cfi-indonesia.id. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Dinas Perikanan Raja Ampat melaksanakan pelatihan perbaikan dan perawatan motor tempel untuk meningkatan kapasitas dan ketrampilan nelayan. Kegiatan tersebut difasilitasi melalui pendanaan hibah Global Enviroment Facility (GEF-6) Coastal Fisheries Initiative ( CFI) Indonesia.
Pelatihan yang berlangsung selama dua hari,Rabu (20/11/2024) sampai Kamis, (21/11/2024) tersebut berlangsung di Kampung Warsambin Distrik Teluk Mayalibit Raja Ampat.
Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama Dinas Perikanan Kabupaten Raja Ampat gelar kegiatan pelatihan perbaikan mesin tempel difasilitasi lewat hibah GEF-6 CFI Indonesia di Kampung Warsambin Distrik Teluk Mayalibit Raja Ampat (20-21/11/2024
GEF-6 CFI Indonesia merupakan Program Kerja sama antara KKP dengan WWF Agency. Program ini bertujuan untuk mendorong pengelolaan perikanan berbasis ekosistem dan mendukung perikanan nelayan skala kecil.
Distrik Teluk Mayalibit dipilih mengingat kecendrungan masyarakat, khususnya di kampung Warsambin yang menggunakan perahu dan motor tempel, baik itu transportasi kegiatan ekonomi seperti mengantar wisatawan ke Kali Biru maupun sebagai nelayan.
Project Secretary GEF-WWF, Nuranti Anarkhis, S.Pi.M.P melihat Pelatihan Peningkatan Kapasitas dan Ketrampilan Nelayan merupakan hal fundamental bagi masyarakat Raja Ampat Khususnya Distrik Teluk Mayalibit.
Pada hari Pertama, Rabu ( 20/11/2024), para peserta diberikan materi oleh narasumber dari PT. Hasjrat Abadi Sorong, Yaitu Ridho Pratama dan Yosag Rahawarin, tentunya disertai dengan sesi tanya jawab.
Pada hari Kedua, Kamis (21/11/2024), para peserta melakukan servis mandiri motor laut didampingi oleh narasumber PT. Hasjrat Abadi Sorong.
Pelatihan Peningkatan Kapasitas dan Ketrampilan Nelayan meliputi materi terkait pengoperasian motor laut, baik itu dari segi penggunaan, perawatan hingga perbaikan.
Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Raja Ampat, Asaruddin Lewataka, S.Kel mengaperisiasi kegiatan pelatihan tersebut, karena dapat meminimalisasi ongkos perbaikan mesin tempel.
‘’Para Nelayan dibekali ilmu pengoperasian motor tempel yang mana hal ini dapat sangat menimalisasikan pengeluaran jika terjadi kerusakan, para nelayan dapat melakukan perbaikan secara mandiri tanpa harus dibawa ke bengkel’’ Ujar Asaruddin.
Tentunya animo 30 peserta berasal dari Kampung Warsambin dan Kampung Lopintol sangat berkesan bagi Yosak A Rahawarin ( Narasumber).
‘’Saya merasa puas karena para peserta sangat antusias mengikuti pelatihan ini, dan bisa dikatan semua ilmu yang diberikan juga dipraktekkan selama pelatihan di serap dengan baik,’’ Kata Yosak.
0 COMMENTS