operasi penangkapan ikan.
Kegiatan Praktek Pelatihan Pembuatan dan Perbaikan Kasko Kapal Fibreglass Reinforced Plastic (FRP) (Wasior, 30 Oktober - 2 November 2024)
Kegiatan praktik di lapangan dilakukan pada 31 Oktober hingga 2 November 2024 dengan rincian praktik laminasi dan jaring di halaman depan Ruang Pertemuan BLK serta Perairan Teluk Sesar untuk praktik pengoperasian GPS dan Fish finder.
Khusus praktik pengoperasian GPS dan Fish finder di Perairan Teluk Wondama yang menggunakan 2 unit kapal penangkapan ikan milik nelayan. Praktik diawali setting alat, pemasangan antena GPS dan Tranducer di bodi kapal dan dilanjutkan pengoperasian alat.
Setelah empat hari pelatihan, para peserta merasa bersyukur dan senang karena mendapat banyak ilmu baru, baik teori maupun praktik. Seperti yang disampaikan oleh pengamat dari penyuluh BPPP Ambon, Derek Manggaprouw. “Saya melihat peserta mengikutinya dengan serius dan adanya perkembangan yang dirasakan oleh nelayan” ungkap Derek.
Salah satu Farky S. Halauwet mengakui lewat pelatihan Ia mendapat pengetahuan baru yang bermanfaat baginya. “Pelatihan fiber yang dilaksanakan sangat menarik, karena sebelumnya kami belum ada pengalaman membuat kapal fiber atau memperbaiki kapal fiber yang rusak, tapi setelah kegiatan kami bisa melakukan laminasi fiber dan memperbaiki bodi kapal fiber yang rusak. Kami mendapat materi yang baik. Semoga kegiatan ini dapat dilaksanakan lagi tahun depan agar kemampuan terkait fiber dapat bertambah” ujar Farky S.
Hal yang sama diakui oleh Adam Frans Saiya, S.Pi., selaku Kepala Bidang Perikanan Dinas Perikanan Teluk Wondama dan berharap kegiatan dan dilaksanakan di desa lainnya. “Semoga kegiatan pelatihan ini bisa dilaksanakan di desa lainnya di Kabupaten Teluk Wondama, karena kami merasakan manfaatnya, tidak hanya bagi nelayan, juga bagi kami dari perwakilan Dinas” ungkap Adam.
Kegiatan pelatihan ini ditutup oleh Ortis K. Karubui, S.Sos Sekretaris Dinas Perikanan Kabupaten Teluk Wondama. Dalam sambutan penutupnya menyampaikan terima kasih atas terlaksananya kegiatan pelatihan ini. “Nelayan kami yang sebelumnya belum mengetahui cara memperbaiki kapal fiber yang rusak, memperbaiki jaring yang rusak, dan menggunakan GPS dan fish finder, sekarang jadi mengetahui. Semoga kegiatan ini bisa dilaksanakan lagi dengan waktu pelatihan yang lebih lama” ujar Ortis saat menutup kegiatan pelatihan. (02/11/2024).
0 COMMENTS