cfi-indonesia.id. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerja sama dengan Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang telah menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Identifikasi Potensi Jasa Lingkungan (Payment for Ecosystem Services) di Kabupaten Maluku Tenggara” pada 10-11 Desember 2024. Kegiatan tersebut difasilitasi melalui program hibah GEF-6 CFI Indonesia “The Ecosystem Approach To Fisheries Management (EAFM) In Eastern Indonesia (Fisheries Management Area (FMA) - 715,717 & 718) Components A, B, and D”.
Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk Dinas Perikanan, Dinas Pariwisata, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, penyuluh perikanan, perwakilan nelayan, dan mahasiswa. FGD bertujuan merumuskan strategi pengelolaan berkelanjutan yang berbasis potensi jasa lingkungan (PES) di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, khususnya di Ohoi Werka dan Ohoi Ohoirenan di Pulau Kei Besar.
Kegiatan FGD berhasil mengidentifikasi sejumlah potensi sumber daya alam di wilayah tersebut. Di Ohoi Werka terdapat ekosistem mangrove, terumbu karang, dan padang lamun, sementara di Ohoi Ohoirenan hanya terdapat terumbu karang dan lamun. Penduduk di kedua wilayah memiliki multi-profesi sebagai nelayan dan petani. Selain itu, kearifan lokal seperti Sasi Laut dan Sasi Darat (hawear) menjadi elemen penting dalam pelestarian ekosistem setempat. Sistem pengelolaan berbasis rapat tiga batu tungku yang melibatkan pemangku adat, pemerintah, dan tokoh agama juga telah diterapkan sebagai pendekatan kolaboratif untuk pengambilan keputusan.
FGD juga mengidentifikasi potensi pengembangan PES yang mencakup pelestarian budaya, konservasi perairan seperti terumbu karang dan jalur migrasi ikan paus, konservasi penghijauan melalui mangrove, pengembangan pariwisata bahari, serta peningkatan potensi industri perikanan. Untuk mendukung upaya ini, rekomendasi pengelolaan berkelanjutan telah dirumuskan dengan mengintegrasikan peran masyarakat adat, pemerintah, NGO, dan pihak swasta. Alternatif sumber pendanaan yang diusulkan mencakup APBN, APBD, CSR, serta dana internasional.
Pemaparan materi Focus Group Discussion (FGD) oleh Prof. Dr. Dian Wijayanto, S.Pi., M.M., M.S.E. mengenai Identifikasi dan analisis potensi ekologi sumberdaya alam wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Maluku Tenggara (10-11/12/2024).
Prof. Dr. Dian Wijayanto, S.Pi., M.M., M.S.E. dan Hendrik Anggi Setiawan, S.Pi., M.Si., dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNDIP berperan sebagai narasumber utama dalam kegiatan ini. Diskusi berlangsung interaktif dengan masukan konkret terkait tantangan dan peluang pengelolaan SDA di Maluku Tenggara. Hasil FGD menegaskan bahwa praktik Sasi Laut dapat diintegrasikan dalam skema PES, yang tidak hanya memperkuat pelestarian lingkungan tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat.
Melalui hasil ini, diharapkan terwujudnya tata kelola pesisir yang berkelanjutan dan berkeadilan, yang dapat menjadi model pengelolaan sumber daya di daerah lain. Rumusan FGD ini akan mendukung pengembangan pariwisata ekosistem dan pelestarian sumber daya kelautan di Kabupaten Maluku Tenggara.
0 COMMENTS