728 x 90

GEF 6 : TEROBOSAN KKP DORONG MASYARAKAT TELUK WONDAMA BUAT ECOPRINT

Wakil Bupati Teluk Wondama Drs. Andarias Kaikatui Igret yang membuka dan menutup kegiatan pelatihan ecoprint pendampingan kelompok Perempuan pesisir di Aisandami fasilitasi dana hibah GEF-6 CFI Indonesia sangat mengapresiasi kegiatan tersebut. Ia ikut membeli hasil praktek produksi kelompok perempuan ecoprint. Juga berjanji akan mempromosikan batik ecoprint tersebut menjadi salah satu produk ole-ole khas Teluk Wondama.

Ecoprint merupakan salah satu teknik mencetak pada kain dengan menggunakan pewarna alami dan membuat motif dari daun secara manual yaitu dengan cara ditempel sampai timbul motif pada kain. 

cfi-indonesia.id. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Dinas Perikanan Kabupaten Teluk Wondama menggelar Pelatihan Pembuatan Ecoprint Pendampingan Kelompok Perempuan Pesisir di Kabupaten Teluk Wondama, Kegiatan ini difasilitasi melalui pendanaan hibah GEF-6 CFI Indonesia.

Pembuatan ecoprint cocok untuk Kabupaten Wondoma Papua Barat yang memiliki keanakaragam tanaman dan tumbuhan berlimpah. Teluk Wondama juga memiliki hutan mangrove yang cukup luas yang tersebar di sepanjang pesisir pantai dan muara sungai. Teridentifikasi potensi hutan mangrove kurang lebih 18 jenis mangrove sejati (Dharmawan dan Widyastuti, 2017). Sedangkan Kawasan areal pesisir distrik Teluk Duairi, Kampung Aisandami memiliki ekosistem mangrove yang dimanfaatkan juga sebagai potensi ekowisata yang menunjang eko wisata. Keberadaan hutam mangrove memudahkan mendapatkan kulit batang dan buahnya yang kaya akan tanin sebagai pewarna alami.  

Pemanfaatan mangrove yang bernilai ekonomi tersebut memberikan kontribusi terhadap ekonomi masyarakat setempat. Mangrove dimanfaatkan sebagai  pewarna alami disamping memberikan nuansa warna alami dan motif yang indah, juga dapat mengurangi pencemaran lingkungan yang menjadikan masalah besar bagi lingkungan sekitarnya. Pemanfaatan mangrove sebagai pewarna alami juga berperan dalam mengelola ekosistem mangrove tanpa harus merusak. Bagian mangrove yang dimanfaatkan sebagai pewarna adalah limbah atau bagian tanaman yang sudah tidak terpakai. Selain bersifat ekonomi hijau, pemanfaatannya mendorong upaya mayarakat berpartispasi ikut melestarikan mangrove. Sehingga secara langsung mereka ikut berkontribusi mempertahankan fungsi mangrove dan mendukung pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia terutama di Kabupaten Teluk Wondama Provinsi Papua Barat.

Kegiatan pelatihan ecoprint dikuti oleh 23 peserta dari Kampung Aisandami dan Kampung Menarbu Kabupaten Teluk Wondama sebagai lokasi percotohan GEF-6 CFI Indonesia. Instruktur dari Zie Batik Semarang Marheno Jayanto dan Sasi Syifaurohmi dihadirkan di Kampung Aisamdami tempat pelaksanaan pelatihan ecoprint,.

Wakil Bupati Teluk Wondama Drs. Andarias Kaikatui Igret di dampingi Kepala Dinas Perikanan Tonce Sumuai, S.Sos membuka kegiatan pelatihan ecoprint pendampingan kelompok Perempuan pesisir di Aisandami Teluk Wondama (3/7/2023).

 

Ikut hadir pula dalam kegiatan tersebut, Wakil Bupati Teluk Wondama Drs. Andarias Kaikatui Igret, Kepala Dinas Perikanan Teluk Wondama Tonce Sumuai, S.Sos, Kepala Distrik Teluk Wondama Peter Tandu dan perwaikilan GEF 6 CFI Indonesia Dr. Adipati Rahmat Gumelar (Project Manager PMU-GEF6) dan Faridatun Amalia Hasanah (Safeguard & Gender Specialist PMU-GEF6,

Pelatihan ecoprint dibuka dengan sambutan oleh Wakil Bupati dan arahan dari Kadis Perikanan dan Manager GEF-6 CFI Indonesia yang ditandai dengan pemukulan tipa sebanyak lima kali oleh Wakil Bupati dan penyerahan seminar kit kepada perwakilan peserta.

