728 x 90

CFI INDONESIA : FASILITASI KAJIAN STOK PERIKANAN DI WILAYAH PENGELOLAAN PERIKANAN (WPP) 715, 717 DAN 718

Riset kajian stok perikanan pelegis kecil, demersal kakap, kerapu dan kepiting bakau di WPPNRI 715. 717 dan 718 Tahun 2024 oleh KKP dan BRIN difasilitasi melalui hibah GEF 6 CFI Indonesia
Riset kajian stok perikanan pelegis kecil, demersal kakap, kerapu dan kepiting bakau di WPPNRI 715. 717 dan 718 Tahun 2024 oleh KKP dan BRIN difasilitasi melalui hibah GEF 6 CFI Indonesia

cfi-indonesia.id. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerjasama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan kajian stok perikanan di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 715 (Teluk Tomini, Laut Maluku, Laut Halmahera, Laut Seram, dan Teluk Berau), 717 (Teluk Cendrawasih, Samudera Pasifik) dan 718 (Laut Aru, Laut Arafura dan Laut Timor bagian Timur).  Kegiatan ini difasilitasi melalui pendanaan hibah GEF-6 CFI Indonesia.

Riset kajian stok perikanan sangat penting untuk menginvestigasi status stok dan merumuskan pengelolaan perikanan yang berkelanjutan. Riset kajian stok yang dilakukan memerlukan data secara time-series yang akan dikumpulkan oleh enumerator di masing-masing wilayah pengelolaan perikanan. Observasi pada trip pertama telah dilakukan pada bulan September 2024. 

KAJIAN STOK DI WPP 715

Riset kajian stok di WPP 715 dilakukan di wilayah Bitung Sulawesi Utara untuk perikanan pelagis kecil dan wilayah Pagimana Sulawesi Tengah untuk perikanan demersal dan karang. Basis di Bitung, alat tangkap utama yang dioperasikan adalah purse seine, produksi perikanan rata-rata tahunan (2019-2023) berdasarkan data dari Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bitung adalah 52.400 ton, 69% dari alat tangkap purse seine.

Indikator stok yang menjadi spesies kunci adalah layang biru (Decapterus macarellus), bentong (Selar crumenopthalmus), kembung (Rastrelliger kanagurta) dan sunglir (Elagatis bipinnulata). Beberapa proporsi hasil tangkapan armada mini purse seine (GT<30) adalah cakalang 47,1%, layang 26,7%, madidihang 12.6%, tongkol 10,4% dan bentong 1,3%. Sedangkan pada armada pukat cincin pelagis besar (GT>30) proporsi hasil tangkapan ikan pelagis kecil hanya berjumlah 8,2% (Layang 6,8%; sunglir 1,5%) dari total tangkapan yang sebagian besarnya adalah ikan pelagis besar.

Riset kajian stok  Perikanan di Pagimana  (WPPNRI 715) Tahun 2024 oleh KKP dan BRIN difasilitasi melalui hibah GEF 6 CFI Indonesia 

Pada riset perikanan demersal dan karang di WPP 715 yang berbasis di Pagimana, alat tangkap utama yang digunakan adalah pancing ulur, rawai dasar, panah, jaring insang dan jaring lingkar (purse seine). Kapasitas armada < 5 GT dan operasional penangkapan sebanyak 1-3 hari/trip. Produksi ikan di PPP Pagimana tahun 2014-2023 cenderung mengalami penurunan. Hasil tangkapan dominan terdiri dari demersal dan ikan karang yaitu ikan lolosi, kwee, kakap, ekor kuning, baronang dan kerapu.

Komposisi hasil tangkapan rawai dasar didominasi oleh ikan kwee (Carangidae), kurisi (Nemipteridae), kakap (Lutjanidae) dan kerapu (Serranidae); tangkapan panah dan jaring insang didominasi oleh baronang (Siganidae) dan lolosi atau pisang-pisang (Caesionidae) serta komposisi hasil tangkapan pancing ulur didominasi oleh ikan kambing (Grammatorcynus sp), ekor kuning (Caesionidae), lolosi (Caesionidae), kwee (Carangidae).

Jenis ikan target yang akan dikaji di lokasi ini adalah ikan ekor kuning, lolosi merah, lolosi biru, kwee mata merah, baronang tompel, baronang batik dan baronang kuning.

KAJIAN STOK DI WPP 717

Riset kajian stok di WPP 717 dilakukan di wilayah Nabire untuk perikanan demersal dan karang dan wilayah Jayapura untuk perikanan pelagis kecil. Perikanan ikan karang dan demersal di kabupaten Nabire dilakukan oleh nelayan skala kecil (< 5 GT) dengan lama trip berkisar antara 7 – 10 hari, lokasi penangkapan di sekitar perairan Napan Yaur dan Pulau Auri sedangkan kapal harian menangkap di perairan Pulau Mori. 

