“Sasi Co-Management Perkuat Kapasitas Dalam Pengelolaan Sumber Daya Laut”
cfi-indoensia.id. CFI Indonesia melalui proyek GEF6 bekerja sama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Teluk Wondama menyelenggarakan pelatihan selam selama empat hari yang berlangsung di Kabupaten Teluk Wondama. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kelompok masyarakat dan aparatur sipil negara (ASN) dalam pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan sebagai salah satu intervensi proyek memperkuat Sasi Co-Management. (22-27/5/2025)
Pembukaan kegiatan pelatihan Sertifikasi Kemampuan Selam Bagi Kelompok Pengelola Sasi Aparatur Pemeintah Daerah (ASN) dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Teluk Wondama, Anthonius Alex Marani di Aula Kantor Distrik Wasior (22/5/2025)
Pembukaan kegiatan dilaksanakan di Aula Kantor Distrik Wasior dan dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Teluk Wondama, Anthonius Alex Marani. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan pelatihan ini yang dinilai sangat penting untuk mendukung keselamatan, konservasi laut, serta promosi wisata bahari.
“Harapannya peserta tidak hanya mendapatkan kemampuan dan keterampilan menyelam, tetapi juga menjadi duta wisata dan garda terdepan dalam melindungi ekosistem laut Wondama,” ujarnya.
Pelatihan ini diikuti oleh 21 peserta yang terdiri dari 13 anggota kelompok Sasi, 4 staf dari DKP Teluk Wondama, dan 4 perwakilan dari tim PMU CFI Indonesia. Pelatihan diawali dengan sesi teori yang disampaikan oleh instruktur selam, Wahyu Mulyono, dan dilanjutkan dengan praktik penyelaman selama tiga hari di laut.
Dalam keterangannya, Wahyu menyampaikan rasa bangganya dapat berkontribusi dalam pelatihan ini. “Saya merasa bangga bisa berbagi ilmu dan pengalaman dalam pelatihan ini. Antusiasme peserta sangat luar biasa. Harapan saya, pengetahuan dan keterampilan yang sudah diperoleh bisa dimanfaatkan dengan baik, terutama untuk mendukung konservasi dan pengelolaan sumber daya laut di Wondama,” ujarnya.
Kegiatan pelatihan Sertifikasi Kemampuan Selam Bagi Kelompok Pengelola Sasi Aparatur Pemeintah Daerah (ASN) , Praktek di Pulau Numamuren Distrik Teluk Duari Kabupaten Teluk Wondama (22-27/5/2025)
Kegiatan ini juga menjadi bagian dari upaya memperkuat Sasi Co-Management. Sasi sebagai pengelolaan sumber daya alam berbasis kearifan lokal yang diterapkan secara turun-temurun oleh masyarakat pesisir. Dalam praktik Sasi, masyarakat menetapkan masa tutup dan buka wilayah laut tertentu guna memastikan kelestarian sumber daya alam secara berkelanjutan.
Menurut Faridatun Amalia Hasanah, Gender dan Safeguard Specialist dari CFI Indonesia, pelatihan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan CFI Indonesia yang sudah berjalan hampir lima tahun di Teluk Wondama. “Pelatihan ini tidak hanya mendukung konservasi, tetapi juga menjadi bagian dari promosi praktik baik (best practice) Sasi Label dan Sasi Co-Management yang kami dorong untuk dikenal, baik di tingkat nasional maupun internasional, mulai dari penguatan kelembagaan, peningkatan kapasitas, hingga strategi pemasaran,” jelasnya.
Apresiasi juga disampaikan oleh Adam F Saiya, perwakilan dari DKP Teluk Wondama. “Sebagai salah satu mitra dari GEF6: CFI Indonesia, kami sangat mengapresiasi project ini yang tidak pernah henti mendukung kegiatan konservasi sebagai bentuk kepedulian terhadap perikanan yang ada di Teluk Wondama. Kemitraan ini sangat bermanfaat dan berdampak nyata bagi kelompok-kelompok Sasi di kampung-kampung. Tidak henti kami sampaikan terima kasih kepada GEF6 karena kegiatannya menyasar tidak hanya nelayan laki-laki, tetapi juga para ibu-ibu nelayan di sini,” ujarnya.
Penutupan Kegiatan pelatihan Sertifikasi Kemampuan Selam Bagi Kelompok Pengelola Sasi Aparatur Pemerintah Daerah (ASN) , Praktek di Pulau Numamuren Distrik Teluk Duari Kabupaten Teluk Wondama (27/5/2025)
Selama pelatihan, peserta menyampaikan rasa antusias dan senang dapat memperoleh keterampilan baru. Sebelumnya mereka telah mengenal penyelaman tradisional (molo), namun teknik tersebut memiliki keterbatasan. Melalui pelatihan ini, peserta mampu melakukan penyelaman secara aman dan efisien untuk keperluan monitoring dan eksplorasi sumber daya laut.
Mersila Wonemiseba dari kelompok Sasi Menarbu mengungkapkan rasa terima kasih atas kesempatan yang diberikan. “Ini pengalaman pertama saya menyelam menggunakan alat. Ilmu ini sangat bermanfaat dan semoga bisa kami terapkan untuk menjaga pulau dan perikanan di tempat kami,” ujarnya.
Thonci Alfius Somisa dari kelompok wisata Sasi Windesi juga menyampaikan hal serupa. “Terima kasih atas ilmu dan waktu yang diberikan. Biasanya kami hanya mengantar tamu, tapi sekarang kami bisa menyelam sendiri. Semoga ini bisa kami kembangkan untuk mendukung wisata bahari kami,” katanya.
Kegiatan ini menjadi langkah strategis implementasi Co-Management untuk memperkuat kapasitas masyarakat Teluk Wondama dalam melindungi, mengelola, dan memanfaatkan kekayaan laut secara berkelanjutan, sekaligus memperluas peluang ekonomi melalui sektor perikanan dan pariwisata lokal.
0 COMMENTS