Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) wakili Indonesia menghadiri Coastal Fisheries Initiative (CFI) Annual Global Partnership Consultation (GPC) pada tanggal 20 – 24 Februari 2023 di Dakar, Senegal. Coastal Fisheries Initiative Annual Global Partnership Consultation merupakan pertemuan 6 Negara sebagai peserta CFI Global pelaksana proyek Global Environment Facilities (GEF), yaitu Amerika Latin (Peru dan Equador), Afrika Barat ( Senegal, Pantai gading “Côte d'Ivoire” dan Tanjung Verde “Cabo Verde”) dan Indonesia. Pertemuan internasional ini dimaksudkan untuk melaksanakan pertukaran informasi, pembelajaran best practices pengelolaan perikanan pantai yang meliputi kepada co-management and gender, pengelolaan berbasis ekosistem, pemberdayaan wanita nelayan, pelatihan alternatif mata pencaharian, dan pendanaan nelayan.
Ikut hadir dalam pertemuan Coastal Fisheries Initiative (CFI) Annual Global Partnership Consultation (GPC), gambar terlihat dari kanan ke kiri Staf Ahli Menteri Bidang Pengawasan SDKP Edi Juardi, Direktur Jenderal Perikanan Tangkap M. Zaini Hanafi, Direktur Pengelolaan Sumber Daya Ikan DJPT Ridwan Mulyana, dan Manager CFI Indonesia - WWF US GEF agency Heike Lingertart.
Kegiatan ini dihadiri 6 Negara CFI, dan juga perwakilan dari Kementerian Perikanan Senegal, Global Environment Facilities, Conservation International, FAO, UNDP, UNEP, Bank Dunia, dan WWF. Delegasi Republik Indonesia terdiri dari Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, Staf Ahli Menteri Bidang Pengawasan SDKP, Direktur Pengelolaan Sumber Daya Ikan DJPT, Fungsional Ahli Muda Pengelola Produksi Perikanan Tangkap (P3T), Ketua Kelompok Nelayan Perempuan Watkidat, Staf Direktorat Pengelolaan Sumberdaya Ikan, dan Spesialis Safeguard and Gender CFI Indonesia.
Peserta kegiatan pertemuan Coastal Fisheries Initiative (CFI) Annual Global Partnership Consultation (Dakar Senegal, 20 – 24 Februari 2023)
Pada pertemuan tersebut Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP Muhammad Zaini Hanafi menyampaikan paparan perkembangan implementasi GEF-6 dan kebijakan KKP dalam mendukung program CFI tersebut. Muhammad Zaini menyampaikan dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki pengelolaan sektor perikanan serta meningkatkan produksinya. “Ini termasuk penerapan peraturan untuk mengendalikan upaya penangkapan ikan, promosi praktik penangkapan ikan yang berkelanjutan, dan pengembangan budidaya perikanan” ujar Zaini. Lebih lanjut Zaini menyampaikan upaya tersebut mulai membuahkan hasil, dengan peningkatan jumlah praktik penangkapan ikan yang berkelanjutan, perluasan budidaya, dan pengenalan kebijakan penangkapan ikan yang lebih bertanggung jawab.
Pembelajaran dari Tumbes di Peru, menyediakan platform penting bagi Indonesia untuk terlibat dengan negara lain dan pemangku kepentingan lain, dalam mendukung perikanan terukur, mewujudkan perikanan pesisir yang berkelanjutan, dan membangun kampung nelayan maju di WPP 715, 717, dan 718. “Melalui pertukaran pengetahuan dan praktik yang terbaik ini, Indonesia dapat terus membangun kapasitasnya dan mengambil tindakan untuk memastikan bahwa perikanan pesisir memberikan manfaat jangka panjang bagi lingkungan, sosial masyarakat, dan ekonomi” Tegas Zaini. Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP menambahkan bahwa kerjasama dengan komunitas global, KKP dapat memastikan bahwa perikanan pesisir Indonesia yang kaya akan dapat dikelola secara berkelanjutan dan bertanggung jawab, untuk menjadi model yang dapat diikuti oleh negara lain.
Pada kesempatan terpisah Zaini mensosialisasikan program utama KKP. Kementerian Kelautan dan Perikanan meluncurkan lima program prioritas diantaranya memperluas wilayah konservasi dengan target 30 persen, penangkapan ikan secara terukur, budidaya ikan yang ramah lingkungan. Kemudian penataan ruang laut untuk perlindungan ekosistem pesisir dan laut, serta Bulan Cinta Laut (untuk mengurangi populasi sampah plastik di laut).
0 COMMENTS