Alat tangkap utama jenis pancing ulur (hand line) dengan target utama penangkapan jenis ikan kakap laut dalam seperti ikan gemuruh (Pristipomoides multidens), lompa-lompa (Aphareus rutilans), merah (Etelis sp), langkiawa (Etelis radiosus), dan cenderawasih (Etelis coruscans).  Hasil tangkapan berkisar antara 200 – 250 kg/kapal/trip untuk kapal trip jauh sedangkan untuk trip harian 50 – 70 kg/kapal/trip. Jenis ikan target penelitian di lokasi iani adalah ikan gemuruh (Pristipomoides multidens) dan ikan lompa-lompa  (Aphareus rutilans).

Riset kajian stok  Perikanan di Jayapura (WPPNRI 717) Tahun 2024 oleh KKP dan BRIN difasilitasi melalui hibah GEF 6 CFI Indonesia 

Sedangkan di Jayapura didominasi oleh ikan pelagis trip harian terutama ikan pelagis kecil. Armada dugunakan kapal kayu berkapasitas dibawah 20 GT dengan alat tangkap yang biasa digunakan adalah bagan perahu, pancing (handline dan tonda), dan jaring (mini purse seine, trammel net dan gill net).

Data produksi di PPI Hamadi Jayapura menunjukkan adanya perkembangan produksi perikanan selama tahun 2024 dengan rata-rata 1783,19 per bulan, dengan Mei sebagai bulan produksi tertinggi dan indikasi adanya musim puncak penangkapan selama pertengahan tahun. Produksi perikanan pelagis kecil didominasi oleh ikan layang biru (Decapterus macarellus), ikan salem (Elagatis bipinnulata) dan ikan kembung banyar (Rastrelliger kanagurta). Jneis ikan target kajian di lokasi ini adalah jenis ikan layang biru (D. macarellus) dan ikan salem/sunglir (E. bipinnulata) yang pendataannya secara rutin akan dilakukan oleh enumrator terlatih mulai bulan September.

KAJIAN STOK DI WPP 718

Riset kajian stok ikan di WPP 718 pada periode survey trip pertama ini dilakukan di Merauke dan sekitarnya (Provinsi Papua Selatan) dan Dobo, Kepulauan Aru (Provinsi Maluku). Terget adalah perikanan demersal/karang dan kepiting bakau. Alat tangkapan utamanya jaring insang, baik itu jaring insang hanyut dengan target ikan-ikan bandang dan tenggiri polos mapun jaring insang dasar dengan target utama gelembung ikan khususnya ikan jenis Scianidae seperti kakap cina/angkui, gulamah maupun jenis ikan lain seperti kuro, manyung dan lainnya. Hasil tangkapan jaring insang dasar didominasi oleh jenis ikan kuro sedangkan perikanan gelembung renang didominasi oleh gelembung ikan kuro dan kakap cina.

Di Merauke ini juga terdapat komoditas kepiting bakau dengan volume yang kecil seperti di Kecamatan Semangga. Namun demikian, karena lokasi yang cukup jauh dari kota menjadi tantangan dalam pendataannya secara rutin. Sementara itu, pendataan spesies target ikan kakap-kerapu di Merauke tidak memungkinkan karena ikan-ikan kakap-kerapu yang tertangkap semuanya dibawa ke Pulau Jawa yang sebagian besar didaratkan di Probolinggo, sehingga perlu dijajaki peluang pendataan di Probolinggo khususnya untuk biologi perikanan kakap dan kerapu.

Riset kajian stok Perikanan di Kepulauan (WPPNRI 718) Tahun 2024 oleh KKP dan BRIN difasilitasi melalui hibah GEF 6 CFI Indonesia 

Perairan Kepulauan Aru merupakan fishing ground, fishing base sekaligus transhipment bagi kapal-kapal penangkap ikan dan cumi-cumi diatas 30 GT yang berasal dari Indramayu, Probolinggo, Jakarta dan Bali. Perikanan skala kecil dengan kapal < 10 GT memberikan kontribusi produksi hasil perikanan yang tinggi. Penangkapam ikan demersal dan karang menggunakan jaring insang sedangkan kepiting menggunakan gancu atau besi didominasi jenis Scylla serrata dan Scylla olivacea. Berdasarkan hasil kajian awal ini, maka spesies yang dijadikan indikator untuk diamati setiap bulan adalah jenis ikan kakap merah utama seperti kakap bongkok Lutjanus gibbus dan kakap sawo L. erythropterus serta kepiting bakau hijau Scylla serrata dan kepiting bakau oranye S. olivacea.

0 COMMENTS

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

0 Comments