728 x 90

PENYEBARLUASAN SASI MENARBU DI KABUPATEN TELUK WONDAMA

Kawasan Sasi Kampung Menarbu Distrik Roon Kabupaten Teluk Wondama Papua Barat
Kawasan Sasi Kampung Menarbu Distrik Roon Kabupaten Teluk Wondama Papua Barat

Sasi merupakan usulan program Gereja yang disepakti bersama dalam sidang Jemaat. Menurut Sekretaris Jemaat GKI Van Balen Bapak Marthen Karubuy, program sasi sudah direncanakan sejak tahun 2020 namun belum terlaksana karena kurangnya dukungan dan pemahaman semua masyarakat sehingga diusulkan kembali dalam tahun pelayanan dan baru terlaksana ditahun ini. Pemuda gereja sebagai pelaksana utama dalam kegiatan ini sangat antusias untuk mempersiapkan rencana pertemuan sharing pembelajaran ini. "Kami sangat mendukung kegiatan ini, kita sebagai umat ciptaan Tuhan untuk menunjukkan kesetiaan kita kepada Tuhan adalah dengan menjaga alam ciptaanNya seperti ini" kata Marthen.

cfi-indonesia.id. Upaya dalam perlindungan pesisir dan laut yang diinisiasi masyarakat Menarbu saat ini sebagai salah satu pengelolaan perikanan berkelanjutan, terus didorong oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Kabupaten Teluk Wondama. Meskipun baru dikembangkan tahun 2000, Sasi Laut di Kampung Merabu Distirik Roon Kabupaten Teluk Wondama diterima masyarakat dan memiliki kelompok pengelolanya. Sasi laut Kampung Menarbu memiliki zona inti tutup permanen dari kegiatan penangkapan dan aktivitas lain. Bagi masyarakat Menarbu, kawasan inti tersebut menjadi tabungan untuk anak cucu mereka kedepannya.

Pengelolaan sasi laut atau kadup oleh masyarakat Menarbu mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Sebagai salah satu site project Global Enviromental Facility (GEF)-6 Coastal Fisheries Initiative-Indonesia Child Project (CFI-ICP) di Indonesia Timur, pengelolaan sasi Kampung Menarbu terus didorong oleh KKP.   Sasi dianggap sebagai salah satu instrument kearifan lokal mendukung pengelolaan perikanan berbasis ekosistem (EAFM).  Wajar saja jika Sasi Kampung Menarbu terus dipromosikan baik di dalam Negeri maupun keluar Negeri.  Harapanya agar sasi dapat disebarluaskan atau direflikasi ditempat lainnya.

Sasi Menarbu mulai diadopsi oleh beberapa kampung di Kabupaten Teluk Wondama. Berbagai pengalaman dalam pembelajaran terbaik pengelolaan sumberdaya berbasis adatnya ditiru kampung lain terutama pengelolaan dan perlindungan sumberdaya perikanan dan ekosistem laut. Distrik Windesi di Kabupaten Teluk Wondama, melalui Pemuda Gereja GKI Van Balen Windesi dan didukung oleh Pemuda Karang Taruna Distrik menginisiatif mengikuti jejak Kampung Menarbu melaksanakan sasi hasil laut di wilayah perairannya.  Distrik Windesi mengusulkan Pulau Motarai -Tanjung Warsumbin sebagai kawasan sasi. Usulan ditetapkan dalam program Sidang Jemaat tahun 2023. Kelompok pengelola sasi Distrik Windesi adalah perwakilan kampung yang telah ditetapkan dan ikut belajar sasi Kampung Menarbu.

Peserta pertemuan sharing pengetahuan dan pembelajaran sasi Menarbu di Distrik Windesi dalam rangka penerapan sasi di Pulau Motarai -Tanjung Warsumbin  Kabupaten Teluk Wondama

Kegiatan sharing pengetahuan dan pembelajaran sasi Menarbu yang dilaksanakan di halaman Gereja Van balen Windesi ini berlangsung selama dua hari sejak tanggal 8-9 juni 2023 dan dibuka  oleh Pelaksana Tugas Kampung Anadiwari dan sekaligus  ketua kelompok pengelola sasi Windesi. Turut hadir dalam kegiatan ini Kapolsek Distrik Windesi Bapak IPDA Yowel Wambrau, Babinsa Distrik Windesi Serda Natalius, Staf Distrik Windesi,  perwakilan Tua adat, perwakilan  Pengurus harian Majelis Jemaat (PHMJ) Van Balen Windesi, kelompok pemuda karang Taruna Distrik Windesi, Penyuluh Perikanan Distrik Windesi, pemuda Gereja, masyarakat kampung Windesi, Wamesa Tengan dan kampung Anadiwar serta perwakilan  Pemuda Karang Taruna Tingkat Kabupaten Teluk Wondama.

Ketua Pelaksana sasi Saul Pararawai SE, sekaligus Penjabat Kepala Kampung Anadiwari Distrik Windesi menyambut dan memberikan arahan pertemuan sharing pengetahuan dan pembelajaran sasi Menarbu di Windesi. “Kami mengundang kelompok sasi Menarbu untuk membagikan kisah sukses sasi mereka di Distrik Windesi  kepada  masyarakat di kampung Windesi, Wamesa Tengah dan Anadiwari yang akan melaksanakan sasi ini” tutur Saul. Lebih lanjut  Saul menjelaskan bahwa masyarakat sangat antusias dan setuju merespon baik rencana sasi di Distrik Windesi yang akan dilaksanakan selama empat tahun.

