Sebagai salah satu kearifan lokal masyarakat Maluku, sasi dapat dikategorikan sebagai upaya masyarakat untuk melindungi sumber daya alam melalui pelarangan kegiatan-kegiatan yang bisa menimbulkan kerugian dan dampak negatif terhadap sumber daya. Sasi telah dilakukan secara turun temurun dan pelaksanaanya diatur dan disepakati oleh seluruh komponen masyarakat. Salah satu desa adat yang pernah melaksanakan sasi untuk perlindungan sumber daya laut adalah desa Kiliwaru dan Kilitay di sekitar Pulau Seram Laut, Kabupaten Seram Bagian Timur. Namun demikian, sasi sudah lama tidak diberlakukan kembali oleh masyarakat desa setempat.
cfi-indonesia.id. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerjasama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan kajian dukungan kawasan OECM (Other Effective Conservation Measures) dalam bentuk sasi perikanan terhadap keberlanjutan sumber daya ikan di Perairan Pulau Seram Laut. Kegiatan ini difasilitasi melalui pendanaan hibah GEF-6 CFI Indonesia.
Kajian ini dilakukan di area selain Kawasan Konservasi Daerah Pulau Koon, Pulau Garogos, Pulau Nukus, Pulau Neiden dan Perairan sekitarnya Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT). Pemerintah Indonesia berupaya penerapan pengelolaan wilayah perairan melalui metode OECM. Metode tersebut dinilai relevan dengan kondisi wilayah perairan Indonesia yang memiliki spesifikasi berbeda dengan yang ada negara lain. Termasuk KKD Pulau Koon dan sekitanya yang memiliki luasan 9.900,87 Ha. Desa Kiliwaru dan Kilitay area selain kawasan konservasi dipilih sebagai lokasi kajian OECM mengukur keberlanjutan sumberdaya ikan diperairan tersebut.
Untuk mendukung upaya perlindungan sumber daya laut di sekitar perairan Desa Kiliwaru dan Kilitay, maka para peneliti BRIN dengan dukungan dari dana hibah GEF 6 CFI Indonesia melakukan kajian terhadap kondisi sumber daya ikan di sekitar perairan Seram Laut dan potensinya sebagai area pemijahan dan asuhan bagi biota laut. Kegiatan ini berlangsung selama 8 hari, sejak tanggal 24-31 Mei 2023. Area pemijahan dan asuhan ikan merupakan area yang diperlukan untuk melindungi dan mendukung keberhasilan fase larva dan juvenil melalui fase kritisnya. Fase larva dan juvenil merupakan fase kritis dalam siklus hidup ikan karena rentan terhadap pemangsaan. Ketersediaan habitat pemijahan dan asuhan yang terlindungi akan dapat mendukung keberhasilan fase larva dan juvenil untuk tumbuh menjadi ikan dewasa.
Komponen kajian yang dilakukan adalah kajian kondisi habitat, sebaran dan kelimpahan larva dan juvenil biota laut serta kajian kondisi sumber daya ikan. Kondisi ekosistem karang dan lamun diamati melalui pengamatan visual untuk menentukan kondisi kesehatan habitatnya. Kelimpahan dan distribusi larva diamati dengan sampling larva ikan di beberapa area potensial pemijahan dan asuhan, lalu dilanjutkan dengan pemodelan sebaran larva untuk melihat potensi pasokan larva dari habitat penting. Sementara itu kelimpahan juvenil dikaji dengan menggunakan eksperimen penangkapan di lokasi padang lamun sebagai salah satu habitat penting bagi juvenil ikan. Analisis sumber daya ikan dilakukan dengan pengumpulan data primer hasil tangkapan ikan dan eksperimen penangkapan untuk mengetahui potensi sumber daya ikan di area tersebut.
Adapun diskusi partisipatif nelayan juga dilakukan untuk menggali berbagai informasi terkait pelaksanaan sasi di desa Kiliwaru dan Kilitay serta pandangan masyarakat nelayan terhadap perubahan yang terjadi pada kondisi sumber daya ikan di daerah mereka. Beberapa sampel yang diperoleh akan ditindaklanjuti melalui analisis laboratorium di Laboratorium terpadu riset oseanografi BRIN (LATERIO). Pengumpulan data masih akan dilakukan kembali pada musim yang berbeda untuk mendapatkan keragaman kondisi sumber daya.
Pelaksanaan kajian ini juga melibatkan komponen masyarakat setempat khususnya dalam memberikan informasi terkait lokasi sasi dan lokasi potensial penangkapan dan habitat penting. Hasil kajian ini diharapkan dapat mendukung pengelolaan sumber daya ikan di Kabupaten Seram Bagian Timur, melalui implementasi model pengelolaan yang tepat dan mendukung pelaksanaan sasi laut kembali di desa Kiliwaru dan Kilitay.
0 COMMENTS