cfi-indonesia.id. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berdayakan masyarakat pesisir dengan berupaya meningkatkan produktivitas nelayannya. Diantaranya melalui penyaluran program bantuan, pelatihan peningkatan kapasitas, hingga pemberian beasiswa pendidikan untuk anak para Nelayan.
Peserta pelatihan diversifikasi pengolahan perikanan dan pelatihan perbaikan mesin kapal di Desa Surya Bahari Kecamatan Pakuhaji Kabupaten Tangerang (9/2/24)
Minggu (9/2), KKP berikan sejumlah bantuan pada masyarakat di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Cituis, Teluknaga, Tangerang, Banten. Sebanyak 17 Kelompok Usaha Bersama (KUB) nelayan di Kecamatan Mekarbaru, Kronjo, Sukadiri, Pakuhaji, Teluknaga, dan Kemeri, serta 3 pengelola TPI (Cituis, Tanjung Pasir, dan Kronjo) mendapatkan bantuan dan peningkatan kapasitas yang dipimpin langsung Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Lotharia Latif, Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Budi Sulistiyo, dan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDM) KP I Nyoman Radiarta.
Kegiatan ini juga turut melibatkan stakeholder kelautan dan perikanan seperti GEF-6 Coastal Fisheries Initiative (CFI) Indonesia dan juga beberapa perbankan yang mendukung pemberdayaan nelayan. Hal ini menunjukkan kolaborasi lintas sektor untuk meningkatkan produktivitas sektor perikanan.
Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Lotharia Latif di lokasi menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah dan stakeholder dalam menciptakan sektor perikanan yang maju dan berkelanjutan.
“Bantuan dan pelatihan ini bukan sekadar dukungan sesaat, tetapi merupakan bagian program kerja yang berkelanjutan dari KKP dalam meningkatkan keselamatan, efisiensi, dan kesejahteraan nelayan” ujar Latif.
Peran CFI Indonesia
Keterlibatkan CFI Indonesia pada giat KKP kali ini ikut memfasilitasi pelatihan dan bantuan peralatan perbaikan mesin kapal bagi nelayan dan diversifikasi pengolahan hasil perikanan untuk wanita nelayan di Desa Surya Bahari Kecamatan Pakuhaji Kabupaten Tangerang.
Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Lotharia Latif, Kepala BPPSDM KP, Plt. Sekretaris Ditjen Perikanan Tangkap Ridwan Mulyana, Sekretaris BPPSDM KP Rudi Alek Wahyudin bersama Direktur Kapal Perikanan dan Alat Penangkapan Ikan Mochamad Idnillah mengunjungi kegiatan pelatihan diversifikasi pengolahan perikanan dan perbaikan mesin kapal di Desa Surya Bahari Kecamatan Pakuhaji Kabupaten Tangerang difasilitasi lewat pendanaan hibah CFI Indonesia (9/2/24).
Kegiatan pelatihan ini turut dikunjungi langsung Dirjen Perikanan Tangkap, dan Kepala BPPSDM KP, Plt. Sekretaris Ditjen Perikanan Tangkap Ridwan Mulyana, Sekretaris BPPSDM KP Rudi Alek Wahyudin bersama Direktur Kapal Perikanan dan Alat Penangkapan Ikan Mochamad Idnillah.
Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Lotharia Latif berdiskusi dengan peserta dan berharap agar kegiatan pelatihan seperti ini terus dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kemampuan masyarakat.
Pada kesempatan yang sama Latif menyerahkan bantuan peralatan pengolahan kepada empat kelompok istri nelayan di Desa Surya Bahari yang baru pertama kali mengikuti pelatihan pengolahan hasil perikanan. Menurutnya kegiatan seperti ini lebih kongrit, bersentuhan langsung dengan kebutuhan masyarakat. “Nantinya jika hasil olahan ibu ibu sudah bagus, akan dibimbing oleh petugas kita (KKP) cara packing dengan baik, dan kalau sudah bagus packingnya nanti akan menjadi Mitra UMKM kita” ungkap Latif saat menyerahkan bantuan peralatan pengolahan yang difasilitasi lewat pendanaan hibah CFI Indonesia.
