728 x 90

GEF-6 CFI INDONESIA MENDUKUNG PELAKSANAAN COACHING CLINIC PENYUSUNAN NERACA SUMBER DAYA KELAUTAN TELUK CENDRAWASIH

GEF-6 CFI INDONESIA MENDUKUNG PELAKSANAAN COACHING CLINIC PENYUSUNAN NERACA SUMBER DAYA KELAUTAN TELUK CENDRAWASIH

Manokwari (05/2022). Neraca Sumber Daya Alam (SDA) dikembangkan sebagai kerangka untuk dapat mengukur aset, nilai, dan perubahan modal alam (natural capital), termasuk di dalamnya sumber daya kelautan. Dalam konteks sumber daya kelautan, penyusunan Neraca SDK berpeluang untuk mendorong pembuatan kebijakan yang lebih baik, dengan memfasilitasi pemantauan tren ekosistem kelautan dan pesisir dari waktu ke waktu, mendukung evaluasi dan perencanaan kebijakan ekonomi dan ruang yang sensitif terhadap kondisi kelautan dan pesisir, serta dapat menjadi tolak ukur kompensasi alih guna perairan pesisir dan laut.

Pengembangan Neraca SDK telah menjadi salah satu aksi prioritas dalam komitmen Indonesia untuk melakukan transformasi ekonomi laut nasional yang berkelanjutan. Dalam penyusunan Perencanaan ruang laut, penyusunan neraca sumberdaya kelautan diamanatkan dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 28 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang Laut. Dimana Neraca Sumberdaya Kelautan merupakan salah satu data tematik dalam penyusunan Dokumen Perencanaan Ruang Laut.

Dalam konteks EAFM yang diusung oleh Proyek GEF-6 CFI Indonesia, penyusunan Neraca SDK sebagai bagian dari pengelolaan ruang laut merupakan upaya Pemerintah Indonesia dalam mengimplementasikan perangkat pendukung EAFM di Indonesia. Penyusunan Neraca SDK juga memberikan informasi penting untuk menjawab pertanyaan terkait kondisi perikanan, terutama perikanan skala kecil, yakni :

  • Apa yang terjadi pada stok ikan? Kurangnya informasi tentang penangkapan, spesies dan musim mengurangi potensi untuk mengembangkan rencana kelautan yang efektif untuk pengelolaan stok yang berkelanjutan.
  • Bagaimana pengaruh kegiatan lain terhadap kegiatan perikanan? Perikanan skala kecil memainkan peran kunci dalam masyarakat pesisir, memastikan asupan protein dan nutrisi bagi jutaan pria dan wanita miskin. Semakin lama, masyarakat pesisir berada dalam konflik langsung (dan seringkali di pihak yang kalah) untuk mendapatkan ruang dan habitat yang bersih untuk menangkap ikan dengan sektor lain yang lebih terlihat secara ekonomi seperti pariwisata, rekreasi memancing, dan pembangunan perkotaan.
  • Bagaimana kita bisa beradaptasi dengan perubahan? Kapasitas yang terbatas untuk memprediksi, memahami, dan bersiap menghadapi perubahan yang mengancam dampak parah pada stok ikan. Perubahan lain dapat dikaitkan dengan guncangan pasar (harga, risiko) dan kebijakan pemerintah (aturan, pajak, dan subsidi).

Data-data tersebut kemudian bisa digunakan sebagai input dalam penilaian kinerja perikanan yang lebih detil dengan indikator EAFM.

Dengan cakupan wilayah perencanaan yang cukup luas diperlukan bantuan tenaga enumerator lokal yang sudah paham terkait dengan karakteristik lokasi dan ketersediaan data di lokasi. Dalam pelaksanaannya, KKP akan memanfaatkan Tenaga Penyuluh Perikanan dan Kelautan di lokas-lokasii sampling untuk membantu pelaksanaan pengumpulan data (sebagai enumerator).

Sebelum dilakukan pengumpulan data oleh tenaga enumerator, dilakukan coaching clinic terkait dengan metode pengambilan serta jenis-jenis data dan informasi yang akan dikumpulkan. Dengan coaching clinic diharapkan dapat meminimalisasi kesalahan prosedur dan menghasilkan data dan informasi secara maksimal.

Dengan informasi dari tenaga enumerator yang berasal dari lokasi sampling kemudian akan disusun detail survei untuk mengunjungi lokasi-lokasi sampling agar dengan cakupan wilayah survei yang luas dapat secara efisien dilakukan survei lapangan. Penyusunan detail survei akan dilaksanakan setelah coaching clinic dilakukan.

Coaching clinic dalam rangka penyusunan Neraca SDK dilaksanakan pada tanggal 19-22 Mei 2022 di Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan dan Direktorat Pengelolaan Ruang Laut melalui pendanaan dari Proyek GEF-6 CFI Indonesia.

Kegiatan ini dibuka oleh Koordinator Tata Ruang Nasional yang diwakili oleh Staf Direktorat Pengelolaan Ruang Laut, Tendy Kuhaja, S.Pi.,M.T., sekaligus menyampaikan pengantar pertemuan coaching clinic. Dalam sambutannya, Tendy menyampaikan bahwa "Hubungan antara Marine spatial planning (MSP) yang didukung dengan penyusunan OA (Ocean Accounting), dimana Neraca SDK menjadi input yang sangat penting dalam perencanaan ruang laut, terutama untuk menentukan delineasi pemanfaatan zona/ruang, perumusan kebijakan, dan pelaksanaan hasil tata ruang laut".

Narasumber yang terlibat dalam kegiatan coaching clinic ini sebanyak tiga (3) orang, yakni Pakar Ekonomi Sumber Daya Kelautan Tropika, Pakar Sumber Daya Pesisir dan Laut, dan Pakar Sosial Ekonomi Masyarakat. Kegiatan ini juga didukung oleh Akademisi Lokal dari Universitas Papua. Adapun materi utama yang disampaikan dalam coaching clinic ini yaitu pembekalan neraca sumber daya alam kelautan bagi enumerator, tinjauan awal kewilayahan dan sumber daya alam kelautan Teluk Cendrawasih, instrumen survei lapangan bagi enumerator, serta praktek/simulasi langsung survei lapangan dengan sampel objek amatan dan lokasi yang dilaksanakan di sekitar Kabupaten Manokwari.

Selain terinformasikannya teknis pengumpulan data yang dibutuhkan kepada enumerator, dalam kegiatan ini juga telah disusun rencana pelakaksanaan survei lapangan dalam rangka pengumpulan data untuk penyusunan Neraca SDK di Teluk Cendrawasih, termasuk finalisasi instrumen-instrumen pengumpulan data seperti form pendataan, kuisioner, titik sampling, serta jumlah responden yang akan diwawancarai.

0 COMMENTS

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked with *

0 Comments