Wakil Bupati Teluk Wondama Andarias, dalam sambutannya menyampaikan kesesuaian kegiatan ecoprint di Aisandami Teluk Wondama yang menggunakan bahan alam dalam produk batik atau bahan kain ecoprint.  ”Kegiatan ini sangat cocok dengan potensi alam di Papua khususnya di Wondama. Potensi mangrove di Aisandami cukup baik, dimana terdapat 18 jenis mangrove sejati yang terdapat di Aisandami” tutur Andarias. Ia juga mengatakan bahwa pengembangan budaya batik ecoprint ini harus dilestarikan dan mendorong peran partispasi UMKM daerah.

Andarias berharap agar kegiatan ini dikuti dengan serius oleh para peserta agar memiliki pengetahuan dan  ketrampilan, dapat dipraktekan, berkelanjutan sehingga menjadi potensi ekonomi baru di Wondama.

Peserta kegiatan pelatihan ecoprint pendampingan kelompok Perempuan pesisir di Aisandami Teluk Wondama (3-8/7/2023).

Senada dengan Wakil Bupati, Tonce Sumuai Kadis Perikanan Teluk Wondama menyampaikan kegiatan pelatihan batik ini sangat penting sekali bagi masyarkat Aisandami yang terkenal dengan ekowisatanya. ”Teluk Wondama termasuk Aisandami memiliki potensi sumberdaya alam dan nilai kearifan lokal yang banyak, jika dikelola dengan baik mampu meningkatkan ekonomi masyarakatnya” ujar Tonce.

Manager GEF6 – Adipati, menyampaikan harapannya kedepan bagi ibu-ibu yang ada di Teluk Wondama ikut mendorong pengelolaan ekosistem laut dan pesisir dengan baik termasuk mengelola kawasan mangrovenya agar memilki nlai tambah namun tetap lestari. “Dengan adanya kegiatan seperti ini harapannya bisa menciptakan inovasi dan kreasi dari ibu-ibu disini. Selain bisa menciptakan pendapatan sendiri, juga bisa berkontribusi dalam menciptakan identitas khas produk lokal dari Wondama” kata Adipati.

Marheno Jayanto dan Sasi Intruktur memperkanal pemaham tentang ecoprint, bahan yang digunakan dan teknis produksinya. Menurut Sasi,  ecoprint merupakan semi pengelolaan kain dengan memindahkan corak dan warna dari sumber kekayaan alam seperti daun, bunga, ranting, batang dan pewarna alami lainnya ke permukaan media (kain, kertas maupun kulit). Kain yang digunakan dalam pembuatan ecoprint ini harus kain dari bahan alami (katun, sutera, wol, linen, rayon, dobby, dll). Selanjutnya terdapat 2 (dua) teknik ecoprint yang dilakukan yaitu Teknik Pounding (dengan cara dipukul) dan Teknik Steam (dengan cara dikukus).

Hasil cetakan ecoprint dari bahan sutra menggunakan pewarna alami dari bagian tanaman mangrove yang sudah tidak terpakai dimanfaatkan dalam praktek pelatihan ecoprint pendampingan kelompok Perempuan pesisir di Aisandami Teluk Wondama (3-8/7/2023).

Kegiatan yang dilaksanakan selama enam hari (3 – 8 Juli 2023) di Kampung Aisandami, Teluk Wondama, Papua Barat tersebut berhasil mencetak batik ecoprint dengan berbagai ragam corak dan warna. Jenis bahan kain yang digunakan adalah bahan sutra yang merupakan bahan alami.  Bahan perwarna yng digunakan adalah dari bagian tanaman mangrove yang sudah tidak terpakai seperti kulit, daun dan buah..

Kegiatan ini ditutup juga oleh Wakil Bupati Teluk Wondama. Dalam arahannya Andarias menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan serta GEF 6 CFI Indonesia yang memfasilitasi terselenggaranya salahsatu kegiatan pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Teluk Wondama. Ia mengakui kegiatan ini sangat bermanfaat setelah menyaksikan hasil kerajinan tangan ecoprint peserta pelatihan dan akan mendorong upaya pengembangannya termasuk memfasilitasi promosi dan pemasarannya. ” Saya berjanji akan membantu mempromosikan produk-produk yang dibuat sampai menjadi produk yang memiliki nilai jual dan menjadi ciri khas bagi Kabupaten Teluk Wondama” tuturnya. Selanjutnya Wakil Bupati menambahkan Pemerintah daerah Teluk Wondama akan mengikutsertakan ibu-ibu kelompok pengola ecoprint dalam festival Pulau Roon yang rencana akan dilaksanakan pada Bulan September mendatang dengan menampilkan dan memasarkan kain hasil ecoprint.

 

0 COMMENTS

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

0 Comments