Pengelolaan perikanan dengan pendekatan ekosistem atau EAFM merupakan suatu pendekatan yang berusaha untuk menyeimbangkan tujuan sosial yang beragam, dengan memperhatikan pengetahuan dan ketidakpastian yang terdapat pada sumberdaya biotik, abiotik dan manusia sebagai komponen ekosistem dan interaksi mereka dan menerapkan pendekatan yang terintegrasi untuk perikanan di dalam batas-batas ekologis yang berarti (FAO, 2003).
cfi-indonesia.id. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kembali melaksanakan pelatihan pengelolaan perikanan berbasis ekosistem (Ecosystem Approach to Fisheries Management (EAFM)) jenjang pelaksana bagi Aparat Sipil Negara (ASN) di Kawasan Indonesia Timur khususnya di Provinsi Maluku dan Papua Barat (WPPNRI 717, 717 dan 718). Pelatihan berjenjang oleh Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (PUSLATLUHKP) tersebut dilaksanakan di Manokwari selama empat hari (24-27 Juli 2023) dan diikuti oleh 20 peserta. Kegiatan tersebut difasilitasi melalui pendanaan hibah GEF-6 CFI Indonesia.
Indonesia dipercayakan oleh CFI Global mendorong implementasi EAFM dalam pengelolaan kekayaan sumberdaya hayati perikanannya agar berkelanjutan. Pengelolaan perikanan di Indonesia dengan kompleksitas masalah dan bersifat lintas sektoral, membutuhkan kemampuan sumberdaya manusia dengan kompetensi multi dimensi dalam bidang perikanan agar bisa melakukan pengelolaan dengan mempertimbangkan semua aspek ekosistem. Sehingga penguatan kapasitas ASN pengelola Perikanan Indonesia memahami EAFM menjadi sangat penting.
Kegiatan pelatihan pengelolaan perikanan berbasis ekosistem (Ecosystem Approach to Fisheries Management (EAFM)) jenjang pelaksana bagi Aparat Sipil Negara (ASN) di Kawasan Indonesia Timur khususnya di Provinsi Maluku dan Papua Barat (WPPNRI 717, 717 dan 718) (Manokwari, 24-27 Juli 2023)
Pelatihan Pengelolaan Perikanan berbasis EAFM untuk jenjang Pelaksana ini dibuka secara Daring oleh Kepala PUSLATLUHKP Dr. Lilly Aprilia Pregiwati S.Pi, M.Si, dihadiri oleh Direktur Pengelolaan SDI – DJPT yang diwakili oleh Koordinator kelompok Bidang PSDI dan kelembagaan SDI WPPNRI Ferry Sutyawan dan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Prov Papua Barat yang diwakili oleh Kepala Bidang Budidaya Perikanan Enos S. Manoi S.Pi yang hadir secara Luring di lokasi kegiatan,
Kepala PUSLATLUHKP Lilly Aprilia Pregiwati menyampaikan arahannya, salah satu pendekatan yang saat ini dipandang penting dan relevan dalam pengelolaan perikanan adalah pendekatan ekosistem di mana tujuan perikanan dicapai dengan melihat perikanan sebagai sebuah kesatuan sosial ekologis, di mana ekosistem perairan dengan segenap komponennya menjadi perhatian utama, tanpa mengurangi perhatian terhadap pencapaian tujuan sosial ekonomi.
Secara alamiah, pengelolaan sistem perikanan tidak dapat dilepaskan dari tiga dimensi yang tidak terpisahkan satu sama lain. Ada dimensi sumberdaya perikanan dan ekosistemnya; dimensi pemanfaatan sumberdaya perikanan untuk kepentingan sosial ekonomi masyarakat. Kemudian dimensi kebijakan perikanan itu sendiri.
Pada tahun 2021 telah disusun perangkat pelatihan dalam bentuk kurikulum dan modul pelatihan Pengelolaan Perikanan berbasis EAFM untuk tiga level/jenjang bagi para pengelola EAFM sebagi perangkat pelatihan yang terstandar dengan melibatkan banyak pihak. Hal ini perlu segera ditindak lanjuti dengan pelaksanaan pelatihannya, agar penyiapan SDM pengelola perikanan yang kompeten segera dapat terpenuhi, dan mengimplementasikan hasil pelatihan kedalam tugas-tugasnya sebagai ujung tombak pengelolaan perikanan berbasis EAFM.
Dalam konteks ini, pengelolaan perikanan tidak dapat dilepaskan dari dinamika ekosistem yang menjadi media hidup bagi sumberdaya ikan itu sendiri. Ferry Sutyawan menyampaikan Implementasi EAFM memerlukan perangkat indikator yang dapat digunakan sebagai alat monitoring dan evaluasi mengenai sejauh mana pengelolaan perikanan sudah menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan berbasis ekosistem.
Dalam konteks manajemen perikanan sebuah indikator dikatakan sebagai sebuah indikator yang baik apabila memenuhi beberapa unsur seperti menggambarkan daya dukung ekosistem; relevan terhadap tujuan dari ko-manajemen; mampu dimengerti oleh seluruh stakeholders; dapat digunakan dalamkerangka monitoring dan evaluasi; long-term view; serta menggambarkan keterkaitan dalam sistem ko-manajemen perikanan.
Metode Pebelajaran yang digunakan selama pelatihan adalah ceramah, diskusi, role play, learning tournament, simulai. Pelatihan diawali dengan materi BLC (Building Learning Comitmen) untuk membangun kerjasama Tim antar Peserta Pelatihan yang disampaikan oleh Anastasia Dian Rosalina (BDA Sukamandi) dengan menggunakan metode interaktif. Intruktur lainnya Aris Budiarto (Dit PSDI -DJPT), Fajar Nugroho (BDA Sukamandi), Polly Christian (BPPP Ambon), Setiono (Dit KKHL – PRL), Kamaludin (Pusriskan).
0 COMMENTS