728 x 90

CFI INDONESIA : FASILITASI PELATIHAN COMMUNITY DEVELOPMENT BAGI PARA CHAMPION DENGAN PENDEKATAN SUSTAINABLE LIVELIHOOD  

 17 Peserta Representatif Champion Coastal Fisheries Initiative (CFI) Indonesia Ikuti Pelatihan secara Intensif di Malang

cfi-indonesia.id — Sebanyak 17 peserta yang terdiri dari 14 champions Coastal Fisheries Initiative (CFI) Indonesia dan 3 site manager (dari site WPPNRI 717, 715, dan 718) mengikuti kegiatan Pelatihan Community Development dengan Pendekatan Sustainable Livelihood yang diselenggarakan pada 22 April hingga 2 Mei 2025 di Pendopo Kembang Kopi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Pelatihan ini merupakan bagian dari proyek hibah GEF-6 CFI Indonesia, yang bertujuan untuk memperkuat kapasitas para pendamping masyarakat pesisir dalam merancang dan mengelola program pemberdayaan berbasis komunitas yang inklusif dan berkelanjutan.

Forum Pendopo Kembang Kopi merupakan wadah pembelajaran yang dirancang untuk meningkatkan wawasan dan keterampilan memfasilitasi kelompok masyarakat dalam melaksanakan pembangunan dengan pendekatan sustainable livelihood. Di sini, peserta belajar menerapkan metode analisis penghidupan berkelanjutan secara praktis dan kontekstual dalam proses pemberdayaan masyarakat.

Pelaksanaan kegiatan Pelatihan Community Development dengan Pendekatan Sustainable Livelihood  diikuti 17 Peserta, diselenggarakan pada 22 April hingga 2 Mei 2025 di Pendopo Kembang Kopi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Selama sebelas hari pelatihan, peserta tidak hanya mengikuti sesi kelas dan simulasi fasilitasi, tetapi juga menjalani pengalaman tinggal bersama warga melalui skema homestay di dua dusun: Dusun Ngemplak dan Dusun Gelagah Ombo. Setiap pagi peserta berjalan kaki menuju lokasi pelatihan, sembari berinteraksi langsung dan mengikuti kegiatan keseharian masyarakat, seperti bertani, memasak, hingga diskusi informal di rumah-rumah warga. Pendekatan ini memperkaya pembelajaran dan memperdalam pemahaman peserta terhadap realitas sosial dan ekonomi lokal.

Materi pelatihan disusun secara sistematis dan partisipatif, meliputi: Kerangka kerja community development dan pengorganisasian masyarakat; Konsep dan aplikasi sustainable livelihood appraisal; Metode penggalian data dengan prinsip partisipatif; Analisis masalah dan akar masalah; Kerangka berpikir logis dalam siklus proyek sebagai rencana strategi; Pemantauan, Penilaian, dan Pembelajaran (Monitoring, Evaluation, and Learning); Penyusunan Kerangka Acuan Kegiatan (KAK); dan berbagai praktik baik dan pengalaman lapangan dalam proses pembangunan komunitas.

Kegiatan ini juga menjadi ruang berbagi antar peserta dari berbagai wilayah, yang memperkuat jaringan pembelajaran dan kolaborasi dalam pengelolaan sumber daya pesisir.

Salah satu peserta, Novatheodora J. Essuruw, champion dari Kabupaten Kaimana, Papua Barat, menyampaikan kesannya. “Pelatihan ini membuka mindset baru tentang cara berpikir sederhana yang mudah dipahami dan dapat diterapkan di daerah masing-masing. Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada CFI Indonesia dan Kementerian Kelautan dan Perikanan, khususnya Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan (PSDI) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), yang telah memfasilitasi kegiatan ini” ungkapnya.

Senada dengan itu, fasilitator pelatihan Maria Mumpuni juga menyampaikan refleksinya terhadap proses belajar selama kegiatan. “Proses pelatihan ini menjadi ruang tumbuh bersama, di mana peserta tidak hanya mendapatkan pengetahuan baru, tetapi juga mengasah kepekaan dan kemampuan reflektif dalam bekerja dengan masyarakat. Kehadiran mereka di tengah warga, berjalan kaki setiap hari, merasakan kehidupan nyata — inilah bagian penting dari membangun empati dan keberpihakan dalam fasilitasi pembangunan” urai Maria.

Pelatihan Community Development dengan metode Structure Learning Approach (SLA) difasilitasi melalui pendanaan CFI Indonesia ikut didampingi Perwakilan WWF GEF Agency Anton Wijonarno.

Perwakilan WWF GEF Agency Anton Wijonarno yang ikut menjadi mentor pada kegiatan tersebut mengungkapkan bahwa pelatihan comunity development dengan metode Structure Learning Approach (SLA) atau yang dikenal penta helix modal pembangunan, memberikan paradigma pembangunan bagi para champion terpilih agar bersikap kritis konstruktif dalam pelaksanaan projek CFI. “Paradigma pembangunan yang dimaksud sebagai bagian dari komponen enabling conditon seperti enabling awareness, enabling skill, enabling skill, enabling incentives dan enabling policy, Peserta merasa mendapatkan ke 5 hal tersebut yang merupakan objective dari projek” tuturnya.

”Saya berharap sekembalinya mereka ke desa masing masing, ada legacy atau warisan projek CFI di WPP 715, WPP 717, WPP 718” ungkap Anton.

Menurut Project Manager Proyek CFI Indonesia Adipati Rahmat Gumelar, Inisiatif Champion didorong CFI Indonesia dengan maksud untuk menegaskan kompetensi para pemuda/pemudi terbaik, wakil dari kelompok binaan di 12 Kabupaten/Kota Indonesia Timur, dengan kemampuan membangun komunitas yang berwawasan perikanan yang berkelanjutan. “Melalui pelatihan ini dan selanjutnya, para Champion akan terus kami bina, karena mereka yang akan menjadi agen perubahan CFI untuk meluaskan misi-visi CFI, KKP dan GEF, bahkan hingga setelah proyek resmi selesai, melalui partisipasi pembangunan, produk mata pencaharian alternatif, dan praktik menangkap ikan yang baik dan terukur” ungkapnya.

Pelatihan ini memperkuat komitmen CFI Indonesia dan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, melalui Direktorat PSDI, dalam membangun kapasitas masyarakat lokal sebagai fondasi pembangunan pesisir yang adil dan berkelanjutan.

 

0 COMMENTS

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

0 Comments