“Sebelumnya kami sudah melakukan pertemuan dengan Tokoh Agama, pihak Pemerintah Distrik, Kampung  dan pihak keamanan  untuk  melakukan  sasi  tersebut dan mereka setuju dengan wilayah yang kami usulkan dan waktu pelaksanaan sasi selama empat tahun” tegas Saul.  

Pada kesempatan yang sama Saul mengharapkan para peserta belajar dan mengadopsi pengalaman terbaik sasi menarbu. Dia mengakui masyarakatnya masih awam dan perlu belajar sehingga dapat mengimplementasikannya sesuai  tahapan  yang benar.  Kemudian akan terus menjalin komunikasi dengan tim pengelola sasi Menarbu untuk mendampingi mereka dalam pelaksanaan nanti.

“Agar masyarakat memahami  dan merasakan manfaat dari tujuan sasi dengan baik pula. Selepas pertemuan ini kami akan mengesahkan kelompok  Pengelola sasi  yang telah dibentuk  dan menyiapkan tahapan sasi selanjutnya yaitu menyusun aturan sasi secara bersama, mensosialisasikan sasi ke semua pihak termasuk kampung tetangga dan menyepakati tanggal prosesi tutup sasi nanti” tutur Saul.

Turut hadir Kapolsek Windesi IPDA Yowel Wambrau dalam sharing pengetahuan dan pembelajaran sasi Menarbu di Distrik Windesi 

Kapolsek Windesi IPDA Yowel Wambrau ikut memberikan arahan dan sangat mengapresiasi niatan baik Masyarkat Distrik Windesi. “Pihak keamanan Polsek Windesi siap mendukung kegiatan pemuda yang sangat baik ini, dan kedepan jika ada pelaksanaan patrol di wilayah sasi, atau penanganan kegiatan  mengenai penegakkan hukum dan aturannya pihak kami siap dilibatkan” Tegas Yowel.

Kelompok Pengelola Sasi Menarbu dibawa pimpinan Yohanes Ayamiseba sharing pembelajaran menganai tantangan dan kisah sukses yang dialami oleh kelompok mereka, juga menjelaskan tahapan pelaksanaan sasi dan kegiatan kelompok pengelola sasi. “Salah satu program kegiatan dari pengelola sasi adalah monitoring kondisi sumberdaya perikanan dan ekosistem laut di lokasi sasi, kegiatan ini sangat penting dalam mendukung ketersedian data sasi Menarbu dan sekaligus melakukan pengawasan aktifitas masyarakat di kaswasan sasi” Ujar Yohanes.

Pada kesempatan yang sama Kepala Kampung Menarbu Frengki Apomfires turut menyampaikan dukungan pemerintah Kampung dalam pendanaan kampung mendukung  pelaksanaan sasi melalui Badan Usaha milik Kampung (BUMKA). “Peran BUMKA di Menarbu ikut berkontribusi dalam pemasaran ikan hasil sasi serta unit usaha lainnya” ujar Frengki.

Kegiatan hari ke dua, peserta bersama kelompok pengelola sasi berbagi  pembelajaran mengenai metode survey dan peralatan yang akan digunakan dalam survey, menyiapakan bahan informasi untuk papan informasi serta menonton kisah sasi di Menarbu melalui video sasi Menarbu yang dibuat melalui dukungan KKP GEF-6 CFI Indonesia.

Kegiatan sharing pembelajaran sasi yang difasilitasi lewat pendanaan GEF-6 CFI Indonesia ini mendapat apresiasi dari masyarakat Windesi. Menurut Yarub Karubuy, sekretaris kelompok pengelola sasi yang juga menjabat sebagai ketua karang taruna tingkat Distrik Windesi bahwa, pemuda mereka melakukan swadaya dan sumbangan sukarela untuk menunjang terlaksananya kegiatan pembelajaran ini. “Pemuda kami ingin suatu saat nanti kegiatan sasi ini banyak berdampak positif dimasa yang akan datang. Bukan hanya biota laut yang dilindungi namun menjadi peluang  pengembangan pariwisata, karena kami juga memiliki potensi wisata yang mulai dikelola saat ini oleh Dinas terkait” ujar Yarub.

“Kami sangat  senang dan cukup mengerti setiap penjelasan dan tahapan pelaksananan sasi  yang telah dijelaskan oleh tim pengelola sasi dari Kampung Menarbu, sederhana namun secara tidak sadar telah mengubah pemahaman saya tentang konsep sasi. Tidak melarang masyarakat untuk mencari namun bagaimana kita mengatur cara pemanfaatkannya secara bijak.  Mereka (kelompok pengelola sasi menarbu) adalah orang tua yang punya semangat tinggi untuk menjaga sumberdaya alam mereka, bagaimana dengan kami yang merupakan pemuda harapan bangsa dan tulang punggung Gereja di saat ini. Kami juga harus menebarkan semangat kami agar masyarakat bisa semangat dan bersama sama menjaga keutuhan alam ciptaan Tuhan yang dititipkan bagi kami’ ungkap Yarub.

 

 

0 COMMENTS

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

0 Comments