Menurut Project Manager CFI Indonesia Adipati Rahmat melalui giat pada hari Minggu, 9 Februari 2025 lalu, bersama dengan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, CFI Indonesia terus memberikan Bimbingan Teknis Pengolahan berbagai Produk olahan Ikan kepada Wanita Nelayan. Harapannya, hasil tangkapan nelayan tidak sekedar dijual, namun dapat diolah sebagian menjadi produk yang bernilai tambah, bertahan lama dan menambah variasi makanan bergizi di rumah-rumah nelayan.
Sebagai bagian dari pembelajaran berkelanjutan, CFI memfasilitasi sejumlah kelengkapan alat pengolahan (kompor, regulator gas LPG dan tabung gas, timbangan digital chopper miyako, sealer plastik, container box, cooler box, panci, dan berbagai alat pengelolan lainnya) yang digunakan dalam pelatihan juga langsung menjadi milik empat kelompok (24 orang) yang dilatih. “Kembali ke kampung masing-masing, kelompok wanita nelayan dapat terus produktif dan mengajarkan ilmu yang diterima kepada wanita nelayan lainnya, karena sekarang baik ilmu dan alat sudah dimiliki” ungkap Adipati.
Plt. Sekretaris Ditjen Perikanan Tangkap Ridwan Mulyana bersama Direktur Kapal Perikanan dan Alat Penangkapan Ikan Mochamad Idnillah menyerahkan bantuan peralatan perbaikan mesin kapal di Desa Surya Bahari Kecamatan Pakuhaji Kabupaten Tangerang (9/2/24).
Di lokasi yang sama juga digelar perlatihan perbaikan mesin kapal melibatkan instruktur dari BBPI Semarang dan dari penyedia mesin diesel Dongfeng dan Shark yang umumnya digunakan oleh nelayan setempat. Sebanyak 31 Nelayan mendapatkan pengetahuan teori dan demo praktek mengenal permasalahan mesin dan perbaikannya. Sebagian besar para peserta diberi kesempatan membuka mesin, memperbaiki dan memasangnya hingga berhasil kembali menghidupkan mesinnya.
Salah satu peserta nelayan Nurhakim mengaku sangat terbantu dengan pelatihan ini. Menurutnya kehadiran instruktur dari BPPI Semarang, Dongfeng dan Shark menambah wawasan dan tidak akan kesulitan memperbaiki mesin kapalnya. “Setelah diajarkan dan praktek langsung bongkar pasang mesin, saya semakin tahu perbaiki mesin” ungkap Nurhakim.
Pada kesempatan yang sama Plt. Sekretaris Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Ridwan Mulyana bersama Direktur Kapal Perikanan dan Alat Penangkapan Ikan Mochamad Idnillah menyerahkan bantuan peralatan perbaikan mesin kapal kepada dua kelompok nelayan peserta pelatihan.
“Semoga bantuan sejumlah peralatan perbaikan mesin yang diterima hari ini dapat dimanfaatkan dengan baik” ujar Ridwan saat menyerahkan bantuan tersebut.
Pada prinsipnya CFI Indonesia berupaya mengembangkan Sasi Co-Management dan mereflikasikan lebih luas. Mencontohkan sistem bisnis yang tersistematis dan partispatif melibatkan berbagai komponen di kampung mulai dari nelayan, istri dan anggota keluarga nelayan, dan kelembagaannya (KUB, Koperasi Bumdes) menciptakan nilai tambah. Sistem bisnis di kampung-kampung nelayan saat ini pada umumnya sangat sederhana. Nelayan menangkap, membawanya ke pelabuhan, dan menjualnya di Tempat Pelelangan Ikan. Rantainya begitu pendek dan minim nilai tambah seperti yang dilakukan oleh masyarakat di sekitar TPI Cituis Kabupaten Tangerang.
0 COMMENTS